47. Meyakinkan

97 18 15
                                    

“Hidup itu pilihan, apapun yang membuatmu sedih tinggalkan dan apapun yang membuatmu tersenyum pertahankan”


💖Happy Reading💖

Alia berjalan memasuki kelasnya, namun ia di cegah oleh Clara dan Nayla.

"Al," panggil Clara menghampiri Alia.

Alia pun langsung menoleh, mencari-cari orang yang memanggilnya.

"Clay, Nay," seru Alia.

Alia kembali teringat ucapan Vano kemarin.

"Gue minta maaf yaa. Karena gue, kalian berdua jadi berantem," ucap Alia menatap Clara dan Nayla bergantian.

"Lo gak salah kok, Al. Gue cuma salah paham aja," jawab Nayla tersenyum.

Alia melirik sekilas menatap lengan Clara dan Nayla yang tampak memakai gelang.

Memang, kemarin Alia juga memberikan gelang couple untuk mereka di dalam surat permintaan maafnya.

Senyum Alia mengembang.

Menyadari hal itu, Clara dan Nayla pun sangat berterimakasih.

"Gelangnya bagus, Al. Makasih yaa," gumam Nayla.

"Iyaa keren banget. Lo kok gak pakai juga?" tanya Clara.

"Itu khusus buat kalian berdua aja,"

"Tapi kalau kita pakai bertiga malah lebih bagus," sambung Clara.

"Hehehh, enggak itu buat kalian aja."

Clara, Nayla dan Alia berpelukan seperti layaknya sahabatan. Walau Clara tau, Nayla belum bisa menerima kehadiran Alia di persahabatan mereka.

Dan juga, Alia tak ingin menganggu sekaligus menjadi penghancur hubungan persahabatan Clara dan Nayla.

"Gue mau cerita, boleh gak sih?" ucap Alia melepaskan pelukannya.

"Cerita tentang apa?" tanya Clara.

"Ceritanya di kantin aja yuk, gue laper," pinta Nayla.

"Bolehh, yukk."

Di kantin, Alia menceritakan permintaan Tiara di taman tadi. Alia sempat bingung dan kurang yakin.

"Tapi tadi lo udah terima, kan?" tanya Clara memastikan.

"Jangan bilang karena kasihan! Ingat Al, waktu itu mereka sempat bikin lo menderita!" tambah Nayla.

"Gue harus gimana? Bingung," rengek Alia.

"Tapi keputusan ada di tangan lo sih. Dan kita juga gak ngelarang apapun jawaban dari lo," sambung Nayla.

"Nahh, benar. Tapi jangan sampai salah pilih Al," ujar Clara.

"By the way, Tiara kenapa bisa pilih lo? Sedangkan anggota Cheerleader kan banyak,  tapi kok malah milih lo yang bukan anggotanya? Aneh gak sih? Atau ini cuma jebakan?" tanya Nayla menimbang pertanyaannya.

"Kalau dari cerita Alia tadi, menurut gue bukan jebakan. Dan untuk alasan yang Tiara bilang juga gak masuk akal, and yahh balik lagi ke diri lo sendiri," gumam Clara melirik Alia yang tengah galau dengan keputusannya.

Bel sekolah berbunyi, menandakan akan melanjutkan kembali pembelajaran.

"Astaga! Kita belum istirahat!" ucap Clara kaget mendengar suara bel sekolah.

"Iyaa gak berasaa banget. Maaf ya, karena gue, kalian jadi gak istirahat. Gara-gara gue ngobrolnya panjang banget," kekeh Alia.

"Gak masalah kok," jawab Nayla bangkit dari duduknya.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang