CHAPTER 9

686 62 0
                                    

Sorry For Typo














Cahaya pagi telah mengusik indahnya mimpi beberapa orang, karena nyatanya ada saja orang yang tidurnya tidak terpengaruh dengan cahaya menyilaukan itu.

Seperti pagi-pagi yang sebelumnya keluarga Kim bersiap untuk sarapan bersama, kali ini sang kepala keluarga menginginkan acara makan paginya dengan suasana yang tenang.

Seokjin, Yonggi, Sungjae dan Doyoung telah duduk manis ditempat masing-masing mereka nampak seperti pangeran negeri dongeng, Dong Wook berjalan santai menuju ruang makan diikuti sang istri.

Dong Wook mendudukan tubuhnya dikursi yang biasa dia tempati diikuti oleh Hwasa, beberapa detik kemudian dia melihat Namjoon dan juga Taehyung berjalan mendekati mereka.

Tidak, lebih tepatnya berjalan kearah pintu samping karena Taehyung yang meminta, sepertinya Taehyung lupa bahwa jika ingin ke pintu belakang harus melewati ruang makan dulu dan itu artinya mereka akan bertemu keluarga Kim.

   "Doyoung kau yakin akan berangkat sekolah?"
   "ye, kenapa memangnya eomma?"
   "eomma takut kau akan terluka karena anak-anak nakal tersebut"

Namjoon dan Taehyung jelas mendengar pembicaraan sang ibu juga adik kecilnya, Namjoon mendengus kesal baru dia akan membuka mulutnya namun tangannya lebih dahulu dicekal oleh Taehyung.

   "apa?! Siapa yang akan melukaimu nak?"
   "appa sebenarnya-"
   "anak sialan!" Taehyung mematung dia refleks menggigit bibir bawahnya, sang ayah memanggilnya dan itu pasti bukan pertanda baik
   "apa kau tidak melindungi adikmu hah! Dia hampir saja dipukuli"

Cih..apa-apaan ini bahkan wajah Taehyung mampu menjawabnya, tapi mereka seolah buta dengan fakta yang nyatanya sudah ada didepan mata
   "Taehyungie.. Doyoung itu adikmu, tapi kenapa kau tidak menolongnya" seorang wanita berucap dengan nada sedihnya yang sudah pasti dibuat-buat
   "hukum saja dia appa" dengan enteng nya Yonggi berucap
   "ani"

>••<

   "ahjuma..buatkan Kookie susu" Kang ahjuma tersenyum lalu bergegas kedapur guna membuatkan sang tuan muda satu gelas susu
   "kau sudah bangun Kookie" Jimin lalu mendekat kearah Jungkook yang sedang asyik memakan sarapannya
   "tentu saja sudah"

Kang ahjuma berjalan mendekat dengan membawa satu gelas susu pesanan maknae keluarga Park tersebut.

   "ini minumnya Kookie" dengan senang hati Jungkook menerima gelas yang berisi susu tersebut "boleh aku minta seperti itu" jemari Jimin menunjuk dimana gelas susu itu berada

Kang ahjuma lalu pergi kedapur untuk membuatkan permintaan Jimin, dia hanya menyiapkan air putih diatas meja makan karena memang kedua tuan mudanya akan meminta minum yang berbeda-beda setiap harinya.

   "ini tuan muda" Kang ahjuma lalu meletakan gelas yang dia bawa tepat didepan Jimin
   "Kang ahjuma..bisa kan kalau ahjuma panggil saja namaku, seperti yang ahjuma lakukan pada Jungkook" baik Jungkook maupun Kang ahjuma keduanya sama-sama terkejut
   "bisakan?" Kang ahjuma tersenyum lalu mengangguk
   "ikut-ikut aja, ouh iya ahjuma boleh buatkan aku bekal, Tae hyung sepertinya sangat menyukai masakan ahjuma"
   "ah benarkah? Ucapkan terimakasih padanya ne karena telah menyukai masakan ahjuma"

Apakah Jungkook tidak tau kalau yang dia bicarakan mungkin saja tidak akan menginjakan kaki disekolah, hari ini?.

>••<

   "ani!" jelas itu suara Namjoon dia tidak terima sang adik menerima hukuman, padahal dia tidak melakukan apapun
   "wae?"
   "dia tidak salah Jinie hyung" Seokjin tersenyum evil, tidak salah katanya bagaimana itu bisa dibilang tidak salah, padahal Taehyung yang seharusnya menjaga Doyoung justru membuat maknae Kim itu dalam bahaya, pikir Seokjin
   "mian, dia sebagai kakak harusnya melindungi adiknya tapi apa yang dia lakukan"
   "lalu bagaimana dengan kalian? Kalian keluarganya kan?!"

Plakk

Tangan seseorang mendarat dengan kencangnya dipipi Namjoon, membuat pemuda berlesung pipi itu meringis karena nyeri, Taehyung yang berada tepat disebelah Namjoon jelas tak percaya dengan kejadian barusan.

Namjoon memegangi pipinya yang terasa nyeri, tamparan itu sangat keras hingga membuat Namjoon meringis, pemuda berdimple itu lalu menatap nyalang pada pemilik tangan, bukannya dia tak sopan tapi dia butuh penjelasan kenapa ditampar.

   "wae? Aku hanya bertanya dan ini jawabannya?!"
   "sudah berapa kali Appa peringatkan, bahwa dia bukan keluarga kita!" Taehyung memilih menundukan kepalanya, seperti biasa
   "ikut aku!"

Lengan kekar Dong Wook memegang lengan pemuda pemilik senyum kotak dengan kencang, lalu menarik kasar Taehyung jelas anaknya itu hanya pasrah, Taehyung terlalu patuh hingga dia lebih memilih diam.

Namjoon, pemuda itu jelas tak terima sang adik ditarik paksa oleh sang Appa, apalagi arah mereka setelah melewati pintu samping berbelok, tidak..adiknya itu takut gelap.

Pemuda berlesung pipi itu ingin mengejar sang adik tapi tangannya dicekal membuatnya menghentikan langkahnya.
   "tetap disitu Namjoon ah atau kau tak akan melihat adikmu besok"

>••<

Sebuah keluarga dengan formasi lengkap sedang menikmati sarapan mereka, berbanding terbalik dengan keadaan dirumah keluarga Kim yang begitu kacau.

Keluarga kecil itu dulu juga pernah merasakan berbagai cobaan, sang anak sering mereka telantarkan tapi itu tak berselang lama, setelah Hoseok kritis karena kecelakaan keduanya sadar dan berjanji akan merawat anak semata wayang mereka dengan penuh kasih sayang. Karena tinggal Hoseok yang mereka punya.

   "adeul..apa tidurmu nyenyak?"
   "tentu saja eomma, para hantu itu mungkin tak berani mendekati pemuda tampan sepertiku" sang eomma hampir saja tersedak dengan perkataan Hoseok yang begitu menyombongkan diri, tapi itu memang benar adanya bukan?
   "kau dapatkan ketampanan itu juga dari Appa" ternyata sikap sombong Hoseok itu dia dapatkan dari sang ayah
   "sombong sekali anda tuan Hyun Bin ssi" Ye Jin terkekeh, kedua pria yang ada didekatnya sekarang membawa warna tersendiri pada hidupnya

>••<

Benar, apa yang dipikirkan Namjoon sang adik ditarik oleh ayahnya menuju gudang bawah tanah, Dong Wook benar-benar kehilangan akal dia bahkan seolah menutup pendengarannya ketika Taehyung terisak begitu hebat.

Dong Wook jelas tak bodoh, dia tau betul bahwa anak yang dia anggap benalu sangat takut dengan gelap.

   "Tae tidak mau Appa hiks Tae takut hiks" Dong Wook mendorong tubuh Taehyung kedalam gudang setelah tadi membuka gembok tersebut

Dong Wook memang sudah merencanakan ini, bahkan jika tadi sang istri tidak memberi tau bahwa Doyoung dihadang beberapa anak dan Taehyung selaku kakak tidak membatunya pun, Dong Wook akan tetap menghukum Taehyung, jahat memang.

...

Namjoon melepaskan pergelangan tangannya yang dipegang oleh Hwasa dengan kasar "memangnya siapa ahjuma ini?"

Hwasa mendengar itu ingin rasanya dia mencabik-cabik wajah Namjoon tapi itu tidak mungkin anak-anak nya yang lain ada disini, dia tidak akan mengambil resiko sebesar itu.

   "jangan buat Appamu semakin marah, eomma sangat mencemaskan Tae sama seperti mu, tapi eomma mohon padamu jangan lakukan itu jika tidak mau adikmu semakin terluka"

Seokjin, Yonggi, Sengjae, dan juga Doyoung tersenyum hangat mendengar penuturan sang eomma, wanita itu benar-benar baik pikir mereka.

   "berbisa" bisik Namjoon tepat ditelinga Hwasa, dia jelas tidak keberatan dengan ucapan Namjoon, toh..itu memang benar adanya

>••<

Namjoon lalu melangkah kakinya kegudang bawah tanah namun belum sempat dia sampai sang ayah telah lebih dahulu membawanya ke kamar, persetan dengan kasih sayang sekarang hatinya sedang kacau dia ingin pagi yang tenang, dan lagi dia gagal.

   "masuk"
   "Appa buka matamu, Taehyung itu putramu"

   'yak Tae, irreona!'






*SORYY_kth

TBC

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang