CHAPTER 3

1.2K 98 1
                                    


Sorry for typo





Kedua pria yang sudah berumur sedang bengobrol dengan santai suara tawa menghiasi obrolan mereka, entah apa yang mereka bicarakan hingga rasanya mereka menelantarkan waktu yang terus berjalan.
   "bagaimana keadaan istrimu?" pertanyaan itu membuat tuan Kim mematung untuk beberapa saat namun berusaha membuat ekspresi sesantai mungkin "ouh..istriku baik tentu saja, kau tau aku punya 5 anak" mata Hyun Bin membulat
   "sungguh?"
   "ye, bagaimana denganmu? Apakah istrimu baik-baik saja dan kau sudah punya berapa anak?"
   "istiku baik-baik saja, hanya saja.."
   "hanya?"
   "dia bertambah cantik setiap hari, dan anakku..aku punya satu anak lelaki, apakah dari kelima anakmu itu ada yeoja? Kalau ada biar ku kenalkan pada anakku"
   "sayang sekali tuan, anakku semuanya namja" entah kenapa pertemuan ini membuat Hyun Bin banyak terkejut, sang sahabat memang benar-benar
   "kau sungguh mempunyai lima anak?" tanya Hyun Bin memastikan dan Doong Wook mengangguk meyakinkan sang sahabat bahwa dia tidak berbohong

>••<

Namjoon membawa kaki jenjangnya dengan cepat yang ada dalam pikirannya adalah adiknya, dengan nafas memburu dia sampai didepan ruangan yang dia yakini bahwa sang adik pasti ada disana.
   "Taehyung!" tanpa permisi Namjoon membuka pintu itu sedikit brutal membuat penghuni ruangan terlonjak kaget
   "kenapa bisa pingsan?" tanyanya diiringi nada yang menghalus, Taehyung yang memang sudah sadar hanya tersenyum walau disana hanya terdapat senyuman palsu " tae gweanchana"
   "apa kau walinya Taehyung?" seorang pria mengalihkan pandangan Namjoon, Namjoon menangguk "boleh ikut bersamaku, sebantar" keduanya pun menghilang dari penglihatan Taehyung dan juga Jimin
   "Tae kau berbaring saja" Taehyung menggeleng membuat pemuda pendek itu membuang nafasnya panjang, sahabatnya itu sungguh keras kepala padahal wajahnya masih sangat pucat

...

   "adikku tidak apa-apa kan?" Namjoon segera bertanya kala sang dokter muda itu menghentikan langkahnya, mencoba menepis pemikiran buruk yang akan menyinggahi otaknya
   "apa Taehyung sudah sakit dari rumah?"
   "ah maksudku-"
   "ne, Taehyung mengeluh sakit kepala pagi tadi" Namjoon memotong ucapan seseorang dihadapannya itu, dia tidak mau membuang banyak waktu 'sudah kuduga'
   "Taehyung baik-baik saja, untuk hari ini, eum..begini.." ucapan dokter muda itu menggantung membuat Namjoon jengah "tolong jaga adikmu dengan baik-"
   "apa-apa an kau ini, aku menjaga Taehyung dengan baik tidak usah khawatir" Namjoon ingin berbalik namun tangannya dicekal sang dokter
   "kurasa dia belum sarapan hari ini, dan apa kau menyadari..adikmu itu mulai kehilangan berat badannya, dia terlihat kurus" tanpa menunggu ucapan selanjutnya Namjoon segera masuk, memastikan apa yang dikatakan dokter muda itu

>••<

   "Tae.." Taehyung yang sedang memainkan jarinya mendongak, mendapati sang kakak sudah ada disamping brangkar yang dia tempati, Jimin pun segera bangkit dari duduknya
   "apa..hari ini kau sudah sarapan?" hangat, itu yang dirasakan Taehyung, saat dunia serasa memojokannya dengan senang hati sang kakak menopang diri Taehyung yang rapuh
   "Tae" Taehyung lalu mengerjapkan matanya dan menatap Jimin "Namjoon Hyung bertanya padamu" dengan ragu Taehyung menggeleng "tak sempat" lirihnya, setelah itu kepalanya kembali menunduk
   "Jim.." Jimin memandang Namjoon penuh tanya "apa kau bisa mengizinkan Taehyung pada gurunya, bahwa dia sakit hari ini" Jimin mengangguk namun tidak dengan seseorang yang akan izin tersebut
   "aku tidak mau, aku mau disekolah saja, aku akan masuk kelas"
   "aniya Tae, kau butuh istirahat"
   "benar kau butuh istirahat, biarkan Jimin mengizinkanmu pada guru" Taehyung merajuk, bahkan diasaat seperti ini penjaga unit kesehatan itupun sama saja menyebalkan "aku tidak mau pulang, aku takut"cicit Taehyung

Hati Namjoon sakit, bahkan menapaki rumahnya sendiri pun Taehyung tak berani, sungguh yang dilakukan keluarganya itu sangat lah keterlaluan, hingga adiknya itu lebih memilih bangunan sekolah dari pada rumah yang seharusnya menjadi syurga.

>••<

Seorang wanita cantik terlihat fokus menatap layar besar yang menyala beberapa meter darinya, wajah cantik nan manis itu sangat berbanding terbalik dengan hatinya yang justru berhati iblis
   "Song ahjuma!" teriaknya, maklum dia adalah ratu dirumah megah itu, dengan tergesa Song ahjuma mendekatinya "ada apa nyonya?"
   "buatkan aku minum, seperti biasa dan jangan lama" Song ahjuma mengangguk lalu meninggalkan seorang wanita yang dipanggil nyonya tersebut

Matanya kembali fokus pada layar televisi tersebut sebelum sebuah suara mengalihkan atensinya, dia sedikit penasaran dengan kehadiran seseorang yang membuka pintu tersebut.
   "Yoongi ya" panggilnya ramah lalu berjalan kearah Yoongi yang akan menaiki tangga "wae eomma?"
   "kenapa sudah pulang?"
   "ah..ada sesuatu yang tertinggal" sang eomma menggangguk lalu memberi isyarat kepada Yonggi agar segera naik
   "nyonya ini minumnya"
   "letakkan dimeja" Song ahjuma mengangguk lalu berjalan menuju meja yang dimaksud sang nyonya

>••<

Dua namja tampan sedang duduk didalam mobil yang melaju dengan normal, sayangnya keheningan merajai mereka Taehyung yang hanya menatap keluar jendela dan Namjoon yang fokus pada jalanan. Dengan segala usaha akhirnya Taehyung mau mengikuti permintaan sang kakak, Taehyung tentu saja tidak langsung pulang kerumah, Namjoon akan mengajak sang adik makan terlebih dahulu.

Namjoon menghentikan laju mobilnya saat berada didepan restoran mewah, dia lalu keluar mobil diikuti oleh Taehyung
   "kajja, hyung juga belum sarapan"
   "jinja?" Namjoon mengangguk lalu merangkul bahu rapuh sang adik,

Keduanya masuk kedalam restoran dan segera memilih makanan, Tak lama makanan yang mereka pesan datang dengan segera dua namja itu memakan sarapan mereka. Tanpa mereka sadari ada seorang namja tinggi yang sedang memperhatikan mereka dengan intens.









  
   'kau takkan diampuni'













*SORRY_kth














TBC

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang