32. Harus Sabar

189 44 22
                                    

Aku menikmati hari ini meskipun tidak begitu menyenangkan”
-Alia-

🗿Happy Reading🗿

"Alia.." sapa Laras sembari menyendokkan makanannya ke dalam mulut.

"Mama mau ke makam Alya, kamu mau ikut?" sambung Laras.

"Boleh, kapan mah?"

"Rencananya sih besok Al. Makanya mama bilangnya sekarang."

"Berarti kalau Alia ikut, besok gak sekolah dong mah?"

"Yah, terserah kamu aja. Kalau kamu ikut yah kamu gak sekolah dulu sehari, begitupun sebaliknya."

"Hmm, Alia ikut aja deh mah. Al kangen sama Alya."

"Ngomong-ngomong papa mana mah?"

"Papa ada tugas mendadak di luar kota, jadi beberapa hari ini papa gak pulang."

"Ohh. Pantas aja, beberapa hari ini Alia gak liat papa. Tapi kenapa gak bilang sama Al?"

"Papa kamu tuh sibuk, jadi wajar aja kalau kamu jarang ketemu sama papa!"

"Sesibuk apa sih mah?"

Laras terdiam dan langsung membelai rambut Alia.

"Alia aja yang ikut papa ke London jarang ketemu, apalagi Alya dulu?" titah Alia menunduk.

Air mata Alia hampir saja terjatuh, ia langsung menyekanya.

"Al.."

Belum sempat melanjutkan, Alia langsung berdiri dan pergi masuk ke dalam kamarnya.

***

"Abang.." teriak Aletta memasuki kamar Daffa seraya memeluknya.

"Letta, udah sembuh?"

"Udah bang!"

"Anak pintar," kata Daffa mengacak-acak rambut Aletta.

"Bang.."

"Kenapa, hm?"

"Letta mau-"

"Mau apa?"

"Abang marah gak?"

"Abang kan gak pernah marah sama Letta."

"Letta mau ketemu sama papa dan mama."

Deghh
~Bagaikan ada petir di siang hari~

"Pliss.." Aletta memohon.

"Boleh, mau sekarang?"

"Mau banget!"

"Yaudah, Letta siap-siap dulu sama bibi yaa."

"Oke bang," Aletta keluar dari kamar Daffa.

***

"Abang, Letta udah siap!"

"Siap? Yukk berangkat!" Daffa mengandeng tangan mungil Aletta.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang