20. Graventas

356 76 47
                                    

“Ikuti alurnya, jalani prosesnya, Tuhan tau kapan kita bahagia”
-Daffa-

🍗Happy Reading🍗


Daffa bersama teman-temannya masih menentukan rencana mereka ke depannya untuk membalas dendam.

"Daff, gimana yang tadi?" Vano memulai percakapan.

"Gue bingung."

"Bingung kenapa? Gak biasanya lo kayak gini Daff?" tanya Vano heran.

Daffa menarik nafas dalam dan langsung menceritakan dirinya yang bertemu dengan seseorang yang mirip dengan Alya.

"Jadi gini, tadi gue itu ketemu sama cewek-" Daffa mulai menceritakan.

"Wehh gila, baru di tinggal pacar langsung punya yang baru. Emang pantes dehh lo di panggil fuc*kboy!" sambung Faiz.

"Gue belum selesai ngomong!" Daffa melirik Faiz sinis.

"Ehh iya, maaf Daff."

"Boleh gue lanjut?" tanya Daffa meyakinkan.

"Silahkan"

"Gas slur"

"Srepet"

"Cewek itu mirip banget sama Alya, dan-" ucap Daffa terpotong lagi.

"Mungkin lo halu kali!" sambung Faiz lagi.

Daffa menatap Faiz mengisyaratkan untuk diam.

"Gue gak tau, gue halu atau gimana? Tapi tadi gue meluk dia!" Daffa melanjutkan ucapannya.

"What? Lo meluk pohon kali?" jawab Vano tertawa.

"Idihh gue masih waras kali, banyak cewek di dunia ini yang masih bisa gue peluk!"

"Gue ngerasa nyata, tapi anehnya-" Daffa kembali mengingat kejadian itu.

"Aneh kenapa?" tanya Angga kepo.

"Aneh? Kalau ngomong jangan ngegantung bikin penasaran aja!" sambung Dylan.

"Tau, lo kira di dunia wattpad, author-author nya suka ngegantung!" sambung Vano juga.

"Pas gue meluk dia, dia bilang “Lepasin atau gue teriak”. Seakan-akan dia gak kenal gue!"  Daffa menjawab semua ke kepo-an teman-temannya.

"Hah?" tanya Vano serius.

"Gue sihh berharap aja kalau dia balik lagi ke dunia ini, tapi itu semua gak mungkin!" jawab Daffa dengan wajah sedih.

"Seenggaknya, kalau dia gak bisa kembali lagi ke dunia ini ada pengganti dia yang benar-benar tulus sama lo sama seperti Alya dulu!" Vano meyakinkan.

"Aneh tapi nyata!" Angga mulai heran.

"Yahh itulah yang gue rasakan!" Daffa kembali mengingat ulang kejadiannya.

"Udahlah, kalian lupain aja!"

"Lo bener? Lo gak mau kita bantu gitu?" tawar Vano.

"Iya tuhh, gak usah sungkan!" tawar Angga juga.

"Iya, kan biasanya kalau lo ada masalah pasti lo suruh kita!" ucap Faiz tak merasa bersalah setelah mengucap itu.

"Ohhh jadi maksud lo-?" Daffa berdiri.

"Ehh enggak-enggak Daffa, maksud gue itu kalau lo punya masalah bisa cerita aja gitu siapa tau kan kita bisa bantu!" Faiz mengelak.

"Heumm, untung aja hari ini gue baik. Kalau enggak bisa aja lo gue suruh lo berdiri di kuburan selama seminggu!" ancam Daffa.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang