Bab 28.

1.4K 106 9
                                    

Sore itu, anak-anak banyak yang berkumpul untuk berebut bola di arena bermain. Termasuk diantaranya Riko yang asyik melempar bola ke ring dibantu Bastian.

Tadi sesudah berpindah ke mobil, Riko mendadak rewel minta ke taman bermain anak. Dia ingin bermain bola seperti anak-anak yang dia tonton di Tv.

Bastian menyanggupinya untuk pergi ke taman bermain. Alhasil, dia dilirik banyak ibu-ibu yang ikut menemani anak mereka. Bastian mengerang dongkol setiap ada yang mencoba mendekati Riko. Bagi Bastian, itu cuma modus mereka mendekatinya.

"Suami idaman ya, aduh duh duh..." Seorang wanita berusia tiga puluhan mendadak salah tingkah melihat Bastian disana. Apalagi Riko anak yang tampan, mengundang kagum ibu-ibu disana.

Bastian cuma melempar senyum seadanya. Tapi dia sangat berharap Riko cepat bosan supaya mereka bisa segera pulang.

"Bastian?"

Bastian menoleh dengan cepat ke sampingnya.

"Aha, kamu Bastian, kan? Astaga, lucu sekali..." Tetti mendadak heboh.

"Tante? Tante Tetti, kan?"

"Iya dong! Eh ini siapa? Ah, ya ampun, ganteng sekali..."

Bastian tersenyum siuh, Tetti berhasil menarik perhatian Riko dan menghentikan anak itu melempar bola.

"Papah..?" Cenung Riko takut oleh kehadiran Tetti.

Tetti langsung mengernyit, "Papa? Ja-jadi dia anak kamu, Bas?"

"Oh, oh, bisa dikatakan seperti itu, Tan."

Tetti sangat kecewa. Namun tak urung membuatnya patah hati. Memang seharusnya Bastian sudah pantas jadi seorang ayah. Walau masih muda, wibawanya yang kharismatik dan meluluhkan, Bastian pasti sosok idaman sebagai kepala rumah tangga.

"Tante kesini sama siapa?"

"Oh, itu, bareng cucu!" Tunjuknya pada Prita yang berdiri agak jauh dari mereka.

Bastian segera melempar senyum pada Prita yang melihatnya bercengkrama dengan Tetti.

"Kebetulan sekali ya? Ayo gabung sama tante yuk? Prita kakak Mellisa sedang dirumah. Sejak pernikahan Mellisa dan Alfred kemaren, mereka nginap dirumah. Gimana malam ini kita makan dirumah tante?"

Bastian segera berpikir cepat. Itu bisa jadi kesempatan emas untuknya menunjukkan muka di depan Alfred. Dia juga mau membuat kejutan pada pria itu sebelum mengejutkannya nanti oleh surat tuntutan dari pengadilan.

"Oke, boleh, terimakasih sudah mengajak kami, Tan."

"Ah kamu, Tante justru senang cucu Tante bisa dapat teman baru. Siapa namanya, Bas?"

"Michael Christian Enriko." Sebutnya lengkap.

"Wuih, namanya bagus sekali."

Melihat Tetti sumringah mengobrol dengan Bastian, Prita dan Ruben langsung mendekat.

Prita sangat takjub, bisa jumpa dengan pria seperti Bastian. Tampan, berjas mahal, tapi mau mengajak anak bermain di taman.

"Ini Pritania, kakaknya Mellisa, ini Ruben, menantu Saya, kenalin."

Bastian menjabat tangan mereka bergantian sambil memperkenalkan dirinya dan Riko.

"Jadi, Mama ajak Bastian makan malam ke rumah," terangnya.

"Oh, oh, iya, boleh, pasti!" Prita setuju dengan cepat.

Jadi, berangkatlah mereka darisana. Dengan mobil terpisah, mereka saling beriringan.

Prime ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang