🌧🌧🌧
"Ketenangan tidak akan pernah kau dapatkan ketika kau berhadapan dengan seorang rival."
🌧🌧🌧
Rayna mengerjap sambil menggeliat saat mencoba membuka matanya perlahan. Ia mengucek-ngucek matanya dan beringsut duduk. Rayna meringis pelan sambil memijat-mijat tengkuknya, merasakan otot-otot lehernya yang terasa kaku dan ngilu. Ia baru menyadari bahwa semalaman tertidur di sofa dan sekarang efeknya membuat seluruh tubuh Rayna terasa pegal. Semalaman Rayna tidak tidur dengan nyaman, ia meringkuk di sofa tanpa mengenakan alas apapun.
Rayna berhenti memijat-mijat lehernya saat pandangannnya bertemu dengan seorang perempuan yang tengah duduk diam sambil bersandar di tempat tidur. Rayna menegakkan duduknya melihat Fiona memperhatikannya.
"Leher lo sakit, ya?" tanya Fiona merasa tidak enak membiarkan Rayna tidur di sofa.
Rayna menggelengkan kepalanya pelan. "Lo udah bangun ternyata," ucap Rayna sambil bangkit berdiri dan menghampiri Fiona. Fiona hanya mengangguk singkat. "Tunggu bentar ya gue ambil minum dulu." Rayna melesat pergi ke dapur mengambil air putih untuk Fiona, ia lalu kembali dan memberikan segalas air itu kepada Fiona dan duduk di sampingnya.
"Gimana keadaan lo sekarang?" tanya Rayna sambil menerima gelas minum dari Fiona dan meletakkannya di atas meja nakas.
"Udah mulai membaik cuma sedikit pusing," jawab Fiona sambil memperhatikan sekeliling lalu beralih kembali ke arah Rayna. "Gue di mana?"
"Lo ada di rumah gue," jawab Rayna. Fiona tampak berpikir sejenak kenapa ia bisa berada di rumah Rayna. Karena Rayna mengerti ia akhirnya kembali berucap, "semalam lo mabuk sama Chandra. Gue, Sena, dan Shasa teman gue akhirnya memutuskan untuk bawa lo ke mari," jelas Rayna.
Entah, Fiona akan mengerti atau tidak karena ia semakin mengerutkan keningnya mencoba tetap mengingat-ingat kenapa bisa banyak orang yang membantunya semalam. Fiona lalu mengerjapkan mata saat tersadar bahwa Rayna menyebutkan nama Sena barusan. "Sena tolongin gue?" tanya Fiona pelan.
Rayna mengangguk, sepertinya Fiona tidak ingat dengan kejadian semalam sehingga ia bertanya seperti itu. "Lo memang nggak ingat apa-apa sama kejadian semalam?" tanya Rayna memastikan dan kali ini Fiona menggelengkan kepalanya.
"Gue cuma ingat gue pergi sama Chandra. Apa gue buat masalah setelah itu?"
Rayna diam, ia jadi teringat perkataan Fiona yang mengatakannya perebut dan jahat. Apa itu juga bisa disebut sebagai masalah? Tapi, Rayna tidak ingin membahas atau memberi tahu Fiona jika saja Fiona memang tidak ingat apa-apa. Akhirnya Rayna menggelengkan kepalanya.
"Nggak ada, kok. Lo cuma mabuk terus langsung nggak sadarkan diri saat Sena bawa lo keluar kelab."
Rayna dan Fiona sama-sama diam setelah itu. Cukup lama. Rayna dengan pikirannya yang kembali mengembara memikirkan perkataan Fiona semalam yang ternyata sama sekali tidak diingat Fiona, dan Fiona dengan masalah-masalahnya yang membuat ia melampiaskan semuanya ke kelab malam dengan Chandra, sebelum akhirnya Fiona berucap lebih dulu, "Maaf, ya, Rayn," lirihnya. Rayna menoleh dengan sebelah alis terangkat.
"Maaf untuk apa?"
"Maaf karena gue pernah menyalahkan lo di antara hubungan gue dan Sena," kata Fiona jujur. Rayna mengernyritkan dahinya. Menyalahkan Rayna? Apa yang dimaksud Fiona baursan adalah perkataanya semalam, atau apa? "perkataan gue beberapa hari yang lalu bikin lo kesal, kan?" Ah, itu ternyata. Rayna menggelengkan kepalanya mantap, ia hanya sedang lelah saat itu jadi Rayna bersikap tidak bersahabat dengan Fiona. Jika Rayna kesal mungkin ia akan memilih kesal karena perkataan Fiona semalam, bukan karena beberapa hari yang lalu saat Fiona datang menemuinya untuk mengatakan bahwa ia akan kembali dengan Sena.
![](https://img.wattpad.com/cover/225515048-288-k151850.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...