51. Rumit

77 13 0
                                    

“Aku harap kamu bisa mencintaiku, seperti aku mencintaimu”
-Farel-


💫 Happy Reading 💫

"Dengan senang hati, gue mau!" jawab Clara penuh keyakinan.

Senyum Alia mengembang sesekali melirik Nayla yang berada dihadapannya sekarang.

"Nay?"

"Gue pikir-pikir lagi," Nayla tampak menimbang-nimbang.

"Oke gapapa, gue juga ngertiin pendapat kalian."

Bel sekolah berbunyi lagi pertanda istirahat telah berakhir. Mereka memasuki kelasnya masing-masing.

"Abis ini lo kemana?" tanya Alia random kepada Daffa yang tengah sibuk bermain game online padahal didepan kelas ada guru yang sedang memantaunya.

"Kemana?" beo Daffa masih fokus pada layar ponselnya.

"Nanti ada kegiatan lain gak habis pulang sekolah?"

"Ada," jawab Daffa spontan.

"Apa aja?"

"Tidur, main, makan-"

"Bukan, Daff! Gue serius tau!" Alia mengerucutkan bibirnya pertanda kesal.

Daffa mematikan gamenya lalu menatap Alia gemas.

"Gak ada, emang mau ngapain?"

"Anter ke basecamp nanti, boleh?"

Senyum Daffa mengembang, ia langsung mengangguk cepat.

Mereka kembali melanjutkan pelajaran. Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas tidak termasuk Alia.

Alia memilih membuka handphonenya dahulu daripada ikut mengantri keluar kelas, toh nanti dia juga bakal keluar.

Claraa

Clay, nanti susul gue yaa
Gue sharelock lokasinya, agak sore aja

Okee Al

***

Alia melamun, memikirkan sikap Nayla yang sedikit berubah. Aneh, satu kata untuk Nayla saat ini.

"Al, yuk keluar." Ajak Daffa yang tengah berjalan keluar kelas.

"Ohh iya-iya."

Alia menyusul Daffa yang sudah diluar kelas. Alia melihat Daffa yang tengah teleponan dengan seseorang, dari raut wajahnya bisa dipastikan Daffa sedikit kesal.

Daffa menghampiri Alia dan segera menutup telponnya.

"Al? Mau pulang kapan?" tanya Daffa.

"Lo mau pergi?" tanya balik Alia mengernyit penasaran.

"Iya, tapi anterin lo dulu."

"Yaudah lo pergi aja, gue bisa naik taxi nanti."

"Anterin lo dulu,"

"Gak usah ngeyel, gih sana. Urusan lo jauh lebih penting dari gue,"

"Yaudah gue duluan, hati-hati yaa."

Daffa mengacak-acak rambut Alia sekilas lalu mulai menjauh dari hadapan Alia.

Drrt
Ponselnya berbunyi, Alia langsung merogoh sakunya.

Dilihatnya nama mamanya dilayar ponsel itu.

“Halo mah”

“Jenguk Farel jangan lupa”

My Name Is Alya (Alia?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang