CHAPTER 7

905 65 0
                                    

Sorry For Typo









Yonggi mengendarai mobilnya dengan cepat takut sang adik dalam bahaya, setelah tadi mendapat telefon dari nomor yang dia ketahui milik adiknya, membuatnya tanpa berpikir segera menancap gas mobilnya meninggalkan gedung besar yang menjadi tempat kerjanya.

Yonggi terus menatap jalanan sekitar sekolah adiknya, mata sipitnya dia pertajam agar dapat menemukan adiknya dengan cepat, dan ya..disana dia menemukan adiknya sedang bersama beberapa orang.

Dengan cepat Yonggi menepikan mobilnya dan turun dengan tergesa menghampiri adiknya yang menatapnya marah.
  
   "Doyoung ah gweanchana?" tanyanya panik tadi ketika dia berada di kantor adiknya itu menelponnya dan bicara bahwa dia takut sendirian karena ada beberapa orang yang menghadangnya

   "seperti yang kau lihat hyung" ucapnya datar lalu mendahului Yonggi kearah mobil yang dibawa Yonggi
   "kenapa tak naik bus saja, kau kan tadi ada di halte" Doyoung mendengus kesal tanpa menatap sang hyung yang duduk disampingnya

   "bagaimana jika mereka juga mengikutiku sampai ke bus? Dan lagi..aku ada di halte juga karena aku takut sendirian" Yonggi tersenyum tipis lalu melajukan mobilnya, melihat adiknya merajuk membuatnya gemas

>••<

Dilain tempat badan Taehyung hampir saja menyentuh tanah tapi untungnya ada seseorang yang menyangga tubuhnya, Taehyung tidak pingsan dia masih sadar namun tenaga yang dia punya seperti terangkat entah kemana.

Dengan segera seseorang itu mentatih Taehyung dan entah kenapa Taehyung mau saja saat seseorang itu membawanya, karena sakit kepalanya sungguh membuatnya kewalahan.

Seseorang tersebut ternyata membawa Taehyung ke mobil hitam keluaran Hyundai, dia lalu membukakan pintu dan mendudukan Taehyung ke kursi penumpang sebelah kursi kemudi.

Tanpa mengatakan apapun seseorang tadi menutup pintu tersebut dan membuka pintu kemudi menutupnya lalu melajukan mobilnya dengan cemas, entah kenapa saat melihat kondisi Taehyung seseorang tersebut ingin segera menolongnya seperti telah mengenal Taehyung lama.

Sedangkan Taehyung pemuda tampan itu berusaha mempertahankan kesadarannya tapi bisa dia lihat dengan jelas betapa khawatirnya orang yang berada satu mobil dengannya.

   "yak! Kumohon jangan pingsan dulu" ucapnya dan terdapat nada khawatir disana, Taehyung tidak merespon pemuda berahang tegas tersebut sibuk dengan rasa sakitnya

Dan mereka akhirnya sampai di rumah sakit dengan tergesa seseorang tersebut berteriak memanggil tenaga medis, dengan segera beberapa tenaga medis menghampirinya ditemani brangkar yang siap membawa Taehyung.

>••<

Namjoon menatap layar handphonenya dengan gelisah disana di layar handphonenya terdapat gambar dia juga adik kesayangnnya, dia tersenyum tipis tapi hatinya tidak entah kenapa perasaannya menolak saat pikirannya mengatakan bahwa adiknya itu baik-baik saja.

Dia mencoba menelfon Taehyung tapi sudah sekian kali adiknya itu tidak merespon, dia cemas..tapi dia tidak tau harus berbuat apa.

Yang Namjoon lakukan sekarang adalah mencoba meyakinkan hatinya bahwa Taehyung adik kesayangannya tidak apa-apa, ya..Namjoon harus berpikiran seperti itu.

   "Namjoon ah"
   "ye"
   "kenapa kau melamun eoh?"
   "tidak, aku tidak melamun"

Pemuda dimple itu sungguh tidak pandai berbohong mulutnya berkata ini tapi hati dan juga tatapan matanya berkata lain.

>••<

Taehyung keluar dari ruang menyeramkan itu dilihatnya seorang pemuda yang nampak masih muda sedang duduk dengan kepalan tangan yang menyangga rahangnya.

Taehyung yakin dia tidak pernah bertemu seseorang yang sedang duduk tersebut, tapi kenapa dia sepertinya sangat mengkhawatirkan Taehyung dengan penuh rasa canggung Taehyung mendekat ke arah seseorang yang menolongnya.

   "em..ahjussi gumawo" Taehyung mendapat tatapan tak biasa dari seseorang yang dia ajak bicara
   "aku yang kau panggil ahjussi?" tanyanya tidak percaya, apa-apaan ini padahal orang yang menolong Taehyung itu masih muda dan sangaaat tampan
   "ye"
   "namaku Hoseok, Jung Hoseok" ucapnya dengan nada kesalnya
   "gumawo.."
   "hyung panggil aku hyung saja" Taehyung mengangguk

Taehyung lalu berpamitan pada Hoseok dan jelas saja itu akan mendapat penolakan dari Hoseok, pemuda bermarga Jung itu memaksa Taehyung agar mengantarnya sampai rumah.

Ingin rasanya Taehyung menolak namun entah kenapa atmosfer kenyamanan seolah sedang menghimpit tubuhnya, entah sadar atau tidak Taehyung mengangguk dan medapat senyuman yang sangat menenangkan dari Hoseok.

   "hyung.." Hoseok menoleh kearah Taehyung sebentar lalu fokus kejalanan karena dirinya sedang mengemudi sekarang
   "wae?"
   "boleh aku panggil hyung dengan nama Jhope..jika kau keberatan aku tidak apa-apa, aku tidak akan memanggilmu dengan itu"
   "Jhope yah??" Hoseok nampak berfikir, Taehyung menatapnya tak sabaran dengan apa yang akan dikatakan pemuda itu
   "boleh, tapi kenapa? Maksudku kenapa kau ingin memanggilku dengan nama itu ada banyak nama yang lain bukan?"
   "entah kenapa tapi rasanya itu sangat pas hyung, dan jika hyung bertanya kenapa, Tae akan jawab tapi nanti tidak sekarang"

Hoseok manggut-manggut "namamu..Tae?"
   "ye, Kim Taehyung imnida"
   "Tae..bagaimana keadaanmu apakah kau baik-baik saja, dan kenapa dengan mukamu, kau berkelahi dengan siapa? Kenapa kau berkelahi apa ada masalah?"
   "arghh..aku bingung harus menjawab mana dulu" Hoseok menunjukan cengiran khas miliknya
   "aku baik-baik saja, hyung tidak usah khawatir"

Benar, Taehyung sepertinya akan banyak berbohong sekarang, buktinya saat tadi seorang dokter ingin memeriksanya dia menolak dan meminta dokter tersebut untuk mengobati lukanya saja. Padahal sudah jelas bahwa cairan yang menerobos keluar hidungnya itu bukan pertanda baik.

   "dimana rumahmu Kim?"
   "ikuti arahan dari ku hyung"

>••<

Jimin mendudukan dirinya disofa ruang tamu dia kesal karena adik kelincinya itu seolah menguasai ruang keluarga, bagaimana tidak semua barang miliknya berceceran diruang keluarga.

Membuat Jimin jengkel dia bahkan tidak mendapat tempat duduk disana, dan Jungkook pemuda itu mengatakan dengan santainya bahwa itu balasan karena Jimin bangun terlambat pagi tadi.

   "tuan muda?" Jimin menatap Kang ahjuma dengan wajah cemberutnya, memperjelas pipinya yang menggemaskan
   "kenapa disini?"
   "karena adik kurang ngajar itu"

Kemudian keduanya diam kala mendengar suara mobil juga suara berisik setelahnya, itu jelas saja bukan suara dari kedua orang tuanya, keduanya sangat penasaran dengan suara tersebut.

Dengan segera keduanya membuka pintu utama dan ditatapnya beberapa orang sedang sibuk melakukan pekerjaan.

'siapa mereka?'










*SORRY_kth











TBC

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang