CHAPTER 31

715 58 3
                                        

Sorry For Typo









Hari ini tepat 4 hari si bungsu Jung dirawat dirumah sakit, rencananya nanti sore dia akan pulang ke mansion keluarga Jung.

Namun karena dia merengek untuk pulang siang ini, maka dengan terpaksa sang dokter mengizinkannya pulang beberapa jam lebih awal.

Keinginan Taehyung itu bagai perintah, jika tidak dituruti maka sebaiknya kau segera mencari rumah dengan biaya yang paling murah.

“eomma…” suara itu mengalun pelan

Nyonya Jung yang tengah mengemasi beberapa barang menoleh keputranya yang tengah menatap kakinya yang terjulur kebawah.

“wae?”
“siapa yang akan menjemput Tae? Kenapa Tae tak pulang-pulang” rengeknya terdengar menggemaskan, Yejin tersenyum hangat
“hyungmu yang akan menjemputmu, tunggu sebentar ne, mungkin dia sedang berada diperjalanan” Taehyung mengangguk lesu

Yejin kemudian memasukkan beberapa pakaian kedalam tas, tak dikemasi pun sebenarnya tak apa, pasalnya selain rumah sakit ini milik mereka, yang pastinya barang-barang mereka akan diurus oleh beberapa staff Rumah sakit.

Mereka itu terlampau mampu untuk membeli pakaian yang bahkan lebih mahal dan lebih banyak dari pakaian tersebut.

.
.
.

“bukankah Taetae hyung akan pulang sore ini?” si adik bertanya,seorang pemuda yang tengah duduk disampingnya mengangguk
“bagaimana jika kita mengunjungi  Taetae hyung saat dia pulang kerumah” lanjut Jungkook “setuju!”

“rasanya tidak enak jika kita tidak membawa apa-apa bukan?” Jungkook mengangguk
“kita tanya saja pada appa dan eomma, apa yang akan kita bawa”
“kajja”

.
.
.

Brakk


“mian hyung terlambat”

Hoseok mengatur laju nafasnya yang memburu, sang adik dengan segera menghindari tatapan kakaknya tersebut.

Pemuda moodbooster itu jelas bingung dengan sikap adiknya, dia menatap sang ibu seolah bertanya ada apa dengan adiknya.

Namun nyonya Jung hanya mengangkat bahu lalu menggeleng pelan, seakan menjawab ‘tidak tau’.

Setelah nafasnya mulai normal, Hoseok berjalan perlahan keranjang yang ditempati adiknya. Taehyung setia menatap kearah lain, enggan menatap Hoseok.

“wae? Hyung melakukan kesalahan?” Taehyung tidak menjawab, dia bungkam
“mian, kau marah ne karena hyung telat menjemputmu?”

Putra tunggal Jung Yejin tersebut kemudian meraih dan menggenggam erat kedua tangan adiknya. Helaan nafasnya terdengar samar dipendengaran Taehyung.

“jangan marah saeng, hyung tidak sanggup menerima kemarahanmu” suara pelan itu mengalun membuat hati Taehyung menghangat. Dia sudah lama tidak mendapatkan hal sehangat ini, dari keluarganya dulu.

Taehyung mengangguk samar namun belum kunjung menatap manik kembar kakaknya.

“kau tau, ada game baru yang akan dirilis malam nanti, jika kau mau memaafkan hyung maka dalam sekejap game itu akan berada digenggamanmu”

“jinja!” Taehyung bersorak bahkan kini matanya manatap manik kembar Hoseok denga penuh harap, tanpa ragu putra pertama Jung Yejin tersebut mengangguk
“aku memaafkanmu hyung, jangan diulang ne” satu-satunya wanita disana tersenyum manis melihat interaksi kedua putranya

.
.
.

“eomma!” ini suara Jungkook
“appa!” dan ini suara kakak Jungkook

Sepasang suami istri yang tengah duduk berdampingan diruang keluarga menoleh kesumber suara, dimana kedua putranya tersebut tengah menuruni anak tangga satu persatu.

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang