58. Membaik

114 18 2
                                    

“Dia sederhana dan aku menyukainya”
-Alia-


✨Happy Reading✨

"Sampai akhirnya, perusahaan papa mulai berkembang karena perusahaan Alvin sedang menurun drastis. Disitu mama berpikir gak selamanya kita dibawah."

"Tak sampai disitu, papa perlahan membayar hutang-hutangnya kepada Alvin. Disaat itu, lagi-lagi perusahaan Alvin naik dan menyaingi papa. Papa sempat drop karena kewalahan mengejar target. Dan, yah papa kamu hampir bangkrut lagi karena papa sempat satu bulan dirawat di rumah sakit, gak ada yang menggantikan posisi papa kamu."

Alia perlahan menghapus air mata Laras. "Jangan dipaksa kalau mama belum kuat dan belum siap bercerita. Mama masih punya banyak waktu untuk menjelaskan semuanya kepada Alia."

"Mama sanggup, Alia. Mama cuma tidak ingin mengungkit masa lalu. Tapi gapapa demi kamu."

"Mah-"

"Mama gapapa, Alia. Mama lanjut ya?" izin Laras yang diangguki Alia.

"Mama mulai berpikir, kalau gak ada perusahaan Alvin apa mungkin perusahaan papa yang bakal naik. Mama gak ada niatan sama sekali, tapi sampai semua karyawan papa mengundurkan diri karena belum dapat gaji-nya. Masih ada beberapa yang bertahan, tapi gak banyak dan disitu papa kamu stres. Akhirnya, mama melakukan hal itu." Tangis Laras pecah saat itu juga, Alia yang juga merasakan hanya bisa menahan tangisnya.

"Mama gak membunuh secara langsung, kan?" tanya Alia yang mendapati jawaban gelengan dari Laras.

"Semoga cepat sembuh yaa, kami juga ingin pamit dengan kalian. Lusa ada urusan bisnis mendadak di Bandung, mungkin hanya seminggu."

"Iyaa, hati-hati yaa."

"Apa ini saatnya?" batinnya.

"Alvin, Dania, saya izin ke toilet dulu yaa," ucapnya yang diangguki semua.

"Pah, mama ke toilet dulu sebentar.."

"Iya mah,"

Laras berjalan keluar ruangan tempat Aldo dirawat, ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan beberapa angka ditelponnya.

"Saya punya tugas untuk kamu," ucapnya ditelepon seraya tersenyum tipis.

"Mama menyuruh orang untuk membuat rem mobil Alvin dan Dania menjadi blong," jelasnya yang membuat Alia kaget setengah mati.

"Mama disaat itu sangat lelah dengan kehidupan mama. Mama bingung harus melakukan apa, sampai mama mempunyai ide ini."

"Hari itu, hari dimana Alvin dan Dania pergi ke Bandung untuk urusan bisnisnya. Mama sudah merencanakan semuanya, dan tepat pukul dua siang, mobil mereka kecelakaan. Papa yang mendengar berita tersebut langsung drop lagi."

"Dan bodohnya, mama hanya tersenyum melihat berita itu melalui televisi. Mama menyuruh orang itu kabur sejauh-jauhnya, dan kamu tau alasannya mama ngajak papa ke London?"

Alia menggeleng pelan.

"Karena mama mau menghilangkan jejak. Mama memisahkan Alya dan kamu karena mama yang minta. Mama memisahkan karena pada saat itu, kondisi papa lagi down, kondisinya juga gak stabil. Papa setuju karena sekalian dirawat disana. Mama gak punya uang banyak untuk membawa dua anak mama, jadi mama hanya bisa mengajak salah satu dari kalian."

"Papa gak tau ini masalah ini sama sekali?" tanya Alia berlinang air mata.

"Gak sayang, mama sudah menutup rapat-rapat kebenarannya hingga tidak ada satupun yang tau siapa dalang dibalik semuanya. Mama tau, papa kamu pasti kecewa banget sama mama. Mama yang udah bunuh sahabatnya, orang yang selalu ada disaat keluarga kita sedang susah," tangis Laras belum juga terhenti.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang