42. Hilang Tanpa Kabar

125 20 7
                                    

“Kalau aku punya salah bilang, jangan ngilang
-Alia-

🌙Happy Reading🌙

"Gimana bang? Boleh Letta pulang sekarang?" tanya Letta yang melihat Daffa masuk kamar inapnya.

Daffa menggeleng, Aletta yang melihat itu menjadi murung.

"Yahh, padahal Letta gak mau lama-lama di sini," sambungnya menunduk.

"Dokter tadi bilang, Letta belum boleh pulang. Tapiii, karena Abang bujuk, makanya di bolehin."

Aletta menatap Daffa, raut wajahnya seperti heran.

"Maksud abang? Letta boleh pulang?" tanya Letta sedikit riang.

"Boleh dong," Daffa mendekat dan memeluk tubuh Aletta.

Aletta membalas pelukannya. Ia sangat bosan di rumah sakit.

"Makasih bang,"

"Sama-sama putri cantik."

Aletta melepaskan pelukannya kemudian tersenyum sekilas.

"Tapi janji yaa, harus mau minum obat sama makan."

"Janji, tapi sama kak Alya juga ya!"

"Kak Alya lagi sibuk. Kapan-kapan, Letta ketemu lagi ya.."

Aletta berdehem pelan seraya sedih.

"Letta gak boleh sedih dong. Kan mau pulang, harusnya senang!"

"Iyaa bang Daffa," ucapnya manja.

"Yaudah, Abang mau panggil bi Imah dulu yaa. Letta tunggu di sini."

"Oke."

Daffa berjalan menuju pintu, mencari-cari keberadaan bi Imah.

Seseorang yang ia cari segera menghampirinya.

"Bi, darimana?"

"Maaf den. Tadi bibi dari toilet sebentar,"

"Yaudah, sekarang rapikan baju-baju Letta. Hari ini Letta udah di bolehin pulang."

"Baik den."

***

Hari mulai sore. Daffa yang sedang menyetir mobil itu menjadi gelisah, entah karena apa.

Bi Imah dan Aletta duduk di kursi belakang. Aletta tertidur di pangkuan bi Imah.

"Den, lagi sakit ya? Kok pucat gitu?" tanya bi Imah yang menatap Daffa dari kaca.

"Gapapa bi, Daffa cuma kurang tidur aja semalam."

Bi Imah mengangguk mengerti.

Sekitar 35 menit perjalanan, kini mereka telah kembali ke rumah Daffa.

"Bi bawa barang-barangnya, biar Daffa yang gendong Aletta."

Daffa mengangkat Aletta dari pangkuan bi Imah.

"Baik den."

Daffa menggendong Aletta sampai ke kamarnya. Ia menaruh Aletta di ranjang, setelah itu ia berjalan menuju pintu kemudian menutupnya.

Daffa langsung masuk ke dalam kamarnya. Bi Imah yang melihat gelagat Daffa aneh hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Daffa mengunci pintu kamarnya.

Ia langsung merebahkan tubuhnya.

"Capek ya, capek segalanya."

Daffa terlelap tidur, seperti yang ia bilang pada bi Imah tadi bahwa ia kurang tidur.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang