“Jadilah lelaki dewasa, yang hanya mencintai dan memperjuangkan satu wanita”
-Alia-•
•
🎸Happy Reading🎸
"Terima aja sihh.."
"Terima Al.."
"Dikit lagi.."
"Gass lah, tanggung"
Ucapan-ucapan itu lah yang di lontarkan para Graventas.
"Daff, bukannya gue nolak. Tapi, kita baru aja saling kenal. Dari awal, gue juga gak taruh perasaan apapun ke lo," tolak Alia.
"Lo tau? Lo adalah orang kedua yang nolak gue setelah Alya. Dan, gue akan berjuang terus. Gue gak mau sia-siakan kesempatan ini! Gue gak mau hal yang pernah terjadi antara gue dan Alya terulang lagi," gumam Daffa sedikit kecewa.
"Maaf, gue tau lo kecewa. Ada beberapa alasan mengapa gue nolak lo, Daff!" batin Alia.
"M-maaf, gue akan coba terima lo. Tapi bukan dalam waktu dekat ini," ujar Alia.
"Gapapa, gue tunggu. Gak harus hari ini lo jawabnya," ucap Daffa memegang pipi Alia.
"Makasih.."
Daffa berdiri dan berjalan keluar kelas.
Daffa meninggalkan Alia bersama geng Graventas. Entah kemana ia akan pergi.
"Jangan sia-sia in Daffa. Banyak cewek di luar sana, yang mau jadi pacarnya. Tapi Daffa gak pernah respon. Gue harap lo bisa bersama," gumam Vano memegang pundak Alia.
"Mungkin lo salah satu perempuan beruntung di dunia ini. Dan lo tau, Daffa bukan cowok yang sekali di tolak langsung menyerah gitu aja. Dia bakalan berjuang dapatkan lo!" sambung Faiz.
Geng Graventas langsung keluar dari kelas meninggalkan Alia sendiri.
Alia memukul pelan pipi nya berulang kali.
"Arghh, kenapa gue? Gue gak mau ada orang yang berharap lebih sama gue. Apa gue nya aja yang seakan-akan kasih kesempatan?" Alia frustasi.
Hari ini ada rapat dadakan, semua guru di minta untuk menghadiri rapat tersebut. Dan kepala sekolah memutuskan siswa-siswi untuk pulang lebih awal.
Semua murid keluar kelas, Alia memperhatikan bangku geng Graventas. Tak ada satu pun geng Graventas yang berada di bangkunya masing-masing.
Untung saja hari ini ada rapat dadakan yang menyelamatkan geng Graventas dari panggilan BK.
"Mereka semua kemana? Dari jam istirahat gak balik ke kelas lagi?" Alia bertanya pada dirinya.
"Gue jadi gak enak sama mereka."
Alia berjalan ke luar kelas, ia melihat Nayla dan Clara yang berada di depan pintu kelasnya.
Alia pun segera menghampirinya.
"Nay, Clay.." sapa Alia.
"Ehh Alia, ada apa?" sahut Nayla.
"Tau gak, tempat mainnya anak-anak Graventas?" tanya Alia to the poin.
"Graventas?" gumam Nayla dan Clara bersamaan.
Alia pun mengangguk cepat.
"Kita berdua kurang tau tempat mainnya mereka, tapi kalau basecampnya ada di belakang sekolah.." jawab Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name Is Alya (Alia?)
Roman pour AdolescentsFOLLOW sebelum membaca! Daffa Stone, remaja yang memiliki banyak permasalahan setelah kehadiran Alya Isabella didalam hidupnya. Bukan hanya permasalahan tentang percintaan remaja, namun banyak hal yang ia hadapi. Alia Isabella, yaitu kembaran Alya...