||48. Penuh Kejutan||

123 6 0
                                    

🌧🌧🌧

"Cinta memang misterius dan penuh teka-teki. Mungkin saat ini kau bersama orang yang kau cintai, tetapi esok tidak akan pernah ada yang tahu, bisa saja kau bersama orang yang begitu kau benci."

🌧🌧🌧

Kedua kelopak mata membola seketika. Rayna memukul kedua sisi kasurnya dengan kesal. Ia tidak bisa tidur walaupun sedari tadi sudah memaksakan matanya untuk terkatup rapat, tetapi sampai waktu yang Rayna yakini sudah tengah malam ini ia tak kunjung juga terlelap.

Rayna bangkit duduk di tepi kasur, mengulurkan tangan untuk mengambil jam beker di atas nakas. Namun, pandangannya jatuh ke ponselnya yang tiba-tiba menyala. Ia meraih ponselnya, sedikit geram karena berfikir ada yang menghubunginya malam-malam seperti ini. Tapi, saat layar ponsel tepat di hadapan Rayna, bukan panggilan atau notifikasi pesan yang muncul di layar ponselnya, melainkan sebuah pemberitahuan kalender.

Rayna mengernyit dan sedikit tertegun saat membaca pemberitahuan itu. 'Reminder: Sena's birthday is today'. Kalimat yang cukup membuat Rayna terdiam. Ia lalu melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul dua belas lewat satu menit. Rayna mencoba mengingat kembali kapan ia pernah membuat pengingat di ponselnya dengan ulang tahun Sena?

Saat kenangannya kembali satu tahun yang lalu ia ingat sekarang, Rayna memang pernah menandai tanggal hari ini yang merujuk pada ulang tahun Sena secara otomatis. Tapi, pertanyaannya, benarkan hari ini Sena yang ulang tahun? Bukan Dio? Mengetahui dulu yang memberitahunya adalah Dio.

Rayna membuka aplikasi chat dan memilih kontak Sena. Tapi, ia bingung harus mengatakan apa. Ini sudah tengah malam, apa Sena akan bangun dengan pesannya?

Rayna
Bang.

Ia kembali membaca pesan singkatnya dan bangkit berdiri melangkah menuju pintu geser yang mengarah ke balkon kamar. Ia lalu membuka pintu, membuat angin malam langsung berhamburan masuk menerobos tubuh Rayna yang hanya dibalut piama, menimbulkan kesejukkan yang alami di tubuhnya.

Rayna duduk di kursi yang ada di balkon, menaruh ponselnya di atas meja. Pandangannya mendongak ke atas langit yang gelap gulita, sepi, dan sesekali kilat bergerak di kejauhan menimbulkan warna putih di langit malam yang Rayna yakini dipenuhi awan kelabu saat ini.

Belakangan ini Rayna benar-benar susah tidur walaupun sudah dibantu dengan resep obat dari dokter, matanya terus terbuka lebar sebelum pagi menjelang. Itu menyebabkan kantung matanya semakin hitam, dan juga wajahnya yang keruh.

Setengah jam sudah berlalu Rayna masih diam saja di balkon kamarnya, mengamati langit yang tak kunjung juga menurunkan hujan sebelum akhirnya ponsel di atas meja bergetar. Rayna menoleh dan mengambil ponselnya saat melihat satu notifikasi pesan. Dari Sena.

Bang Sena
Kenapa, Rayn? Kok, belum tidur jam segini?

Rayna
Nggak bisa tidur. Insomnia.

Bang Sena
Ya ampun, sekarang coba buat tidur lagi. Udah malam ini, nggak baik buat kesehatan.

Rayna
Nggak penting.

Rayna
Lo ultah hari ini, ya, Bang?

Rayna menunggu pesan balasan dari Sena. Ia sungguh penasaran dengan jawabannya.

Bang Sena
Iya. Kok, lo bisa tahu?

Rayna tertegun. Benar, hari ini memang benar ulang tahun Sena. Berarti dulu Dio memang tidak pernah memberikan informasi yang salah mengenai Sena. Dulu ia berperan sebagaimana Sena yang sebenarnya, memberikan informasi yang tepat, tidak pernah ada kekeliruan.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang