||36. Fakta Mengejutkan||

190 18 0
                                    

🌧🌧🌧

"Sebuah rahasia jika kau sudah mengetahuinya, percayalah, bukan hanya kau saja yang mendengarnya yang akan merasa kecewa, tetapi yang menceritakan sebuah rahasia itu lah yang sebenarnya lebih terluka."

🌧🌧🌧

Sena tersenyum getir setelah mendengar cerita Rayna, cerita saat Rayna pertama kali bertemu dengannya. Sena senang Rayna ternyata masih mengingat hal itu, tetapi rasa senangnya terkalahkan oleh rasa iba dan penyesalan karena bukan seperti itu kejadian sebenarnya.

"Bukan gitu ceritanya, Rayn," ucap Sena parau. Rayna menaikan sebelah alis, menatap Sena penuh pertanyaan. "Gue bukan Sena yang dulu menghubungi lo," ungkap Sena pelan. Dadanya bergemuruh saat mengucapkan hal itu. Berat sekali, tetapi Rayna juga perlu tahu. Rayna semakin menatapnya dengan tatapan bingung, Sena tahu Rayna pasti tidak mengerti dengan maksudnya.

"Apa maksud lo?" tanya Rayna sengit. Sena menghela napas panjang. Mungkin ini sudah saatnya Rayna tahu semuanya, semua yang ia tutupi, semua kenyataan. Walaupun Sena mencoba menutupi sekeras apapun, Rayna akan tetap curiga. Dan Dio, bukankah dia yang akan mencari kesempatan lebih dulu untuk menjelaskannya kepada Rayna jika Sena terlalu mengulur waktu? Sebenarnya itu bagus, tetapi apa Rayna akan tetap mau mengenalnya setelah itu?

Sena menatap Rayna lurus, jantungnya berdegup begitu kencang padahal ia belum menjelaskan apapun, tetapi ia sudah didera rasa takut luar biasa.

"Maaf sebelumnya, Rayn, maaf gue nggak bisa jujur selama ini sama lo. Tapi itu semua karena gue bingung harus melakukan apa." Rayna terlihat semakin kesal dibuatnya, tatapannya tajam ke arah Sena.

"Jangan berbelit-belit, Bang, apa maksud ucapan lo itu?" desak Rayna.

"Oke, gue memang Sena. Rajendra Senjana. Tapi yang menghubungi lo setelah pertemuan itu bukan gue, itu Dio," jelas Sena tegas. Ya, akhirnya dia bisa juga mengucapkan hal yang menurutnya sangat menyulitkan itu. Rayna di hadapannya membelalakan mata, mulutnya terkatup rapat, matanya mengerjap beberapa kali, seperti ada sebuah harapan bahwa ucapan Sena barusan tidaklah benar.

Rayna menggigit jarinya gelisah, tertegun mendengar ucapan Sena. "Kenapa bisa jadi Kak Dio? Lo apa-apaan, si? Maksudnya apa?!"

Sungguh Sena tidak kuasa melihat wajah Rayna yang nampak kecewa, bukan hanya Rayna yang kebingungan, sejujurnya ia juga sama. Sena tidak tahu harus memulai semuanya dari mana? Sena marah, seharusnya Dio yang menjelaskan ini semua, seharusnya Dio yang mempertanggung jawabkan semuanya.

"Lo tenang dulu, oke? Gue akan jelasin semuanya ke lo, tapi gue minta lo tenang dulu, gue nggak bisa jelasin kalo lo emosi kaya gini, Rayn," pinta Sena. Rayna menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan. Setelah dirasa Rayna tenang, Sena melanjutkan ucapannya. Ucapannya yang justru semakin membuat Rayna kecewa, karena kenyataan itu begitu mengejutkan untuknya.

♡♡♡

Bandung, Desember 2018.

Sena dan Dio melangkah beriringan, berniat untuk pulang sebelum azan berkumandang. Satu hari penuh sudah mereka habiskan dengan berlibur ke wisata Lembang. Sebenarnya Sena sama sekali tidak berminat, tetapi Dio memaksanya untuk berlibur, dan dia selalu berhasil membujuknya.

Sena berhenti melahkah, pemandangan di depannya tidak bisa untuk tidak ia potret. Sena mengarahkan kameranya ke depan, membidik pemandangan danau yang meneduhkan. Senyum simpul terbit dari bibirnya setelah melihat hasilnya, ia lalu berbalik kembali melihat keberadaan Dio. Tapi, dari arah berlawanan, seseorang berlari begitu cepat sampai ia menubruk bahu Dio. Sena merutuki orang itu yang terus saja berlari tak karuan di tempat ramai seperti ini.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang