🌧️🌧️🌧️
"Terkadang hal konyol'lah, yang membuat bahagia, walaupun itu sangat sederhana."
🌧️🌧️🌧️
Motor ninja berwarna putih berhenti tepat di hadapan Rayna yang tengah duduk sendirian di halte bus. Pengendara motor itu membuka kaca helm fullface yang ia kenakan, menoleh ke arah Rayna yang menatapnya bingung.
"Rayn." Rayna bangkit dan menghampiri cowok yang masih setia di atas motornya.
"Eh Kak Dio, gue kira siapa." Dio tersenyum.
"Balik bareng gue, yok," ajak Dio langsung.
"Emang rumah kita searah?" tanya Rayna.
"Maksud gue, gue anterin lo balik," ujar Dio menjelaskan.
"Nggak usah deh, Kak. Gue tunggu bus aja, rumah gue nggak jauh banget, kok."
"Justru deket gue anterin. Yok, kapan lagi kan gue anterin balik." Dio mengedipkan satu matanya ke arah Rayna. Rayna tersenyum seraya mengangguk.
"Ok, deh kalo lo maksa." Rayna langsung naik ke atas motor ninja Dio, karena Dio tidak membawa helm dua, ia langsung melajukan motornya membelah jalanan kota Bandung yang sedikit ramai.
Rayna terkejut saat satu tangan Dio menarik tangannya menuju pinggang, begitupun dengan tangan Rayna yang satunya. Kali ini kedua tangan Rayna sudah melingkar di pinggang Dio. Sebenarnya Rayna canggung, tapi ia memilih untuk diam.
"Biar nggak jatoh!" teriak Dio selanjutnya. Ia dengan cepat melaju motor dengan kecepatan tinggi.
♡️♡️♡️
"Makasih ya, Kak."
"Sama-sama." Dio lalu mengambil ponselnya di saku seragam dan menyodorkannya ke arah Rayna.
Rayna yang tidak mengerti maksud Dio akhirnya bertanya, "Apa?" Dio terkekeh dengan Rayna yang tidak mengerti apa yang dia maksud.
"Nomor handphone lo, kita belum saling tukeran nomor hp, lho," tutur Dio. Rayna dengan cepat menepuk dahinya merasa bodoh sampai tidak paham maksud Dio barusan.
"Ya ampun gue kira kenapa." Rayna meraih ponsel ditangan Dio, lalu mengetikan nomor ponselnya di sana. "Udah gue miscalls," ucap Rayna selanjutnya sambil memberikan ponsel Dio kembali.
"Ok, thanks. Kalo gitu gue balik, ya."
"Iya, hati-hati."
Dio melaju motornya dengan cepat meninggal area rumah Rayna.
♡️♡️♡️
Rayna terkejut saat Sena tiba-tiba datang ke rumahnya di hari Minggu pagi ini. Rayna yang biasa menghabiskan hari minggunya dengan rebahan di kamar, menatap Sena malas di depannya.
"Ada apa si Bang, lo pagi-pagi udah ke rumah gue," tutur Rayna yang sesekali menguap. Sena menggelengkan kepalanya melihat Rayna yang jauh berbeda dengan Rayna di sekolah. Rambut berantakan, dengan celana bahan selutut dan juga kaos putih, membuatnya terlihat tidak berniat ke mana-mana.
"Jalan, yuk!" ajak Sena sumringah.
"Males ah, gue lagi gak mau kemana-mana," tolak Rayna mentah-mentah.
"Anak perempuan jangan males-males. Gue kan kepo pengen tanya ini itu sama lo. Cepet, gue tunggu lima menit buat lo siap-siap," perintah Sena. Rayna memutar bola matanya malas.
"Gila, lima menit cukup buat jalan ke kamar gue aja." Walaupun begitu Rayna menurut, ia beranjak dari tempatnya duduk dan kembali naik ke atas menuju kamarnya meninggalkan Sena di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...