14. Cemas

355 84 8
                                    

“Cinta tak harus memiliki, namun cinta butuh sebuah pengorbanan dan perjuangan”
-Daffa-

🥭Happy Reading🥭

"Da-Faa..."

"Alya, lo kenapa? Ada yang sakit?"

Daffa begitu panik dan segera memanggil dokter dan perawat yang ada di rumah sakit itu.

"Dokter, suster," panggil Daffa dengan sigap.

Jantung Alya kini melemah, denyut nadinya tak beraturan.

"Daffa, sakit!" ucap Alya kesakitan sambil memegang kepalanya.

"Iyaa Alya, loo sabar yaa," jawab Daffa khawatir.

"Daff, se-be...lum gue per..gi, gue cu..ma mau bi-lang-"

"Alya, lo gak boleh ngomong kayak gitu. Gue tau lo orang yang kuat, lo semangat yaa. Gue bakal doa-in lo semoga cepat sembuh!" support Daffa untuk Alya.

"Daff..." Alya meringis kesakitan.

"Maaf, nyonya Alya harus segera di operasi, kita harus cepat menanggapinya, atau hal yang tidak diinginkan terjadi!" ujar dokter memotong percakapan Daffa dan Alya.

"Iya dok, tolong sembuhkan Alya!"

"Baik, kami akan berusaha semaksimal mungkin."

"Daff, gue gak kuat!"

Alya merasakan sakit yang dahsyat yang baru pertama kali ia rasakan.

"Lo pasti kuat, gue bakalan selalu ada di samping lo Alya!"

Para tenaga medis langsung memindahkan Alya ke ruang operasi.

"Gue harus hubungi bi Surti."

Daffa menelpon bi Surti dengan menggunakan handphone Alya.

Daffa langsung menelpon bi Surti dan berhasil diangkat.

“Non, non kemana aja sihh? Bibi cemas banget non”

“Bi, ini Daffa”

“Den Daffa? Non Alya nya kemana?”

“Alya, Alyaa lagi di-”

“Dimana?”

“Di rumah sakit bi”

“Non Alya masuk rumah sakit? Kenapa? Kok bisa den?”

"Iya bii, nanti aku jelasin semuanya, bi Surti langsung kerumah sakit permata”

“Baik den, bibi segera kesana”

Bi Surti langsung mematikan teleponnya.

***

"Alya, lo harus kuat yaa demi gue!"

"Ohh iya, gue juga harus kabarin Clara dan Nayla. Mereka pasti cemas dan khawatir!" sambung Daffa.

Daffa langsung menelpon Clara. Dan hasilnya nihil, tidak diangkat.

"Kenapa gak diangkat coba, padahal ini penting!" geram Daffa.

"Baru jam 10 mungkin mereka lagi belajar?"

"Coba deh telepon sekali lagi."

***

"Siapa yang telepon? Lagi jam pelajaran nanti kalau ketahuan, handphone lo bisa disita!" tutur Nayla.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang