CHAPTER 28

651 56 1
                                        

Sorry For Typo

















Ye Jin tak hentinya menangis di dada bidang milik putra sulungnya, Hoseok tak jauh berbeda dengan sang ibu, sorot mata milik pemuda moodbooster itu kosong, jika dia tak berusaha kuat mungkin keadaannya akan lebih parah dari sang ibu.

   "Seokie.." lirih nyonya Jung, Hoseok tersadar dan berdehem sebagai jawaban dari panggilan sang ibu
   "apa kau sudah menghubungi ayahmu?" Hoseok menggeleng, nyonya Jung melepaskan pelukannya "hubungi appa mu" Hoseok mengangguk lalu berjalan menjauhi sang ibu

   "Appa hiks.."
   'ada apa? Kenapa kau menangis?'
   "Tae apa hiks.."
   'ada apa dengan Tae? Appa mohon jangan bertele-tele'
   "Tae hiks..masuk rumah sakit hiks.."
   'apa! Bagaimana bisa!?'
   "hiks"
   'kirim alamatanya, Appa akan segera kesana'

Tubuh Hoseok meluruh begitu saja setelah menghubungi sang ayah, dunianya seakan runtuh ketika pendengarannya menerima kenyataan yang begitu menyakitkan.

>••<

Dua pemuda turun dari mobil mewahnya raut wajahnya sudah tak berbentuk, penampilannya sudah seperti terkena angin yang begitu dahsyat, tak bisa dipungkiri bahwa rasa cemas itu masih menggelayuti mereka berdua.

Ceklek

Wanita yang menunggu anaknya datang segera berdiri kala melihat Jimin dan Jungkook lah yang membuka pintu
   "ada apa?!" hanya dengan melihat penampilan keduanya saja sudah membuat Min Young begitu khawatir
   "gweanchana eomma" suara si sulung mengalun pelan, perlahan kaki Jimin menjauh dari ruang tamu
   "kookie?" merasa belum puas Min Young kembali bersuara

Jungkook menggeleng tampak sekali air mata yang memenuhi pelupuk matanya, tanpa aba-aba tubuh berototnya memeluk sang ibu, menumpahkan segala apa yang dia rasakan sekarang, ini sungguh menyesakkan.




   'kenapa perasaan ku tidak enak?'




>••<



Ceklek



Pintu terbuka membuat seorang lelaki yang sedang memeluk sang istri dan juga seorang pemuda yang sedari tadi menunduk berdiri, ketiganya segera menghampiri seorang pria berjas putih.

   "keluarga pasien?"
   "saya"
   "tuan anda-"
   "jangan bertele-tele, bagaimana kondisi putraku?"
   "kondisinya sudah baik-baik saja, kami akan segera memindahkannya ke ruang VVIP, tapi saya rasa ada yang aneh dari tubuh pasien"
   "apa yang terjadi pada putraku?"
   "saya tidak bisa memastikan nyonya, tapi saya akan segera melakukan tes untuk melihat bagaimana hasilnya"
   "lakukan yang apapun yang terbaik untuk putraku" dokter itu tersenyum dan mengangguk hormat

>••<

Keluarga Jung tengah memenuhi kamar rawat bungsu Jung, Tae oh nampak masih terlelap dengan damai, mentari sudah melakukan tugasnya bebera jam yang lalu, sekarang giliran dewi malam yang bertugas.

   "kenapa dia tak kunjung sadar eomma?" Ya Jin tersenyum, dia faham betul bahwa putra sulungnya itu sedang mengakhawatirkan si bungsu
   "dia akan baik-baik saja sayang" ucapnya lembut, Hoseok masih fokus menatap adiknya

   "eugh.." Hoseok juga Ye Jin mendengar itu, dengan segera keduanya fokus pada Tae Oh
   "kau sudah sadar sayang?" mata Tae oh terlihat terbuka secara perlahan, Hoseok dan Ye Jin tersenyum senang

Tanpa menunggu lagi Hoseok segera memencet tombol dekat brankar Tae Oh, agar dokter segera datang mengecek keadaan adiknya.

>••<

Taehyung sedang diperiksa didalam kamar rawatnya ditemani eomma Jung, sedangkan Hoseok pemuda moodbooster itu nampak fokus pada telfonnya
   "bungkam semua media yang akan meliput kecelakaan di dekat Seoul high school" perintah Hoseok pada orang diseberang sana yang terdengar menurut dengan perintahnya
   'baik tuan Jung'
   "ouh iya, cari siapa pelaku di balik ini laporkan padaku, secepatnya. Jangan lupa cari orang yang telah menabrak adikku" orang di seberang sana menyanggupi

Hoseok nampak tak main-main dengan masalah ini, dia itu masih kuliah tapi harta dan kepintarannya jauh dari seharusnya, dengan harta dia akan bisa melakukan apapun yang dia inginkan terutama melindungi keluarganya. Dan dengan kepintarannya dia mampu menghapus identisas asli adiknya.

Ceklek




   "syukurlah, keadaan tuan Tae Oh berangsur membaik"

>••<

   "Kookie tak mau cerita sesuatu?" Jungkook yang sedang meminum susu pisang menoleh kesumber suara, ada Jimin juga disitu
   "eomma ingat Taetae hyung?"
   "Taetae hyung..yang sering kau ceritakan sayang?" bungsu Park mengangguk "ada apa dengannya?" tanya Min Young
   "dia kecelakaan eomma" itu bukan suara si bungsu, itu suara Jimin

Min Young nampak terkejut mendengar berita itu, dia memang belum mengetahui bagaimana sosok yang sering sekali kedua anaknya ini perbincangkan.
   "bagaimana keadaannya?"
   "Kookie tidak tau" cicit Jungkook
   "kami belum mengetahui keadaannya eomma, tadi saat kami dirumah sakit kakaknya menyuruh kami pulang terlebih dahulu" Ye Jin mengangguk paham
   "bagaimana jika kita menjenguknya"

>••<

Namjoon tau hatinya sedang gelisah sekarang, hatinya memang sering gelisah tapi ini berbeda, ada rasa yang aneh disana. Tapi pemuda dimple itu tidak tau apa yang membuat hatinya begitu khawatir.

   "Namjoon!" kedua mata naganya menatap seseorang yang memanggilnya "wae?" jawabnya malas
   "kau kenapa?"
   "aku..kenapa? Yoongi hyung menanyakan kenapa? Aku hanya merasa tertipu dan menyesal menyetujui perjanjianmu, apa lagi?" jawabnya, tak lupa sindiran yang telak mengenai hati pemuda pucat dihadapannya

   "jangan memikirkan anak itu lagi, maka hati dan pikiranmu tak akan terbebani" dingin Yoongi ditemani raut muka datarnya










  "apa aku bisa memintamu untuk melupakan Appa, eomma, Jin hyung, dan adik-adikmu?" Yoongi terdiam


















   "tidak bisa bukan?" lanjutnya, Yoongi masih terdiam "itu berlaku juga padaku hyung!"
























*SORRY_kth














TBC

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang