||10. Berbeda||

416 47 4
                                    

🌧️🌧️🌧️

"Setiap orang bisa berubah. Kapanpun, di manapun dan bersama siapapun ia bersama."

🌧️🌧️🌧️

Seperti biasa Rayna dan Shasa duduk berhadapan di kantin sekolah yang begitu ramai. Rayna menatap ke sekeliling dan pandangannya bertemu dengan pria yang kemarin telah mengembalikan kebahagiaannya. Rayna dengan cepat mengalihkan pandangan karena tidak ingin berlama-lama berkontak mata dengan ia yang tak lain adalah Sena. Tengah duduk bersama teman-temanya di pojokan kantin, tidak jauh dari tempat Rayna duduk sekarang.

"Cariin Kak Sena, ya?" tanya Shasa tepat sasaran. Rayna dengan cepat menggeleng.

"Nggak."

"Udah baikan?"

"Nggak. Apaan si, lo," ucap Rayna yang terlihat malu-malu. Shasa yang melihat itu terkekeh.

"Tuh, dia nyamperin," tutur Shasa menunjuk ke arah sampingnya dengan menggunakan dagu. Rayna menoleh ke arah yang ditunjukan oleh Shasa barusan, dan benar saja Sena tengah melangkahkan kakinya menuju Rayna.

"Duh, mau ngapain sih dia kesini?"

"Ya, nyamperin lo, lah."

"Hy, Hujan!" sapa Sena begitu ceria. Rayna mendongak menatap Sena.

"Em ... hy!"

"Apa, Kak? Hujan? Perasaan cuacanya cerah-cerah aja, deh," kata Shasa kebingungan. Karena Sena memanggil Rayna dengan sebutan hujan.

"Itu panggilan spesial gue buat Rayna. Rain itu kan hujan," ungkap Sena menjelaskan.

"Aih, so sweet ... mau dong dikasih nama spesial juga," pinta Shasa. Rayna hanya memperhatikan obrolan mereka berdua.

"Nama lo siapa?" tanya Sena pada Shasa. Shasa terlihat cemberut karena Sena tidak mengetahui namanya.

"Shasa. Salah satu fans terberatnya Kak Sena, gue juga sahabatnya Rayna," jelas Shasa.

Sena mengangguk. "Ok, Shasa tumis," ucap Sena begitu enteng, berhasil membuat Rayna tertawa dan Shasa yang melotot tak terima.

"Loh, kok Shasa tumis? Nama gue itu bagus  loh Kak, masa dikasih nama spesial kaya gitu? Gak mau ah, ganti." Rayna tidak berhenti tertawa melihat tingkah kedua temannya ini.

"Kan, Shasa itu buat tumis, bagus loh itu. Kapan lagi kan, gue kasih panggilan spesial." Sena ikut terkekeh melihat Shasa yang cemberut.

"Gak gitu juga, Kak."

"Astaga Bang, jahat banget si lo. Tapi cocok sih, Sha. Sumpah, cocok banget buat lo." Rayna terus tertawa membuat Sena juga ikut tertawa.

"Nyebelin lo, Rayn. Ngalah aja gue, ngalah."

"Nah kan, Rayna ketawa. Liat deh, dia kalo ketawa manis banget," ungkap Sena membuat Rayna memberhentikan tawanya.

"Ya, gue yang jadi korban. Parah banget lo, Kak." Sena terkekeh, ia lalu kembali melirik Rayna.

"Hujan, lo diri deh," pinta Sena.

Rayna menaikan sebelah alisnya. "Ngapain?"

"Diri aja dulu."

"Nggak ah. Lo mau duduk? Nih, pinggir gue." Rayna menggeser tubuhnya sedikit, mempersilahkan Sena duduk di sampingnya.

"Gue gak mau duduk. Lo diri aja dulu sebentar," pinta Sena lagi.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang