"Selama belum ada kepastian, jangan mencintai seseorang terlalu dalam"
-Daffa💔🕊️Happy Reading🕊️
"Sorry sorry, tapi kata Clara dan Nayla lo jutek gini baru beberapa hari ini aja. Jadi gue rasa lo ada masalah yaa? Kalau lo punya masalah, cerita aja sama gue!" titah Alya panjang lebar.
"Kalaupun gue punya masalah, lo juga gak bakal bisa bantu nyelesainkan!"
"Karena belum dicoba, makanya kita gak tau. Coba deh lo cerita dulu sama gue, gue bakal bantu sebisa gue!" celoteh Alya.
Farel pun sudah habis kesabarannya menghadapi Alya.
"Lo tuhh anak baru tapi udah sok yaa. Lo gak tau apa-apa tentang gue dan lo juga gak berhak untuk tau mengenai gue! Baru kali ini gue temuin cewek kaya lo. Cewek paling nyebelin dan paling sok tau!" Farel membentak Alya.
Alya pun kaget bukan main. Air matanya mengalir di pipinya yang mulus. Alya tetap terpaku tak menyangka bahwa Farel akan membentak nya. Farel pun juga kaget dengan kata-kata yang telah diucapkannya.
Melihat Alya menangis, Farel menghapus air mata Alya. Sekarang Farel tepat berada di hadapan Alya. Farel memegang tangan Alya.
"Alya, maafin gue yahh gue gak bermaksud ngebentak lo. Tadi gue kebawa emosi aja, maafin gue yaa," Farel meminta maaf.
Alya mengangguk pelan.
Tanpa mereka sadari, Daffa melihat kejadian itu dari jendela kelas, Daffa merasa sakit hati.
Daffa merasa sangat sakit hati, karena ternyata Alya tidak menghargai perasaannya.
Memang Daffa belum mengutarakan perasaannya ke Alya, tapi Daffa yakin bahwa dari sikapnya kepada Alya, Alya pasti tau bahwa Daffa menyukainya.
Daffa pun berjalan menuju tempat dia biasa nongkrong ketika sedang sakit hati.
Kini waktu pulang sekolah telah dinanti-nanti, sekitar 5 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi.
Alya teringat pada janji nya pada Daffa, yahh pulang sekolah bareng.
Alya telah berdiri di depan gerbang sekolah nya. Mencari-cari Daffa, tetapi Daffa tidak juga dilihatnya. Tadi pagi Daffa telah berjanji kepada Alya untuk mengantar Alya pulang.
Sekitar 45 menit Alya menunggu kedatangan Daffa.
Sekolah tampak mulai sepi, tapi Daffa tidak juga dilihatnya. Alya menjadi takut.
Kemudian Alya mengambil hp nya dari tas, dan ingin mengirim pesan ke Daffa, ketika hendak mengirim pesan, tiba-tiba ada tangan yang mengambil hp nya secara paksa.
Kemudian laki-laki itu berlari, Alya hendak mengejar tapi niatnya dibatalkan, karena Alya yakin dia tak akan bisa mengejar laki-laki itu karena larinya sangat cepat.
Alyaa pun makin takut. Tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya.
"Belum pulang neng?" ternyata pemilik suara itu adalah satpam sekolah.
"Lagi nunggu jemputan nih pak," jawab Alya sambil tersenyum.
Senyum Alya dipaksakan, karena dia sangat sedang ketakutan tidak tau mau pulang pakai apa.
"Ohh yaudah, bapak pulang dulu yaa."
Alya hanya mengangguk.
Sekarang tinggallah dia seorang diri di depan gerbang sekolah.
Alya semakin takut, matanya telah berkaca-kaca, tetapi Alya menahan air matanya agar tidak jatuh.
Alya sebenarnya bisa pulang naik bus, tapi dia tidak pernah pulang naik bus dan dia tidak tau bagaimana caranya. Jadi Alya tidak berani naik bus takut tersesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name Is Alya (Alia?)
Подростковая литератураFOLLOW sebelum membaca! Daffa Stone, remaja yang memiliki banyak permasalahan setelah kehadiran Alya Isabella didalam hidupnya. Bukan hanya permasalahan tentang percintaan remaja, namun banyak hal yang ia hadapi. Alia Isabella, yaitu kembaran Alya...