CHAPTER 18

545 47 0
                                    

Sorry For Typo













Mingyu menarik kasar lengan Taehyung, menyeretnya tanpa belas kasih padahal Taehyung sempat meringis karena cengkraman yang terlalu kuat tersebut.

Brakkk

Tubuh pemuda senyum kotak itu membentur beberapa alat yang ada di gudang sekolah, dia meringis sakit kepala pagi ini belum hilang dan harus ditambah lagi? Ini sangat sakit.

Salah satu dari mereka mendekat sambil tersenyum sinis pada Taehyung
   "mau apa kau Junhui?" lengan Junhui menarik kerah seragam Taehyung dengan keras "membunuhmu!"

Dia seperti iblis sekarang, tangan itu mencekik leher Taehyung dengan kencang, membiarkan pemuda itu kehabisan nafasnya.

Brakk


Pintu gudang terbuka, pelakunya? Tentu saja Jimin, melihat sang sahabat hampir kehilangan nafas dengan segera Jimin menendang Junhui dan membuat cekikan itu terlepas.

   "berani sekali kau!"" Jeonghan bersuara, dia tak terima sahabatnya dilukai oleh Jimin

Tanpa ragu mereka bertiga mengeroyok Jimin, membiarkan sulung Park itu terkepung oleh mereka, tapi Jimin tidak takut dengan itu

Bughh

Bughh

Pukulan demi pukulan Jimin berikan pada Mingyu, Junhui, dan juga Jeonghan membuat mereka bertiga terkapar dilantai gudang
   "pergi!" mereka bertiga menurut dan segera menjauhi area gudang

>••<

Bel pulang berdering begitu nyaring, setelah kejadian di gudang Taehyung lebih banyak diam walau Taehyung mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan memaksa untuk mengikuti pelajaran, Jimin tau betul itu kebohongan.

   "Jiminie, Kookie dimana?" Jimin tersenyum getir
   "mungkin sekarang Kookie sedang sakit, aku tau betul adikku saat dia merasa dikecewakan maka dia tak mau melakukan apapun kecuali menangis hingga jatuh sakit"
   "di kecewakan? Di kecewakan bagaimana?" pemuda sexy itu berusaha memendam air matanya, dia membuang nafasnya panjang
   "orang tuaku bilang mereka akan pulang hari ini, nyatanya..lagi-lagi itu sebuah kebohongan" Taehyung tersenyum dan merangkul Jimin
  
   "aku faham itu, bahkan ketika orang tuaku ada dirumah pun aku merasa tak pernah memiliki mereka"

>••<

Namjoon mengerang frustasi tugasnya menumpuk seperti gundukan pasir, dia memang pintar tapi dia juga tak sanggup menyelesaikan itu secepatnya.

Hingga dia lupa, harusnya jam segini Namjoon menjeput Taehyung bukannya mengerjakan tugas yang tak ada habisnya.
   "Taehyung! jam berapa sekarang? Astaga!"

Jam pulang Taehyung sudah terlewat hampir satu jam, bahkan mungkin Taehyung sudah pulang sekarang.

>••<

Namun dugaan Namjoon salah, sekarang Taehyung tidaklah dirumah melainkan berjalan-jalan mengitari kota, tadi tepat didepan gerbang Taehyung menelfon Namjoon hingga beberapa kali, tapi tak diangkat.

Akhirnya, Tae memilih berjalan ke halte saat sedang duduk asyik dihalte ada orang yang mengajaknya mengitari kota
   "hyung..aku ingin ice cream" pintanya lucu, membuat si pengendara rasanya ingin mencubit pipinya
   "oke.."
   "Jhope hyung beli yang banyak ne.."
   "asal kau mau mengganti uangku, hyung tak masalah"
   "kukira hyung akan mentraktirku.." bibir itu Taehyung di kerucutkan hingga mendapat cubitan gemas dari Hoseok
   "tenang saja Tae, hyung tak semiskin itu" cengiran khas milik Hoseok mengembang

Taehyung dan Hoseok duduk berhadapan disalah satu kedai ice cream, suasana cukup ramai menimbulkan suara yang sedikit berisik, Taehyung bocah itu menanti tak sabaran membuat senyum Hoseok kembali tercipta, ngomong-ngomong pemuda mood booster itu jadi rindu dengan sang adik.

   "akhirnya sampai juga" setelah mendapatkan pesanannya Taehyung segera melahapnya tidak perduli rasa dingin yang menjalar dimulutnya, membuat Hoseok linu sendiri
   "pelan-pelan Tae..kau membuat gigi hyung linu"
   "Tae yang makan kok malah hyung yang linu, aneh"

>••<

Blam

Jimin menutup pintu mobilnya dan berjalan kedalam rumahnya, Kang ahjuma yang sedang membersihkan meja menoleh kearah Jimin
   "Jiminie" sapanya pada Jimin
   "bagaimana dengan Jungkook? Dia baik-baik saja kan?" Kang ahjuma menggeleng
   "mian tuan, tadi ahjuma sudah membujuknya, tapi Kookie tetap tidak mau makan"
   "anak itu, ouh iya bilang sama Appa dan eomma jangan menjanjikan sesuatu lagi, ini bahkan sudah lebih dari 7 bulan saat terakhir kali mereka mengatakan akan pulang" Jimin berlalu dari hadapan Kang ahjuma, ucapannya menegaskan betapa kecewanya seorang anak pada orang tuanya

>••<

Hari sudah malam dan pemuda itu baru datang saat seharusnya dia sudah datang beberapa jam yang lalu, Taehyung memasuki rumahnya dengan perlahan.
   "untung sepi" lirihnya sambil berjalan mengendap-endap, seperti maling saja
   "dari mana kau sialan!!"













   'mulai sekarang jangan panggi aku Appa, karena sampai kapanpun aku tak akan sudi mempunyai anak sepertimu, sialan'











*SORRY_kth












TBC

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang