45. Berbaur

115 18 7
                                    

“Pertemuan yang membuat kita saling mengenal. Saling menyapa hingga timbul rasa suka”
-Alia-


🐝Happy Reading🐝

"Letta," Alia membuka pintu kamar Aletta.

Di lihatnya Aletta yang tengah memegang sebuah foto.

"Kak Alya," Aletta langsung menyembunyikan foto yang ia pegang.

"Letta, lagi lihat apa?" Alia mulai menghampiri Aletta.

"Bukan apa-apa kok kak," Aletta segera memasukkan foto yang ia genggam ke dalam laci.

Alia memahami, mungkin Aletta juga butuh privasi.

"Letta, udah makan?" tanya Alia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Aletta yang sedang duduk.

"Udah kak,"

"Sekarang main yuk?" ajak Alia.

Aletta mengangguk dan bangkit dari duduknya.

Alia mengajak Aletta ke luar kamar. Di lihatnya, Daffa yang tengah duduk tenang di sofa sembari memainkan ponselnya.

"Daff, gue mau main dulu ya sama Letta," izin Alia.

"Gue?" Daffa menoleh melihat Alia dan Aletta yang bergandengan.

"Lo tidur di kamar. Kondisi lo belum stabil," jawab Alia.

Daffa mengangguk dan kembali ke kamarnya.

"Tumben nurut, paling anti banget Daffa kalau di suruh tidur," batin Alia.

"Kak, ke taman depan yuk. Di sana ada ayunan," ajak Aletta.

"Boleh, yukk.."

***

"Kak, Letta boleh cerita?"

"Boleh dong sayang," Alia mengelus lembut rambut Aletta.

"Sebenarnya, Letta kesepian banget. Gak punya teman, Letta juga pengen banget sekolah. Biar Letta punya teman banyak, tapi bang Daffa gak izinin,"

"Kok gak ngizinin?" tanya Alia penasaran.

"Letta juga gak tau kak. Tapi bang Daffa pernah bilang, kalau Letta sekolah nanti Letta kecapekan. Nanti malah sakit lagi deh," sambung Aletta.

"Emang Letta sakit apa sih, sayang?" Alia menyimak dengan penasaran.

Aletta mengedikan bahu.

"Bang Daffa gak pernah bilang, kalau Letta sakit apa. Letta juga kadang sering sakit tiba-tiba. Tapi Letta gak pernah bilang sama bang Daffa dan juga bi Imah. Letta biarin sakitnya, terus beberapa hari kemudian, Letta tau-tau di rumah sakit."

"Sayang, kalau ada apa-apa jujur ya sama bang Daffa maupun bi Imah. Jangan di biarin, takutnya nanti berbahaya. Kalau Letta gak bisa cerita sama bang Daffa, Letta cerita aja sama kakak."

Aletta memeluk tubuh Alia. Alia pun membalasnya.

"Iyaa kak, Aletta janji."

Aletta mengeratkan pelukannya.

Tak lama kemudian, Daffa keluar rumah dengan berpakaian rapi dan seperti mengendap-endap.

Daffa mengira bahwa Alia membawa Aletta pergi jalan-jalan.

Alia semakin curiga ketika Daffa hendak menghampiri motornya.

"Letta, masuk ke dalam kamar ya. Nanti kakak nyusul," perintah Alia.

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang