🌧️🌧️🌧️
"Kau cemburu melihat dia dengan yang lain. Apa kau tahu? Di sisi lain juga, ada hati yang tengah menahan cemburu, melihatmu dengannya."
🌧️🌧️🌧️
Sena mengajak Rayna berkeliling kota Bandung. Entah apa maksud Sena mengajaknya tak tentu arah seperti ini, tapi Rayna tidak bisa berbohong bahwa ia senang.
Sena mengarahkan kaca spion ke arah Rayna, lalu ia berucap, "Kita makan dulu, ya? Lo pasti belum makan, kan?!"
"Terserah lo!" jawab Rayna sedikit berteriak, takut Sena tidak mendengar ucapannya.
"Oke ...." Sena lalu berhenti di sebuah cafe yang begitu ramai, dan mereka pun makan di sana.
♡️♡️♡️
Langkah Sena terhenti saat melihat cewek yang tengah tertawa bahagia di rangkulan seorang cowok yang berdiri di sampingnya. Sena terpaku, ia kenal betul siapa cewek dan cowok itu. Rayna bingung melihat Sena berhenti melangkah dan terus menatap lurus ke depan.
"Bang, ada apa, sih?! Ayo, kenapa berhenti?" Sena tak menyahut. Ia terus menatap kesal ke arah dua orang itu, sampai dua orang itu berhenti di hadapan Sena, dan tatapan Sena bertemu langsung dengan manik mata cewek itu. Cewek yang mendapati Sena, dengan cepat melepaskan rangkulan mesra cowok di sampingnya.
"Se–Sena! Lo, kok ada di sini?" tanya cewek itu terbata-bata, yang tak lain adalah Fiona cewek yang dicintai Sena.
"Ini tempat umum, jadi semua orang bisa masuk sini," jawab Sena dingin. Tentu ia marah dengan Fiona. Kenapa ia bisa mesra-mesran dengan cowok lain yang tak lain adalah Chandra, dan melupakan janjinya dengan Sena.
Rayna hanya diam memperhatikan, dia tidak tahu siapa dua orang di depannya ini. Apalagi saat melihat perubahan sikap Sena, membuatnya semakin bingung.
"Sori. Gue kelupaan kalo ada janji sama lo," cicit Fiona.
Sena mencibir, "Lo emang selalu kaya gitu, kan? Lupa sama janji sendiri."
"Gue rasa Fiona bebas mau jalan sama siapa. Lagi pula, dia bukan siapa-siapanya lo kan, Sen?" sindir Chandra yang sedari tadi diam. Sena tentu saja marah, ingin rasanya dia memberi bogeman di muka Chandra, tapi ingat ini tempat umum, Sena mengurungkan niatnya.
Sena melangkah pergi, dengan cepat Fiona mengejarnya dan menarik lengan Sena dari belakang.
"Sen! Sorry! Gue tau gue salah. Maaf, gue beneran lupa." Sena membalikan badannya menatap Fiona lurus. Ia menarik paksa lengannya yang dicekal Fiona.
"Berapa kali lo kaya gini, Fi? Gue bisa terima kalo cuma sekali, tapi lo sering. Seenggaknya kalo lo gak jadi jalan sama gue, lo kabarin gue. Gue jadi gak perlu repot-repot jemput lo di sekolah. Lo yang minta gue jemput, kan? Tapi lo sendiri yang ngingkarin. Aneh lo."
"Iya maafin gue, gue janji gak akan lupa lagi." Fiona terus memohon sambil kembali mencekal kedua lengan Sena. Sena lemah, dia memang tidak bisa marah lama dengan Fiona, tapi dia benar-benar marah, apalagi melihat Fiona dengan Chandra tadi terlihat begitu bahagia.
"Lo kenapa si, selalu jalan sama Chandra?" tanya Sena. Ia sebenarnya tidak berhak menanyakan itu, siapa dia sehingga mengatur-atur Fiona.
"Gue gak enak kalo nolak dia, Sen. Nanti kalo gue tolak, gue dikira mantan yang sombong."
"Lo bisa gak enak sama dia, tapi kenapa sama gue lo biasa-biasa aja," tandas Sena begitu datar. Fiona menghembuskan napasnya berat.
Fiona lalu memegang kedua bahu Sena penuh perhatian. "Kan, sama lo udah deket. Pasti lo ngertiin gue, dong?" Sena memalingkan wajahnya malas. "Dengerin gue, Sen. Sama siapapun gue jalan, gue gak akan lupa sama lo. Cuman lo satu-satunya orang yang selalu ada buat gue. Gue janji hari Minggu ini kita full Times," bujuk Fiona ia lalu melepaskan tangannya dari bahu Sena. Sena hanya bergumam menanggapinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...