7. Memaafkan

596 130 31
                                    

"Jika salah perbaiki, jika gagal coba lagi, Tapi jika kamu menyerah semuanya selesai"
- Daffa -

🌻Happy Reading🌻

Alya membuka matanya, matanya terasa sangat berat. Lalu di ambilnya handphone barunya.

Seketika Alya terperanjat, karena jam di hp nya telah menunjukkan pukul 09.35 Wib.

"Yaahhh, telat dong. Kalau telat gak bakal bisa masuk, yaudah dehh hari ini bolos aja," ucap Alya dengan wajah sedih.

Lalu Alya pergi ke kamar mandi nya untuk mencuci muka. Setelah selesai mencuci muka, Alya keluar kamar dan dia bertemu bi Surti.

"Bi, kok gak bangunin aku sih?"

"Aduuh non, pintu kamar non malah udah bibi gedor-gedor. Tapi non tetap juga gak bangun-bangun," jawab bi Surti.

"Hehehh, yaudah deh bi gapapa lahh aku bolos dulu sekarang sekali ini aja deh," ucap Alya seraya tertawa.

"Yaudah non sarapan dulu, udah bibi siapin daritadi."

"Sip bii," jawab Alya kemudian menuju ruang makan.

***

D

i lain tempat, Daffa merasa bersalah karena tidak menepati janjinya kepada Alya.

"Alya mana yaa? Daritadi kok gak kelihatan sih? Di chat juga gak di bales, di telpon gak aktif!" tutur Daffa di batinnya.

Bel istirahat berbunyi. Daffa langsung menuju kelas XI IA 3, yaitu kelas Alya.

Daffa bertemu dengan Clara dan Nayla.

"Kalian berdua pada liat Sabel gak?" tanya Daffa kepada Clara dan Nayla.

"Sabel siapa?" jawab Clara heran, sambil melihat ke arah Nayla.

Nayla pun geleng-geleng kepala tanda tak tau.

"Maksud gue Alya, kalian berdua liat gak?" jawab Daffa dengan wajah cemas.

"Ohh Alya, Alya hari ini gak datang, lo tau gak Alya kemana?" tanya balik Clara.

"Hah? Gak datang? Kan gue nanya kalian berdua kalian malah nanya balik, btw nomornya Alya kenapa gak aktif?" tanya Daffa lagi.

"Lahh masa sihh gak aktif, gue juga gak tau dia kemana," jawab Clara kebingungan.

Daffa terdiam dan berpikir keras kenapa Alya tidak datang. Daffa takut terjadi apa-apa pada Alya.

Daffa begitu mengkhawatirkan Alya, Daffa sangat merasa bersalah karena kemarin tidak mengantarkan Alya pulang, padahal dia telah berjanji kepada Alya.

Daffa melihat Farel, Daffa awal nya merasa sakit hati karena melihat wajah Farel, karena dia teringat dengan kejadian yang dilihatnya kemarin.

Tapi Daffa melupakan itu, karena Daffa ingin menanyakan Alya kepada Farel.

"Hehh, lo tau gak Alya kenapa gak datang?" tanya Daffa sambil menghampiri Farel.

Farel menatap Daffa sinis.

"Apa pentingnya buat lo?"

Emosi Daffa pun naik secara drastis.

"Ehh, gue nanya baik-baik yaa!! Tolong jawab baik-baik juga dong!" ujar Daffa berapi-rapi.

"Ehh, lo sadar diri gak sih? Lo itu cowok sejati apa bukan? Kemarin lo udah janji buat nganterin Alya pulang sekolah kan? Tapi apa? Lo pergi entah kemana, Alya udah nungguin lo sangat lama, kebetulan gue lewat sekolah ini kemaren jadi gue liat Alya dan gue anterin dia pulang. Lo tau? Mata Alya tuh merah! Gue tau itu karena dia abis nangis! Tapi apa, Alya tetap senyum. Dan lo tau apa? Sedikitpun dia gak ceritain apa-apa tentang lo yang udah ingkarin janji ke dia. Dia itu cewek Daffa! Lo sebagai cowok gak seharusnya berjanji dan membatalkannya secara sepihak tanpa lo kasih tau Alya terlebih dahulu!!" jawab Farel tak kalah berapi nya sambil menunjuk-nunjuk wajah Daffa.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang