16. Kabar Duka

375 90 33
                                    

"Kita punya keinginan, Tapi keadaan punya kenyataan"
-Daffa-

🦕Happy Reading🦕

Bi Surti langsung masuk ke dalam ruangan, di lihatnya tubuh Alya yang terbujur kaku.

Bi Surti langsung menghampirinya.

"Non, non Alya," bi Surti memeluk erat tubuh Alya.

"Non, non bangun non."

"Bii, bibi yang sabar yaa," Clara mengelus pundak bi Surti seraya menenangkan.

"Apa maksudnya?" tanya bi Surti pura-pura tak mengerti.

"Alya udah tenang bi di sana, bibi yang kuat yaa," jawab Nayla tak kuat menahan air mata.

"Enggak enggak, non Alya bangun," bi Surti semakin histeris.

"Non Alyaa, maafin bibi non. Maafin bibi yang belum bisa jaga non Alya dengan baik," tutur bi Surti menggoyang-goyangkan tubuh Alya berharap akan sadar.

"Bibi gak boleh ngomong gitu, ini udah takdir bi," kini Nayla membantu Clara menenangkan bi Surti.

"Gue harus kuat, gue harus kuat demi Alya!" batin Daffa.

Daffa tak sadar air matanya terjatuh, sontak ia langsung menghapus air matanya yang jatuh begitu saja.

Daffa berhenti memeluk Alya, kini ia mencoba untuk menenangkan bi Surti. Iya seseorang yang menemani Alya dari kecil.

"Bii, kita harus ikhlas! Kalau kita terus-terusan kayak gini, Alya gak akan tenang bi. Bibi harus ikhlas yaa bi," tutur Daffa.

"Tapi nyonya dan tuan sudah menitipkan non Alya kepada saya, dan saya sudah lalai dalam menjaga non Alya," ucap bi Surti histeris sejadi-jadinya.

"Ini udah takdir bi, dan kita gak bisa menolak takdir," sambung Clara.

Kondisi bi Surti belum stabil, lagi-lagi bi Surti pingsan.

"Bii."

Foto terakhir Alya🥺💔

Sekarang bi Surti sudah berada di ruangan tempat dia di rawat sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang bi Surti sudah berada di ruangan tempat dia di rawat sebelumnya.

Kini, jenazah Alya akan di pulangkan ke rumahnya.

Hujan tiba-tiba turun begitu saja, seperti menandakan kesedihan akan kepulangan Alya. Hujan pun ikut bersedih dengan kabar kepulangan Alya.

Kini, jenazah Alya sudah tiba dirumahnya.

Suara ambulance sudah terdengar dari rumahnya. Satu persatu pelayat berdatangan.

Para pelayat yang berdatangan bertanya-tanya dimana keluarga Alya? Dimana mereka? Apakah mereka tidak ingin melihat Alya untuk terakhir kalinya?

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang