CHAPTER 5

1K 76 2
                                    

Sorry For Typo


Mentari telah menunjukan sinar kebanggaannya pada langit kota Seoul, membuat burung-burung melakukan tugasnya cukup baik, namun sayang tidak mampu mengusik tidur lelap seorang namja bertubuh imut namun sexy.

Hingga suara pintu terbuka sangat keras mampu mengusik sedikit tidurnya
   "hyung ireona!" lantang sang adik
Dan berhasil sang hyung dengan cepat membuka matanya terlalu terkejut dengan teriakan sang adik "Kookie..pelankan suaramu!" ucapnya kesal.
   "apa kau ingin membuatku terlambat sekolah ouh?"
   "ini masih terlalu pagi, kau tak akan terlambat" jawab Jimin santai
   "masih pagi apanya, 30 menit lagi bel sekolah berbunyi hyung..!" Jimin membulatkan matanya lalu segera turun dan menutup pintu kamar mandi dengan keras
   "tidak waras"

>••<

Pintu gudang sudah terbuka sedari tadi oleh Seokjin putra sulung keluarga Kim, membuat dua orang yang berada digudang segera keluar dan menuju kamar masing-masing.

Beberapa menit berlalu sekarang waktunya keluarga Kim sarapan, Namjoon membuka pintu kamarnya dan berjalan mendekati tangga namun langkahnya harus terhenti kala suara hyung tertua terdengar ditelinganya.

   "sampai kapan kau akan melindunginya?"
   "sampai kapanpun aku akan melindunginya"

Namjoon lalu melenggang pergi meninggalkan Seokjin yang mematung ditempat, menyaksikan punggung tegap Namjoon yang semakin menjauh menuruni tangga.

   "kau akan menyesal Namjoon"

>••<

   "dasar lambat, tidak tau diri, tidak waras, pabbo, huh..kenapa juga dia harus menjadi hyungku, menyebalkan" gerutu seorang namja bergigi kelinci sembari menuruni anak tangga
   "Kookie kenapa?"
   "aku sebal dengan Jimin hyung ahjuma, bagaimana bisa dia bangun jam segini, kookie bisa telat nanti" Kang ahjuma tersenyum menyaksikan Jungkook yang sedang marah namun entah kenapa itu justru terlihat lucu
   "mungkin saja tuan muda Jimin mengerjakan tugas hingga larut malam"
   "apa?! Mengerjakan tugas, itu sangat tidak mungkin ahjuma"
   "yasudah, sekarang Kookie makan dulu ne" Jungkook mengangguk lalu mulai memasukan makanan kedalam mulutnya

Kang ahjuma adalah asisten rumah tangga dikeluarga Park, sejak kecil duo Park diasuh oleh Kang ahjuma walau bukan dirawat dari bayi namun Kang ahjuma merawat mereka dengan penuh kasih sayang.

Bukan berarti orang tua Jimin dan juga Jungkook tidak menyayangi mereka, keduanya menyayangi anak mereka namun pekerjaan seolah menjadi pembatas antara mereka.

Park Min Young yang seolah diperbudak oleh pekerjaannya yang kesana kemari tanpa henti, dan juga Park Seo Jun yang harus setia menemani sang suami.

   "Jungkook ah, kajja!" teriak Jimin sembari menuruni anak tangga
   "uhuk..apaan sih!"
   "cepetan loe mau telat apa?" Kang ahjuma yang mendengar keributan para tuan mudanya segera menghampiri mereka
   "tuan muda Jimin, sarapan dulu" teriak Kang ahjuma kala Jimin melewati ruang makan begitu saja
   "nanti Jimin akan sarapan di sekolah"
   "tapi Kookie masih lapar"
   "Kookie mau ahjuma buatkan bekal?" Jungkook mengangguk dengan penuh semangat tak lupa matanya yang ikut berbinar

>••<

   "Namjoon ah, setidaknya makanlah terlebih dahulu" ucap tuan Kim membuat Namjoon menghentikan langkahnya "Taehyung!"

Taehyung yang akan berjalan menuju pintu samping harus terhenti karena teriakan sang hyung "ne?"
   "duduk dan makanlah bersama kami" ajak Namjoon yang langsung mendapat tatapan terkejut keluarga Kim juga dari Taehyung sendiri
   "apa-apaan kau ini Namjoon" ucap Seokjin setelah berada beberapa langkah dibelakang Namjoon
   "kenapa? Apa kalian tidak suka? Apa salah jika seorang anggota keluarga menawari makan bersama pada anggota lainnya?"
   "dia bukan keluarga kita!" tegas tuan Kim, sedangkan Taehyung pemuda itu hanya mampu tertunduk, mencoba menguatkan hatinya mendengar apa yang akan dikatakan keluarganya
   "Appa-"
   "dia bukan keluarga kita Namjoon, sampai kapanpun!"
   "nggak adil"
   "berhentilah membelanya" Yonggi yang hanya asyik menyaksikan, mulai mengeluarkan suarannya "tapi kenapa?"
   "dia bukan adik kita" datar, namun mampu menusuk hati rapuh Taehyung,

Gagal, Taehyung gagal untuk menguatkan hatinya..nyatanya sekarang buliran itu meluncur hebat di pipi Taehyung
   "kalau begitu aku juga bukan adik kalian..karena aku tidak mau punya hyung seperti kalian" baik Yonggi maupun Seokjin terdiam memandang tak percaya pada Namjoon

Benarkah itu Namjoon? adik yang dulu mereka lindungi dan sayangi, tapi apa sekarang dia bahkan berani melawan kedua hyungnya hanya demi membela Taehyung, orang yang tak pernah keluarga itu terima kecuali Namjoon.

   "bisa kalian hentikan pertengkaran ini, maafkan eomma tapi pertengkaran ini tidak ada gunanya" Hwasa angkat bicara, sebagai seorang ibu dia tidak akan rela jika keluarganya terpecah, kebenarannya? Entahlah. Bisa saja wanita baik akan jadi licik.

Taehyung segera berlari keluar, menurutnya pertengkaran yang terjadi hari ini adalah salahnya, dia tidak menuntut keadilan tapi dia ingin dilihat sebagai keluarga, itu saja cukup.

   "Tae tunggu!"

>••<

Taehyung terus berlari dengan derai air mata yang seolah enggan meninggalkan wajah Taehyung, tak peduli dengan tatapan heran orang yang dilewatinya.

Hatinya sakit..memang sudah biasa hal itu terjadi dengan Taehyung, tak pernah dianggap memang menjadi hal tersendiri dari hidupnya.

Tapi Taehyung tak terima jika Namjoon hyung membelanya hingga bertengkar pada hyungnya yang lain, dia tidak mau Namjoon menjadi anak yang membantah, dia tidak mau jika suatu hari kakaknya itu juga dibenci, Taehyung tidak akan bisa menerima itu.

   "hiks..hiks.." tangis Taehyung pecah saat berada di halte bus, dia tidak menyadari bahwa sejak tadi hyungnya mengikuti
   "Tae" Taehyung segera menghapus air matanya lalu mendongak melihat si pemilik suara
   "ikutlah dengan hyung" yang diajak menggeleng tanpa suara "kumohon, hyung tidak bisa melihatmu seperti ini"
   "maka jangan pernah melihatku"

Bus yang Taehyung tunggu akhirnya datang membuatnya segera memasuki bus tanpa menoleh pada Namjoon.

Satu air mata lolos dari mata Namjoon, tentu saja Namjoon tidak sakit dengan ucapan ataupun perlakuan Taehyung. Dia menangis mengingat bagaimana sikap keluarganya pada anak seusia Taehyung.

Dia gagal, gagal menjaga permata yang dititipkan oleh seseorang yang sangat dia sayang. Nyatanya..janji yang dulu dia ucapkan tak bisa dia penuhi.

>••<

Sepeninggal Taehyung juga Namjoon keluarga Kim terdiam, tidak ada diantara mereka yang memulai acara sarapan mereka, nafsu makan mereka seakan tersapu.

Seokjin mengusap wajahnya kasar lalu membuang nafasnya panjang, paginya hancur begitu saja dia tentu tak rela harusnya sekarang dia sedang mengumpulkan semangat untuk menghadapi hari, tapi nyatanya apa? Hancur!.

   "Doyoung pergi dulu ne" Hwasa lalu memandang putra termuda keluarga Kim dengan senyum "makan dulu sayang"
   "aniya eomma, nanti Doyoung terlambat"
   "hyung antar"

Nyonya Kim mengusap punggung tuan Kim dengan halus lalu tersenyum manis padanya, seakan memberikan kekuatan pada sang suami yang sedang kacau, Tuan kim tersenyum hangat.

   "kalau begitu Sungjae berangkat, eomma appa"
   "berangkat bersama hyung" itu bukan tawaran melainkan keharusan
   "ye Jin hyung"
   "Jin berangkat dulu eomma..appa" tuan dan nyonya Kim kompak menangguk lalu tersenyum

Setelah para putra Kim keluar tuan Kim manatap Hwasa lalu mengucapkan "aku harus menghukumnya"

  
   'kau akan hancur anak haram'





















*SORRY_kth













TBC

SORRY || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang