19. Alya?

377 74 4
                                    

“Waktu memang tidak bisa di ulang, tapi hari esok masih bisa di perbaiki”
-Daffa-

🌱Happy Reading🌱


"Lepas!" Farel melepas tangannya yang di tahan oleh teman-teman Daffa.

"Tuhh liat, ketua kalian pergi gitu aja. Benar kan dia tuhh takut!" ucap Farel langsung menaiki motornya dan pergi begitu saja.

Kini teman-temannya Daffa bertanya-tanya mengapa Daffa pergi begitu saja, padahal urusan mereka belum selesai.

"Daffa kenapa sihh?"

"Daffa pergi kemana?"

"Daffa pergi gitu aja?"

Pertanyaan itu lahh yang dilontarkan teman-teman Daffa dengan keheranan.

***

Alia merasa seperti sedang di ikuti, dia takut dan berjalan dengan cepat. Kondisi di sana sepi, sontak Alia semakin takut.

Seseorang mencegat Alia, yaa orang itu adalah Daffa.

Alia terkejut ketika Daffa turun dari motornya dan langsung menghampirinya. Alia sangat ketakutan dan ia hanya bisa mundur kebelakang.

Daffa memegang tangan Alia. Sontak, Alia langsung melepasnya.

"Alya?" sahut Daffa.

"Alyaa?" beo Alia heran dan menoleh ke belakang untuk mencari seseorang yang di panggil orang di depannya.

"Lo Alya kan?" Daffa semakin dekat dengan Alia.

Alia berniat untuk melarikan diri. Tetapi alangkah terkejutnya dia, tangannya lagi-lagi di pegang oleh Daffa.

"Lepasin!!" pinta Alia menepis, tetapi Daffa memegangnya sangat kuat.

"Jangan pegang-pegang, lepasin atau gue teriak?!" Alia semakin ketakutan.

"Hah? Tenang-tenang gue bukan orang jahat kok!" Daffa yang mendengar perkataan itu juga terkejut.

"Kalau lo bukan orang jahat-"

Alia semakin terkejut dan ketakutan karena Daffa langsung memeluknya.

Alia tidak dapat berkutik, ketika Daffa memeluknya.

"Pak Rudi mana sihh katanya mau jemput. Ini siapa? Gue takut," batin Alia.

Alia berusaha semaksimal mungkin untuk melepaskan pelukan itu dan hasilnya tidak sia-sia. Alia berhasil keluar dan langsung melarikan diri.

"Ehh tunggu, tunggu bentar!" Daffa menahannya pergi.

"What else?"

"Lo Alya kan?"

"Alya? My Name Is-"

Drett📱

Alia mengambil handphone di dalam tasnya yang berbunyi.

“Halo pak, udah dimana? Ohh ok tunggu yaa aku kesana.”

Alia pergi tanpa bicara apa-apa.

Daffa yang semakin heran tak bisa berbuat apa-apa, mungkinkah dia cuma berhalusinasi?

Alia mulai menjauh tetapi dia sedikit menoleh untuk memastikan, apakah cowok tadi masih mengejarnya.

"Daffa, lo halu?" tanya Daffa pada dirinya sendiri.

"Gak-gak mungkin Alya! Lo salah orang Daffa. Alya tuhh udah pergi untuk selamanya!" Daffa meyakinkan dirinya.

Daffa memutuskan untuk kembali ke tempat dia berantem dengan Farel.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang