CHAPTER 13

583 54 0
                                    

Sorry For Typo

  

   "Kookie apa kau akan membawa bekal hari ini?" Jungkook menghentikan acara makannya lalu menatap Kang ahjuma sebentar
   "sepertinya tidak"
   "wae?"
   "karena Taetae hyung sakit"
   "jadi yang sakit itu Tae?"
   "ye, memangnya kenapa?"
   "tidak, Kookie lanjutkan saja makannya ahjuma akan pergi kedapur dulu"

Jungkook menatap Kang ahjuma dengan penuh rasa curiga, jelas Jungkook mendapati keanehan dalam diri Kang ahjuma tadi.

Kang ahjuma berjalan pelan menuju dapur dia lalu menghentikan langkahnya dan memandang kedepan dengan tatapan kosongnya.

   'jadi yang sakit itu Tae, pantas saja aku agak khawatir ternyata..karena orang yang dimaksud tuan muda Jung itu, orang yang aku kenal'

>••<

Namjoon masih terlelap dan tangannya masih setia memegang erat tangan adiknya, tak lama tangan yang dia genggam mulai menunjukan pergerakan tentu Namjoon menyadari itu, setengah sadar Namjoon mengangkat kepalanya dan memandang Taehyung yang mulai membuka matanya dengan pelan.

   "Tae.."

Mendengar itu Taehyung terdiam sebuah ingatan menariknya pada kejadiaan beberapa saat yang lalu, dia ingat..ingat betul bagaimana orang yang dia panggil eomma itu akan membunuhnya dengan tangannya sendiri.

   "Tae" Namjoon mencoba mengembalikan kesadaran Taehyung "kau mendengar hyung" walau samar Taehyung mengangguk, Namjoon tersenyum dia lalu segera memencet tombol disamping ranjang Taehyung

   "tunggu sebentar uissa akan datang"

>••<

Hwasa menangis tanpa henti semenjak kemarin dia pergi kegudang belakang dan menemukan sebuah kertas. Actingnya memanglah epic dia yang menulis itu dan dia bersikap seolah-olah dia yang merasa paling bersedih.

Kalian tentu tidak lupa bahwa wanita cantik itu akan segan membunuh Taehyung walau itu melibatkan jemari lentiknya.

Berbeda dengan Hwasa, Dong Wook dan Seokjin justru terlihat sangat marah dan yang paling marah diantara mereka adalah Yonggi, mengingat dialah yang mendonorkan cairan dalam tubuhnya untuk Taehyung.

Yonggi meremas sebuah kertas yang menggunakan jari panjangnya, nafasnya naik turun tak karuan

'mian appa..eomma..hyung..saeng..
Tae tak sanggup lagi bila terus hidup
Dan mendapat begitu banyak kebencian dari kalian
Tae rasa lebih baik mati saja
Percuma..
Tae hidup, selamat tinggal
   Tolong jangan salahkan siapapun tentang ini
   Karena ini semua kepustuan ku
   -Taetae

   "apa dia pikir dengan mencoba mengakhiri hidupnya, kita semua akan mengasihinya, bodoh!" Seokjin berucap diakhiri gebrakan kemarahan yang dia salurkan lewat meja yang ada didepannya

>••<

   "Tae..kita lakukan pemeriksaan yah?"
   "Tae tidak mau!"

Seseorang berjas putih itu membuang nafasnya panjang, pasiennya ini sungguh keras kepala
   "aku tidak mau melakukan apapun itu, yang aku inginkan adalah pulang"
   "tapi jika terjadi-"
   "tidak akan terjadi apapun, uissa pergi saja dan panggilkan hyung ku" pintanya sang uissa mengangguk lalu berjalan keluar menghampiri Namjoon "jangan katakan apapun pada hyung ku"

Ceklek

   "bagaimana keadaanmu Tae?"
   "baik"
   "kenapa uissa masuk lagi?"
   "saya-" ucapan sang dokter terhenti kala seseorang membuka pintu ruang rawat Taehyung dengan kasar

Disana, di kedua mata sipit itu terlihat sebuah kemarahan yang sangat besar, Taehyung jelas takut melihat seseorang itu saja dia takut apalagi menyaksikan mata itu dipenuhi dengan amarah.

   "kau pikir dengan mengakhiri hidupmu, semuanya akan baik-baik saja!" Namjoon dan Uissa tersebut jelas tak mengerti ucapan pemuda pucat itu

Tadi, setelah Seokjin menggebrak meja tanpa mengucapkan apapun Yonggi berdiri dan keluar dari rumah, sang sulung ingin sekali mengejar namun tanggannya di cekal sang ayah, katanya biarkan Yonggi sendiri.

   "apa maksudmu hyung?!"
   "dia! Adikmu yang sok lugu itu, membunuh dirinya sendiri" Yonggi berkata sambil mengarahkan jari telunjuknya pada si pemilik senyum kotak yang nampak ketakutan
   "maaf, anda tidak-"
   "aku menyesal memberikan darahku padamu! Seharusnya aku biarkan saja kau mati dengan kebodohanmu!"
   "kalau begitu ambil saja darahmu kembali hyung" lirih Tae yang jelas ditangkap oleh pendengaran Yonggi "dok, ambil darahku dan kembalikan pada Yonggi hyung"
   "tapi itu akan-"
   "bagaimana jika organ yang memompa darahmu yang kau berikan padaku?"

Namjoon membulatkan matanya reflek dia menghampiri Yonggi dan memukul wajah Yonggi dengan kencang
   "kau berani memukulku! Akan aku pastikan dia akan mendapatkan balasannya"
   "hyung!"
   "dan kau Namjoon, aku menarik perkataan ku"

Brakk

Pintu tertutup dari luar dengan kencang selang beberapa detik sebuah isakan pilu keluar dari bibir pucat pemuda rapuh itu
   "Tae..lebih baik sekarang kau berbaring"
   "tidak, tolong kembalikan darah ini hiks dan biarkan aku pulang"
   "itu akan beresiko-"
   "percuma, aku hidup tapi darah yang hiks mengalir pada tubuhku ini hiks tak mau menyatu dengan-" sebuah pelukan hangat membekap mulutnya

Namjoon pemuda tinggi itu menaruh dagunya di atas rambut sang adik, dunianya runtuh kala menyaksikan bagaimana Taehyung terisak.

>••<

Seorang pemuda pendek dan pemilik gigi kelinci sedang berada di kantin sekolah, suasana disana cukup ramai tapi mereka memilih bungkam.

Keduanya sedang asyik memikirkan keadaan pemuda penyuka singa yang kemarin dibawa kerumah sakit, ingin rasanya mereka menemani Taehyung tapi itu tidaklah mungkin, karena Taehyung akan mengusir mereka dan mengatakan bahwa 'pendidikan itu penting'.

   "hyung.." lirihan sang bungsu menuntun mata sipit Jimin untuk memandannya
   "wae?"
   "pulang sekolah kita jenguk Taetae hyung yah.."
   "tentu" jawaban simple milik Jimin mampu membuat dua sudut bibir Jungkook terangkat

>••<

Hoseok pemuda tampan itu keluar dari kamarnya lalu berjalan kearah dapur disana sudah ada han ahjuma yang sedang mencuci piring
   "han ahjuma" Han ahjuma mencuci tangannya yang berlumuran sabun lalu berjalan kearah Hoseok
   "ye, tuan?"
   "nanti kalau eomma tanya aku dimana bilang kalau aku ada dirumah sakit, ketempat paman" Han ahjuma mengangguk

Hoseok berjalan keluar rumah dan masuk kedalam mobil hyundai miliknya, dia lajukan mobilnya dalam kecepatan sedang, Hoseok belum mempunyai istri dan dia tentu tak mau mencelakai dirinya sendiri.

Sesampainya dia di rumah sakit tanpa sengaja pemuda lincah itu menabrak seseorang. 'kau..








*SORRY_kth










TBC



Happy Seokjin Day💜, telat😅

Happy Seokjin Day💜, telat😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang