🌧️🌧️🌧️
"Hitam bukan berarti buruk, hitam tak selamanya gelap. Dari segi positif hitam membawa kenyamanan yang terkadang dibutuhkan, bahkan sanggup memancarkan keindahan pada langit malam."
🌧️🌧️🌧️
Rayna berjalan tak tentu arah di trotoar, ia malas melihat kedua orang tuanya yang akan pergi ke luar kota. Sebenarnya Rayna tidak peduli dengan masalah itu, tapi ia merasa orang tuanya begitu mudah meninggalkan anak-anaknya tanpa bicara terlebih dahulu. Layaknya orang tua yang sudah tidak memiliki keluarga dan hidup sebatang kara.
Suara burung berkicau di atas kepala Rayna, Rayna menengadah melihat pohon besar di atasnya lalu melihat burung-burung berterbangan ke udara di bawah langit yang sedikit mendung. Kadang Rayna ingin seperti burung, yang bisa berterbangan bebas seperti tidak pernah ada beban di langit yang begitu luas, tapi itu tidak mungkin.
Tin tin ...
Suara klakson mobil mengejutkan Rayna yang tengah menatap ke atas. Rayna lalu menoleh, di sampingnya sudah ada mobil mewah berwarna merah. Pemilik mobil itu lalu membuka kaca mobil di sampingnya. Menampakkan wajah cantik yang menyapa Rayna dibalik kemudi, Rayna tahu siapa cewek itu.
"Hi, lo Rayna, kan?" tanya cewek itu langsung.
"Ka ... Fiona?" tanya Rayna ragu. Cewek di dalam mobil merah itu mengangguk seraya tersenyum. Rayna lalu melangkah mendekat.
"Lo lagi ngapain di sini?" tanya Fiona kembali sambil celingak-celinguk melihat sekeliling Rayna yang tidak ada siapapun.
"Gue lagi cari angin aja, kok," jawab Rayna bohong. Padahal ia berada di tempat seperti ini hanya karena tidak ingin melihat kedua orang tuanya yang akan pergi keluar kota.
"Ikut gue, yuk!" ajak Fiona sambil menunjuk kursi di sampingnya dengan dagu.
"Kemana?"
"Ngobrol-ngobrol aja, sekalian cari angin." Sambil menunggu rumahnya sepi, Rayna rasa ide bagus jika ia ikut dengan Fiona. Rayna dengan cepat mengangguk.
"Boleh deh."
"Yuk, naik." Rayna lalu melangkah ke kursi penumpang yang ada di samping Fiona. Fiona lalu melajukan mobilnya setelah Rayna siap.
♡️♡️♡️
Rayna dan Fiona sudah ada di cafe yang cukup ramai. Mereka duduk berhadapan di samping kaca besar yang mengarah langsung ke jalanan di depan sana.
"Lo mau pesan makanan apa?" tanya Fiona sambil memegang menu yang ada di cafe ini.
"Nggak usah, deh. Gue lagi nggak mau makan apa-apa."
"Kalo gitu gue pesenin minuman aja ya." Rayna hanya mengangguk mengiyakan.
Ia lalu melihat ke sampingnya memandangi jalanan yang padat kendaraan lewat kaca besar cafe. Pikirannya kosong. Melayang-layang tak tentu arah. Keramaian disekitarnya sama sekali tidak memengaruhi perasaan kesepian yang ada di hati Rayna. Ia sungguh merindukan keluarganya yang dulu, yang hangat tidak sedingin seperti sekarang. Salahkah Rayna yang ingin keluarganya seperti dulu lagi?
Terkadang Rayna benci di posisi seperti ini, perasaannya gundah tak terkendalikan. Rayna merasa bingung dengan dirinya yang terkadang sering merasa sedih dan kesepian tanpa sebab. Ia muak dengan kehidupannya yang datar, menyedihkan, dan suram, mungkin.
Semua orang pasti pernah merasakannya, hati merasa gelisah dan bingung ingin berbuat apa. Sama seperti yang Rayna rasakan hari ini. Ditambah dengan kepergian orang tuanya, semakin membuat hawa di sekeliling Rayna menyesakkan dan sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Fiksi RemajaRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...