🌧️🌧️🌧️
"Bahagia itu sederhana. Saat kau masih bisa bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan, itu sudah sangat cukup untuk membuatmu bahagia."
🌧️🌧️🌧️
Setalah selesai makan di kantin bersama Shasa, Rayna melangkah seorang diri mencari kelas XI IPS 1 yang tak lain adalah kelas Dio. Shasa langsung kembali ke kelas, karena ada tugas yang belum ia kerjakan, padahal Shasa sangat ingin bertemu Dio. Tak lupa Rayna membawa paper bag yang berisi switer abu-abu milik Dio yang sudah Rayna cuci bersih. Sesuai janji, ia berniat untuk mengembalikannya hari ini.
Koridor sekolah masih ramai dengan siswa siswi yang berlalu lalang, karena memang bel istirahat belum berakhir. Banyak juga yang menyapa Rayna begitu ramah, Rayna hanya tersenyum membalasnya.
Rayna tersenyum saat melihat papan nama kelas XI IPS 1, ternyata kelas Dio memang tidak jauh dari kantin. Rayna melangkah ingin bertanya kepada salah satu orang yang ada di depan kelas Dio, tapi Dio sudah keburu keluar kelas ingin membuang sampah, ia terkejut melihat Rayna ada di depan kelasnya.
"Eh, Rayn. Lo kok ada di sini?" tanya Dio. Dio lalu membuang sampah di tangannya dan menghampiri Rayna yang masih berdiri memperhatikan.
Rayna tersenyum. "Ini, Kak. Gue mau balikin switer lo yang kemarin," jawab Rayna seraya menyodorkan paper bag yang tadi ia bawa.
Dio menerimanya seraya berucap, "Padahal santai aja kali, gak usah buru-buru dibalikin."
"Gue kan udah janji mau balikin sekarang." Dio mengangguk, ia lalu meraih switer di dalam paper bag tersebut.
"Thanks ya, Rayn."
Rayna mengangguk seraya berucap, "Makasih juga. Kalo gitu gue balik ke kelas, ya. Kayanya bentar lagi bel bunyi," pamit Rayna. Dio lalu menoleh.
"Mau gue anterin gak? Nanti lo kesasar lagi," gurau Dio.
"Emang gue bocah pake kesasar segala." Dio terkekeh membuat Rayna juga ikut terkekeh.
"Ya udah lo hati-hati di jalan." Dio lalu mengusap lembut puncak kepala Rayna, membuat Rayna tidak bisa berkutik, tapi ia tersenyum.
"Ya udah gue ke kelas, ya." Dio mengangguk dan tersenyum.
Rayna lalu melangkah menjauh dari Dio untuk menuju kelasnya. Tanpa Rayna maupun Dio sadari, bahwa sedari tadi ada pasang mata yang memperhatikan kedekatan mereka berdua dengan raut wajah yang sulit diartikan.
♡️♡️♡️
Rayna keluar kelas bersama Shasa dan juga teman-temannya yang lain, ia berpisah dengan beberapa temannya saat berada di depan kelas.
"Gue duluan ya, Rayn, Sha!" sahut beberapa teman sekelas Rayna yang melangkah ke kanan koridor, sedangkan Rayna dan Shasa melangkah ke depan menuju gerbang sekolah.
"Iya, hati-hati," jawab Rayna dan Shasa bersamaan.
Shasa dan Rayna lalu melanjutkan langkahnya.
"Rayn!" teriak seseorang di belakang Rayna saat sudah sampai didekat gerbang. Rayna terus melangkah ia tidak menyahuti atau menoleh ke belakang, karena sudah tahu siapa yang memanggilnya itu, yang tak lain adalah Sena sendiri.
Sena lalu merangkul Rayna di samping kirinya, dan menoleh ke arah Shasa yang berada di samping kanan Rayna. Tentu saja banyak pasang mata yang melihat mereka. Tetapi, Rayna maupun Sena tidak mempermasalahkan itu.
"Eh, Shasa Tumis, hallo."
"Hehe, hi Kak Sena. Kalo gitu gue duluan ya, Rayn, Kak." ucap Shasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionRayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu dengan masa lalunya itu. Seakan waktu memang sedang mempermainkan perasaannya, atau justru ingin men...