22. Dihukum

293 70 15
                                    

Kita ditakdirkan bukan untuk bergandengan tangan, mungkin hanya sekedar saling mendoakan dari jarak yang berjauhan”
-Daffa-

🍭Happy Reading🍭

Pagi harinya, Daffa melakukan rutinitas seperti biasa.

Kali ini Daffa tidak pergi ke basecampnya, karena Daffa sudah bilang bahwa dia tidak pergi ke basecamp hari ini. Daffa langsung pergi menuju sekolah dengan menggunakan motor.

Setelah sampai di kelas, Daffa di sambut dengan suara berisik teman-teman geng-nya.

"Ehh Daffa," sambut Vano.

Daffa menaruh tasnya di tempat duduknya, ia ikut gabung bersama teman-temannya.

Ketika sedang asyik mengobrol, ada seseorang yang memanggilnya.

"Daffa"

Daffa yang mengetahui dirinya di panggil itupun langsung menoleh. Di lihatnya wajah orang itu, dia adalah Nayla.

"Dipanggil sama kepala sekolah!"

Teman-teman Daffa yang mendengar perkataan itu langsung terkejut. Sedangkan, Daffa hanya diam mengiyakan.

Nayla kembali ke kelasnya. Dan Daffa langsung pergi menuju ruang kepala sekolah.

"Daff?"

"Ada apa? Gara-gara kita bolos kemarin?" tanya Vano.

Daffa tersenyum dan langsung berjalan.

Daffa telah sampai di ruang kepala sekolah, ia mengetuk pintu. Di lihatnya ada seorang perempuan dan juga kepala sekolahnya.

"Ada apa bu?" tanya Daffa pada kepala sekolah.

"Ada yang ingin bertemu dengan kamu," jawab kepala sekolah lalu menoleh ke arah perempuan yang ada di hadapannya.

"Kamu Daffa?" tanya perempuan itu berdiri.

"Iya," Daffa membalasnya singkat.

"Kenapa nyariin saya?" tanya balik Daffa pada perempuan itu.

"Kamu temannya Alya?"

"Iya, ada yang bisa di bantu?" Daffa mengernyit bingung.

"Saya mama nya Alya!"

Ternyata perempuan itu Laras.

Daffa kaget bukan main, dia mematung saat mengetahui perempuan itu adalah mama nya Alya.

"Saya ingin bicara dengan kamu!"

"Apa benar, kamu yang bersama Alya terakhir kali?"

"I-iya, saya yang bersamanya."

Kringg🔔

Bel masuk pertanda pelajaran akan mulai itu berbunyi memecahkan percakapan mereka.

"Daffa, kamu masuk kelas!" perintah kepala sekolah.

Daffa mengangguk.

Sebelum pergi, Daffa di minta untuk menemuinya.

"Saya permisi bu, terimakasih atas waktunya," ucap Laras pada kepala sekolah.

"Iya bu, sama-sama."

"Saya tunggu kamu dirumah saya!" pinta Laras dan langsung pergi.

Mengerti akan kata "rumah saya", Daffa hanya mengangguk. Yahh "rumah saya" sama dengan rumah Alya.

Laras pergi mendahului Daffa.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang