Bastian menelan pelan makanannya. Sudah menunggu sejam, akhirnya dia bisa menyantap sarapannya.
Ringisan Bastian silih berganti terdengar saat menyantap atau mengunyah.
"Kamu sengaja bikin ini pedas?"
"Enggak kok... Masa sih?" Mellisa mencicipi masakannya dan menggeleng.
"Aku gak bisa makan kalau kamu masak ini. Aduh, perut ku lapar sekali..."
Mellisa mengulum mulutnya, kesal dan menahan kesabaran.
"Ini sama sekali gak pedas, Bas! Aku bahkan gak masukin cabai satupun."
"Aduh, mulut ku..."
"Aku akan oles gel, sebentar."
Bastian tersenyum menunggu. Lalu kembali mengaduh kesakitan saat di depan Mellisa.
"Yang mana?"
"Ini..."
Mellisa mengerutkan kening karena sebenarnya luka diujung bibir pria itu sudah kering. Tapi tetap saja, dia mengolesnya dengan ujung cotton bud.
Pandangan mereka bertemu lagi, namun Mellisa mengalihkannya dengan cepat.
"Aku sudah oles, kamu bisa lanjut makan. Aku mau beresi dapur."
"Aduh!"
"Ada apa lagi, Bas?"
"Mata ku perih, mata ku perih,"
"Sini ku lihat."
Bastian memincingkan matanya seolah sakit.
"Mau aku colok sekalian mata kamu supaya benar-benar sakit?" Tanya Mellisa pelan.
Bastian terkekeh, "Maaf, aku cuma suka dengan kekhawatiran kamu."
"Aku gak khawatir, Bas."
Ting.
Bunyi bel yang terdengar menarik perhatian mereka. Mellisa ketakutan, jangan sampai ada orang yang dia kenal.
"Buka pintu, Mell."
"Enggak. Kamu aja sendiri!"
Bastian tidak mau berdebat, dia segera beranjak. Siapa pula yang datang sepagi ini ke apartemennya?
Bastian mengintip dari lubang kecil. Dia kaget melihat Ratna disana.
"Halo... Bas." Ratna tertegun saat melihat sosok Mellisa di belakang Bastian.
Mellisa kepalang pucat. Ratna?
"Mama?"
Ratna bertukar pandang pada Bastian dan Mellisa.
"Mama apa kabar?" Mellisa maju dengan gugup. Dia salah tingkah.
"Kamu... kenapa bisa disini?"
"Mau apa Mellisa di sini itu urusan ku dan Mellisa." Bastian yang menyanggah. "Mama mau apa?" Tanyanya datar.
"Mama cuma khawatir dengan keadaan kamu, Bas..."
Mellisa terpana sedetik, 'Mama'?
"Aku baik-baik aja, lihat?" Bastian merentangkan tangannya.
Ratna tersenyum kikuk, tapi sambil mencuri pandang pada Mellisa.
"Kalian..?"
"Enggak! Mama jangan salah sangka! Aku gak tinggal disini!" Sergah Mellisa seolah membaca isi pikiran Ratna.
"Oh..."
"Bas, kamu dan Mama Ratna..?"
"Bastian memang suka panggil tante 'Mama', Mell. Ya kan Bas?" Ratna tahu Bastian enggan mengakui dirinya sebagai Ibu kepada semua orang. Statusnya sebagai istri kedua Fandy Dermawan adalah jarak pemisah diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Project
RomanceNOVEL DEWASA. 2020. Qeryana Grail. Indonesia. Copy Rights. Mellisa Subroto berusaha bisa mewujudkan pernikahan impiannya. Gaun yang cantik, dandanan memukau, pasangan tercinta, juga janji sehidup semati. Lalu waktu itu datang, ketika pria yang dicin...