Baru 3 hari ditahan dalam sel, Alfred berubah awut-awutan. Dia enggan mandi dan makan. Kalau Ratna datang menjenguknya, dia akan lahap makanan yang dibawa saja. Tapi ketika dia dinyatakan bisa bebas, Alfred lega bukan main.
Mellisa sudah bersiap-siap untuk menyambut kepulangan Alfred. Dia tidak akan sia-siakan waktu lagi untuk segera libur bulan madu.
"Sebaiknya kita langsung pindah ke apartemen ku, Mell. Aku gak mau Mama dan Papa jadi susah karena mikirin aku lagi."
"Oke, aku setuju. Tapi kamu mau kan makan malam di rumah nanti? Mama bikin jamuan makan kecil-kecilan."
Alfred tidak berkomentar, sejujurnya dia justru malu. Apalagi mertuanya ini tahu masalah penggelapan uang. Dia tidak punya muka untuk tinggal disana lagi.
Malamnya, mereka memang mengadakan jamuan makan. Sayangnya, Bastian hadir disana. Alfred serasa kebakaran jenggot. Lagi-lagi, pria itu muncul di depan wajahnya. Terlebih Mellisa yang notabene masih trauma pelecehan yang terjadi antara mereka berdua.
"Eh, Bastian sudah datang..." Tetti beranjak menyambut kehadirannya.
Mellisa salah tingkah, rasanya dia tidak nyaman sekali. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Pasti Tetti yang mengundang Bastian ikut jamuan makan ini.
"Maaf." Alfred mengatakannya enggan ketika Bastian menjabat tangannya.
"Mellisa sudah bilang itu ratusan kali." Balas Bastian.
"E... Mumpung hidangannya masih hangat, kita makan saja dulu." Tetti menginerupsi ketegangan Alfred dan Bastian.
Mellisa menunduk saja dari tadi. Dia tidak berani melihat wajah Bastian. Setiap dia melihat wajah pria itu lagi, adegan percumbuan yang Bastian lakukan padanya terulang lagi dalam benaknya.
"Terimakasih hidangannya, Ma..." Alfred mengucapkannya di sela-sela makan.
"Bagaimanapun, kita disini adalah keluarga, ya kan Bas?"
Bastian tersenyum, "Perhatian Mellisa dan Mama selama aku dirawat sangat cukup. Sayapun berterimakasih."
Mellisa mendongak namanya disebut, dia segera mendapati Alfred menatapnya tajam. Pasti Bastian sengaja mengatakan itu.
"Maaf waktu itu Saya langsung pulang, Tan." Bastian bicara lagi.
Alfred berjengit, kapan pria itu datang lagi? Apa jangan-jangan selama dia di tahan Bastian datang ke rumah ini atau malah masih berhubungan dengan Mellisa?
"Gak papa. Yang penting kamu sehat." Tetti tersenyum.
"Om juga takut kamu sampai sakit. Tapi tante kamu bilang Mellisa sudah susul kamu supaya cek keadaan kamu."
Alfred bingung dengan apa yang mereka bicarakan. Sekarang Mellisa juga ikut dikaitkan dengan pria ini. Sebenarnya selama dia ditahan, apa saja yang terjadi?
Usai makan malam itu, Alfred mengutarakan niat mereka untuk pergi sekaligus berpisah darisana. Bastian menyimak ucapan itu sambil sesekali melihat pada Mellisa.
Wanita ini kelihatan senang dengan kehadiran Alfred. Sepertinya dia memang mundur saja dari niatnya sebelumnya.
Saat jamuan makan itu berakhir, Bastian segera pamit untuk pulang. Tidak ada gunanya dia melihat si tengik Alfred. Pria itu mungkin bebas, tapi dia kini jadi tahanan kota sampai bisa melunasi hutang itu. Jaminannya tentu saja, klinik pria itu akan disita dan dilelang.
Di kamar, Mellisa sedang bersiap mengemasi barang untuk pindah besok.
"Mell, aku mau bicara." Alfred memulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Project
RomanceNOVEL DEWASA. 2020. Qeryana Grail. Indonesia. Copy Rights. Mellisa Subroto berusaha bisa mewujudkan pernikahan impiannya. Gaun yang cantik, dandanan memukau, pasangan tercinta, juga janji sehidup semati. Lalu waktu itu datang, ketika pria yang dicin...