🌧️🌧️🌧️
"Tidak semua orang mudah menerima kata maaf, begitupun aku. Walaupun maaf itu diucapkan dengan sungguh-sungguh, jika hati sudah terlalu sakit, mau bagaimana? Kata maaf hanya sekedar kata."
🌧️🌧️🌧️
Rayna baru saja memasuki kelas, dan mendapati Shasa sudah duduk manis di kursinya. Suatu kelangkaan yang terjadi. Setahu Rayna, Shasa paling lambat datang ke sekolah.
"Tumben banget lo udah ada di sekolah," ucap Rayna yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di samping Shasa.
"Hehe, lagi kepengen aja si dateng pagi," jawab Shasa. Rayna mengangguk paham. Ia yang merasa diperhatian sedari tadi, akhirnya menoleh ke arah Shasa.
"Lo kenapa si, kok meratiin gue kaya gitu? Ada yang salah ya sama penampilan gue?" Rayna mencoba meneliti penampilannya kembali, sebab Shasa terus memperhatikannya membuatnya risih.
"Gak ada kok. Gue cuman mau tanya, boleh?" tanya Shasa.
"Ya, tanya aja. Lo mau nanya aja pake bilang dulu."
"Gue takut lo tersinggung." Rayna menoleh meminta penjelasan.
"Why?"
"Lo beneran deket sama Kak Sena, Rayn?"
"Syuttt ...." Rayna langsung membekap mulut Shasa. Ia takut yang lain mendengar.
"Ups. Sorry," cicit Shasa.
"Gue kan udah jelasin semuanya kemarin," jawab Rayna.
Shasa memang sudah mengetahui semua cerita Rayna dan Sena dulu. Karena Shasa memaksa ke rumah Rayna yang katanya khawatir dengan keadaanya. Tentu saja Shasa tidak percaya mendengar penjelasan Rayna itu, sebab Sena terkenal sangat cuek di sekolah, dan betapa beruntungnya Rayna bisa dekat dengan dia walaupun tidak lama.
"Ya, gue masih belom sepenuhnya percaya gitu, lo pernah sebegitu deket sama orang seganteng Kak Sena. Ya ampun, Rayn! Kalo lo tau gue ini udah hampir setahun sekolah di sini, tapi masih belum bisa deket sama dia. Dia ini udah ganteng, rajin pula. Sayangnya cuek sama sekitar. Tapi kecuekannya itu loh, yang bikin gue meleleh," tutur Shasa terlihat begitu mengagumi. Rayna justru malas mendengar penuturan itu.
"Sesempurna apapun dia yang lo kagumi itu, tetep aja di mata gue dia itu cowok yang gak berperasaan."
"Kalo lo gak mau buat gue deh."
"Ambil aja, lagi pula dia udah ada cewek yang dia suka," ucap Rayna lirih. Rayna memang termasuk cewek yang beruntung, pernah dekat dengan cowok famous macam Sena. Sayangnya keberuntungan itu hanya sesaat, dan rasa sakitnyalah yang melekat sampai saat ini.
Teng ... Teng ... Teng ....
Suara bel sekolah berbunyi, Rayna dan Shaha pun akhirnya menghentikan perbincangan mereka, dan bersiap-siap menyimak materi hari ini.
♡️♡️♡️
Rayna duduk bersisian di kantin sekolah saat jam istirahat pertama. Seperti biasa kantin padat dengan siswa siswi SMA Tirtajaya Bangsa. Tak lama dari itu datang seorang cewek cantik, dengan seragam sekolah yang tidak dimasukan berdiri di hadapan Rayna dan Shasa.
Rayna kenal dengan cewek ini, dia cewek yang kemarin menghampiri ia bersama Sena. Entah apa maksud dia datang kemari, membuat Rayna mengalihkan pandangannya, malas jika harus berurusan dengan orang yang menyangkut nama Sena.
"Gue boleh duduk di sini?" tanya Cewek itu yang tak lain adalah Tiara, sambil menunjuk kursi yang ada di hadapan Rayna. Rayna menoleh dan menjawab, "Silahkan." Cewek itu lalu duduk di hadapan Rayna dan Shasa.
"Kenalin, nama gue Tiara. Lo belom kenal gue, kan?" tanya Tiara sambil mengulurkan tangannya.
"Rayna," jawab Rayna singkat serasa menjabat uluran tangan Tiara. Tiara lalu beralih berkenalan dengan Shaha.
"Seneng bisa kenalan sama lo langsung. Gue sering denger cerita lo dari Sena dulu, dan gak nyangka banget si, bisa ngobrol secara langsung gini." Rayna menaikan alisnya mendengar penuturan Tiara ini.
"Ada apa ya?" tanya Rayna to the point. Ia malas jika harus mendengar lebih banyak tentang Sena. Apalagi dengan cewek yang baru dikenalnya ini.
"Oke oke ... gue cuman mau bilang sama lo. Gue tau lo marah banget kan, sama Sena? Tapi apa lo gak mau maafin dia? Gue emang gak berhak ikut campur sama masalah kalian, tapi gue kenal Sena udah lama. Gue yakin dia punya alasan kenapa dulu dia ninggalin lo," tutur Tiara. Rayna muak mendengarnya, mengapa harus orang lain yang meminta maaf seperti ini. Sepengecut itukah Sena?
"Maaf. Gue rasa gak ada yang perlu dimaafin di sini. Kita udah sepakat buat saling lupa dulu. Lagi pula kita kan memang gak saling kenal, kenapa harus minta maaf, kan? Gue juga sama sekali gak mempermasalahkan kepergian Sena dulu, kok. Itu hak dia, dan apa masalahnya sama gue yang bukan siapa-siapanya?" Rayna tahu perkataannya ini sama sekali tidak sesuai dengan hatinya. Ia marah, dan tentunya ia sangat mempermasalahkan kepergian Sena dulu. Karena Rayna tak mau mengungkit masa lalunya, maka ia berucap demikian.
"Gue udah maafin dia, kok. Bilangin ke Sena, jangan ganggu gue lagi," lanjut Rayna, lalu beranjak dari tempatnya duduk. Ia pergi meninggalkan Tiara yang masih duduk tak bergeming. Tak lama dari itu Shasa yang sedari tadi terdiam tak tahu mau berbuat apa, ikut beranjak menyusul Rayna setelah berpamitan dengan Tiara.
Rasa sakit memang terkadang sulit untuk dihapuskan. Perkataan dan maaf belum tentu bisa mewakilkan. Sakit yang terlalu dalam, bukan karena terlalu larut dalam kesedihan. Melainkan kenangan yang menuntut untuk di sempurnakan, tapi raga sudah tak ingin bertahan.
Lama-lama Rayna muak bersekolah di sini. Ia benar-benar tidak tenang, setiap hari ia selalu di hantui oleh kenangan itu. Apa sesulit ini mencoba menerima kenyataan? Dulu memang keinginan Rayna untuk selalu bersama dengan Sena, tetapi setelah kepergian Sena satu tahun lalu, bersama bukanlah solusi utama, melainkan malapetaka untuk dirinya sendiri.
Rayna tahu, bagaimanapun ia akan selalu di hantui oleh kenangannya itu. Apalagi kehadiran Sena berada dekat dengannya, bagaimana cara Rayna menghindar? Bukan Rayna tidak ingin melawan rasa sakit itu, tetapi melawannya seorang diri seperti ini Rayna mana mampu.
Dulu Sena yang selalu membuat Rayna lupa akan rasa sakit yang ia alami. Jika sekarang Sena sendiri yang memberi rasa sakit, kepada siapa Rayna meminta perlindungan? Orang tuanya sibuk dengan pekerjaan, mana peduli dengan Rayna.
Rayna duduk kembali di kursi kelasnya, di susul dengan Shasa yang duduk di sampingnya.
"It's okay. Semuanya bakal baik-baik aja," ucap Shasa memberi semangat kepada Rayna. Ia lalu memeluk Rayna penuh perhatian. Shasa orang yang baru Rayna kenal satu minggu ini, tapi mampu membuatnya nyaman, dan membuat Rayna tidak kesepian disaat semua orang pergi meninggalkannya.
♡️♡️♡️

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Fiksi RemajaRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...