🌧🌧🌧
"Of all the wounds, this time it's the most painful."
🌧🌧🌧
Dio tengah berjalan memasuki kantin saat pandangannya melihat Shasa yang baru saja keluar dari antrian. Ia melangkah menghampirinya.
"Sha."
Shasa dengan cepat menoleh. "Eh, Kak Dio. Ada apa, Kak?" Dio menatap jauh melewati bahu Shasa mencari seseorang, tetapi tidak ia temui.
"Lo sendiri? Rayna ke mana?" tanya Dio karena tidak biasanya ia melihat Shasa pergi ke kantin seorang diri, biasanya Rayna selalu bersamanya, tetapi kali ini ia tidak melihat keberadaan gadis itu.
"Rayna nggak masuk, Kak."
"Nggak masuk kenapa?"
Shasa menggeleng pelan, ia menyingkir sedikit agar tidak menghalangi orang yang akan membeli makanan. "Gue juga nggak tahu dia nggak ada kabar sama sekali. Gue teleponin juga nggak diangkat-diangkat sama dia," jelas Shasa.
Dio mengerutkan dahinya bingung. Tidak biasanya Rayna seperti ini. Ia lalu menoleh kembali ke arah Shasa. "Sena tahu soal ini?"
Shasa tampak kebingungan dengan pertanyaan Dio. "Kak Sena? Gue nggak tahu, Kak. Tapi dia nggak ada tanya apa-apa, si, sama gue."
Dio mengangguk singkat. "Oke, thanks, ya. Kalo ada kabar dari Rayna boleh hubungi gue?"
"Oke, Kak."
Dio kembali melangkah menuju kelasnya meninggalkan Shasa yang memperhatikannya menjauh. Ia sudah tidak berselera lagi untuk makan mengetahui Rayna tidak masuk sekolah hari ini. Ia akan mencoba menghubungi Rayna.
Setelah sampai di kelas yang lumayan sepi karena penghuninya kebanyakan pergi ke kantin, Dio kembali duduk di kursinya, mengeluarkan ponsel di dalam saku celana dan langsung menekan kontak Rayna.
Telepon itu terus berdering beberapa kali, tetapi tidak ada yang mengangkat. Dio terus mencobanya, tetapi tetap tidak ada jawaban. Sama seperti perkatakan Shasa tadi bahwa Rayna sama sekali tidak mengangkat panggilan.
Dio merasa cemas, pasti terjadi sesuatu kepada gadis itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa ia membuat salah sehingga Rayna tidak ingin mengangkat teleponnya? Tapi, Dio tidak merasa ada masalah, hubungan mereka juga sudah kembali membaik akhir-akhir ini. Lalu ada apa dengan Rayna? Gadis itu pasti akan mengangkat teleponnya jika tidak terjadi sesuatu. Dio yakin ada yang tidak beres.
Tangannya kembali berselancar membuka kontak Rayna, ia memilih untuk mengirimkan pesan saja siapa tahu Rayna membalasnya.
Dio
Rayn, lo nggak apa-apa, kan? Kenapa lo nggak masuk sekolah hari ini?Dio
Rayn, angkat telepon gue.Dio menunggu beberapa menit, tetapi pesan itu sama sekali tidak terbaca. Ia akhirnya kembali menghubungi Rayna dan tetap saja tidak ada jawaban, hanya deringan panjang yang seakan memberitahu Dio bahwa pemilik ponsel itu tidak mendengar atau sudah tidak ada lagi di sana.
Dio mengecek pesan yang ia kirimkan tadi, mengamatinya dengan khusyuk berharap ada satu saja pesan balasan yang muncul. Tapi, jangankan mendapat balasan, Rayna sama sekali tidak membaca pesannya. Dio terus mengamati ponselnya begitu lama sampai bel masuk berbunyi nyaring membuatnya teralih dari ponselnya.
Dio mendesah. Sia-sia saja ia menunggu tetapi hasilnya tetap nihil. Rayna tidak membaca apalagi membalas pesannya. Perasaan cemas itu semakin membeludak sekarang. Ia ingin segera mendengar bel pulang dan memastikan sendiri bahwa Rayna benar baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...