44. Manja

144 22 9
                                    

“Tak perlu ku sebut namanya, semesta pun tau bahwa aku mencintainya”
-Daffa-



🏖️Happy Reading🏖️
(Part ini lumayan panjang)

"Vano!"

"Apa?"

"Nihh, gue nitip ya. Makasih," Alia menyempatkan diri untuk berterimakasih.

Vano mengangguk dan setelahnya Alia pergi begitu saja.

Ketika sedang berjalan, ada yang menggenggamnya.

"Apa lagi, Van?" Alia menoleh ke belakang mendapati orang tersebut bukanlah Vano.

"Jadi pulang bareng? Di suruh nyokap, jadi gak usah ge-er!"

"Lain waktu aja ya, gue ada urusan."

Alia berusaha pergi, namun tetap di tahan oleh Farel.

"Apa lagi?"

"Nanti nyokap gue marah, Al! Nyokap gue punya penyakit, dan jika keinginannya gak terpenuhi dia bakal drop!"

"Yaudah yok, tapi lo anterin gue dulu."

Farel berjalan menuju parkiran dan Alia memberikan alamat rumah Daffa. Ketika sekolah, Farel memang sering membawa motor daripada mobil sama seperti hari ini.

Tak asing bagi Farel alamat tersebut. Tapi ia mencoba untuk tidak peduli.

Setelah sampai, Alia langsung turun dari motor Farel dan meminta Farel untuk menunggu.

"Gue ke dalam dulu, lo tunggu di sini! Jangan kemana-mana!" pinta Alia.

"Iyaa, Alia Isabella."

Alia menarik nafasnya, dan langsung mengetuk pintu itu.

Tok tok tok

"Permisi.."

Tak ada sahutan yang terdengar, Alia memilih untuk tetap mengetuk pintu tersebut.

"Assalamualaikum.."

Pintu terbuka dan bi Imah lah yang membukanya.

"Waalaikumsalam, ehh non Alia. Silahkan masuk non," bi Imah mempersilahkan.

Alia mengangguk dan langsung masuk ke dalam.

"Bi, Daffa nya ada kan?"

"Ada non, di kamarnya.."

"Kok tadi gak masuk sekolah, bi?"

"Ohh itu tadi den Daffa sempat demam tapi udah bibi kompres. Cuma gak mau makan non,"

"Demam? Kamarnya yang mana bi?"

"Itu non, ruangan di samping tangga."

"Yaudah bi, Alia masuk dulu ya."

Bi Imah mengangguk.

Alia mengetuk pintu kamar, rasanya tidak enak jika langsung masuk.

"Masuk aja, gak di kunci.."

Mendengar jawaban, Alia membuka pintu itu perlahan.

"Daff," Alia menghampiri Daffa dan langsung memeluknya.

"Gue khawatir, gue kira lo kenapa-kenapa sampai gak masuk sekolah.." ucapnya.

"Heyy, gue gak apa-apa. Tumben banget lo khawatir, jangan bilang lo udah mulai jatuh cinta sama gue?" Daffa membalas pelukan rindu Alia.

"Ihh, Daffa! Sehari gak nyebelin bisa gak sih?" Alia melepaskan pelukannya.

"Gak bisa!" ledek Daffa.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang