Tahun itu adalah kebahagian Erin atau mungkin juga Alfred. Yang terpenting dari foto itu adalah sosok yang dulu menjadi pengantin itu sekarang sudah terpisah oleh dua dimensi, yaitu kematian dan kehidupan.
Alfred memegangi foto itu sejak sejam yang lalu. Dia memang membawanya di dalam saku saat ikut dibopong oleh polisi. Entah mengapa dia justru menyesalinya sekarang.
Air mata Alfred tidak lagi malu-malu keluar dari kedua matanya. Sementara pria yang juga duduk dilantai di dekatnya tidak turut menginterupsi selain melihatnya tertawa.
Mungkin kesalahan terbesar Alfred hanyalah terlambat menyadari jika cintanya hanya untuk Erin semata. Tapi sosok itu hanya tinggal gambar dalam selembar kertas foto.
"Dulu kamu janji akan bawa aku liburan ke Paris kan, Pa?" Bisik Erin manja dibelakang punggung Alfred.
"Memangnya kenapa, hmm? Kamu kasih kejutan apa lagi?"
Erin duduk dipinggir ranjang dan sambil tersenyum memperlihatkan kertas.
"Apa ini?"
"Gih, baca sendiri."
Tak sampai beberapa detik Alfred melihat isinya, jantungnya berdegup. "Anak kita kembar, Rin!?" Pekik Alfred.
Erin mengangguk.
Alfred ingat sekali wajah itu ketika tersenyum memberinya kabar kalau anaknya akan lahir kembar. Tidak pelak dia akan jadi seorang ayah sebentar lagi.
Tapi apa yang kini terjadi bukanlah seperti bayangannya dulu. Pernikahan idaman Erin hancur karena dirinya sendir.
"Maaf Rin... Maaf Rin..." Gumam Alfred berulang kali dengan kepala mengangguk-angguk seperti kesakitan. Kesakitan dari dalam hatinya.
"Bising!!! Aku gak bisa tidur!!!" Hardik laki-laki di seberangnya tiba-tiba.
Alfred duduk memandang keramik dengan tangisan bungkam.
Dia tidak pernah berpikir jika terlambat menyadari dan terpisah oleh kematian adalah dua hal yang menyiksa. Dan dia ada di kedua bagian itu sekarang.
"Maaf Rin... Maaf Rin..."
"Ku bilang diam! Jangan sampai aku kehabisan kesabaran!"
Alfred menengadahkan wajahnya seperti anak kecil. Kedua matanya merah dan penuh air mata.
"Bunuh saja aku."
Mendengar ucapan itu, si laki-laki teman satu selnya beranjak bangkit ke hadapan Alfred.
"Tolol! Jangan berani menantang ku!"
"A-aku sungguh-sungguh-bunuh aku-aku-aku mau ma-ti." Jawab Alfred terbata-bata.
"Kenapa, ha!? Kenapa kau mau mati!? Mau menyusul korban mu itu, ya!?" Tanyanya sarkas.
Alfred mengangguk. Lalu tawa terbahak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Project
RomanceNOVEL DEWASA. 2020. Qeryana Grail. Indonesia. Copy Rights. Mellisa Subroto berusaha bisa mewujudkan pernikahan impiannya. Gaun yang cantik, dandanan memukau, pasangan tercinta, juga janji sehidup semati. Lalu waktu itu datang, ketika pria yang dicin...