55. Kehilangan Lagi

139 14 11
                                    

“Semoga lekas membaik keadaan, situasi dan juga hati”
-Alia-


📖Happy Reading📖

Alia dan Laras menoleh bersamaan, mereka mendapati Aldo yang sudah tergeletak dilantai.

"PAPA!"

Alia dan Laras berdiam-an sekaligus berjaga jarak, mereka masih terus menunggu kabar dari Aldo didalam UGD.

Suara pintu terbuka menampilkan sesosok dokter laki-laki keluar dari ruangan UGD.

"Bagaimana kondisi suami saya dok?" tanya Laras dengan penuh kekhawatiran.

"Pasien mengalami serangan jantung, dan sekarang kondisinya sangat kritis. Kecil kemungkinan untuk segera pulih, tetapi doa kan saja yang terbaik untuk pasien. Saya permisi," terang dokter itu melenggang pergi.

"Papa!" pekik Laras langsung memasuki ruangan tempat Aldo dirawat.

Alia pun dengan cepat segera mengikuti langkahnya.

"Pah," panggil Alia yang melihat papa-nya sedikit membuka matanya.

"K-kalian jangan n-nangis, papa ga-papa kok," gumam Aldo pelan.

"Alia gak nangis kok pah, cuma sedih aja."

Aldo mengambil tangan Alia dan menggenggamnya sangat erat.

"Mah," panggil Aldo terdengar lirih.

"Iya pah?"

"Papa udah mendengar semua tadi. Mama bicara jujur kan tadi? Tidak usah bohong mah, tidak ada yang perlu disembunyikan lagi."

"Maaf pah," lirih Laras menunduk.

"Kamu tau, kan? Alvin itu sahabat papa, tapi kenapa kamu membunuh dia?! Papa sangat kecewa," gumam Aldo yang masih terus menggenggam erat tangan Alia.

"Maaf pah, mama tau mama salah. Tapi mama lakukan ini karena terpaksa,"

"G-gak ada alasan terpaksa mah, ini menyangkut d-dua nyawa seseorang. Apalagi mereka teman baik kita,"

"Mama tau, mama juga nyesal pah. Maafin mama,"

"S-sebaiknya kamu temui kedua anak dari Alvin dan Dania. Kamu lindungi mer-reka, anggap sebagai anak kamu juga. Karena kamu sendiri yang telah mengambil sosok orang tua dari sisi mereka sekaligus minta maaf kepadanya."

"Iya pah, besok mama bakal temui mereka. Papa sekarang gak usah mikirin apa-apa yaa, fokus aja sama kesehatan papa," isak Laras.

"G-gak bisa mah, papa gak tenang."

Nafas Aldo sudah tidak beraturan, membuat Alia dan Laras panik.

"Dokter, suster!" teriak Alia keras.

"Pah, papa bertahan yaa."

"Alia," panggil Aldo lemah.

"J-jaga mama kamu yaa, jangan pernah membenci mama kamu karena telah membunuh se-seorang. Mama kamu pasti punya penyebabnya mengapa tega melakukan hal itu. Ka-lian berdua juga saling melindungi yaa, ja-ngan berantem terus. Maaf, papa gak bisa selamanya jaga-in kalian berdua."

"Gak pah, papa kuat. Alia tau itu, papa bertahan yaa."

"Pah, jangan ngomong gitu," tegur Laras dengan wajah yang sudah dibasahi air mata.

"Dokter!" teriak Alia sekali lagi.

Dokter dan beberapa suster segera menangani Aldo yang sudah sangat kritis. Laras dan Alia masih berada diruangan itu.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang