Part 37 || Fakta Menyakitkan

9.5K 921 203
                                    

"Jujur adalah salah satu contoh kebaikan yang mampu melukai orang banyak."- Eileen Shura Brawijaya.

Damar turun dari motornya bersamaan dengan Martin yang juga baru turun dari motornya. Mereka baru saja sampai ketika melihat bosnya tengah berjalan menuju ke dalam markas Pendragon. Ketika sudah dekat, mereka berdua menepuk pundak Achilles untuk mengejutkan lelaki itu, namun ternyata tidak ada tampang keterkejutan di wajah Achilles.

"Dorr!!"

Krik

Krik

"Ya elah, bos! Lo manusia atau bukan sih? Masa gak kaget?" ujar Damar.

"Harus banget gue kaget?"

"Gak juga sih, tapi sebagai teman yang baik dan tidak sombong, harusnya kaget lah. Menghargai yang udah capek-capek ngagetin dong, bos!" ujar Martin.

"Wah, gue kaget!" balas Achilles dengan wajah datar.

Martin berdecak kemudian mengambil ponsel di saku celananya dan mendekatkan ke bibirnya. "Oke google, gimana tata cara nyantet orang paling ampuh?"

"Lo mau mati?!" geram Achilles menoleh ke arah Martin.

Damar tertawa melihat Achilles terpancing akan candaan yang dilakukan Martin. "Emosi terus, sabar atuh bos!" timpalnya.

"Orang sabar di sayang sama Adek Eileen!" sahut Martin menyeringai.

"Sejak kapan lo nikah sama abangnya Eileen?!" kesal Achilles.

"Amit-amit, masa gue nikah sama abangnya! Emang Eileen gak punya kakak cewek gitu, bos?"

"Goblok!" umpat Damar pada Martin.

"Gue dengar Jagat ke tempat balap motor Sakgar. Dia ada kasih tau lo berdua, mungkin ada info apa di sana?" tanya Achilles duduk di satu kursi dengan anak-anak Pendragon lain juga di sana tengah berbincang.

"Hah? Gue malah gak tau Jagat pergi ke sana. Lo tau dari mana, bos?" tanya Martin.

"Leon bilang Jagat gak dateng ke markas hari ini. Anak-anak Elektra yang ada di Sakgar kasih tau ke Leon."

"Tumben banget Jagat ke sana sendirian, biasanya ngajak gue atau Damar," ujar Martin.

"Kayanya Jagat ada sesuatu yang dia sembunyiin deh. Akhir-akhir ini dia emang beda gitu sih. Kaya lebih sering keluar sendiri dan gak kasih tau ke kita. Mungkin aja dia lagi ngelakuin sesuatu di belakang kita, tapi gak tau juga sih soalnya gue ngarang." ujar Martin.

"DASAR MONYET, TOLOL! GUE UDAH SERIUS DENGERIN, LO MALAH KAYA ANJING!" bentak Damar menendang pantat Martin yang saat ini tengah tertawa.

"Bangke lo, sialan!" umpat Achilles

Martin tertawa memegangi perutnya yang mulai sakit. "Lagian pada serius amat! Jagat itu lagi jatuh cinta sama cewek, anak geng Raven. Mereka ketemu di Sakgar waktu dia ke sana sama gue beberapa hari lalu. Makanya dia jadi sering ke Sakgar sekarang."

"Dasar bucin, beg-" ucapan Damar terhenti ketika melihat ke samping dimana Achilles melotot ke arahnya. Ah ia lupa, lelaki satu ini juga salah satunya.

"Terus ini si abang singa kemana?" tanya Martin. "Woi, Deron! Si singa kemana? Belum dateng?"

"Belum, bang!" jawab Deron yang sedang bermain dengan lainnya.

"Lo telepon gih, bos!" ujar Damar memerintah.

"Lo belum pernah ngerasain digebukin sampe masuk IGD kan? Atau lo mau langsung jalur cepat, hah?" ancam Achilles.

"Astaga, sensitif amat sih, bos! Datang bulan?" ujar Damar tertawa.

"Minum kirana!" sahut Martin ikut tertawa.

Achilles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang