Part 30 || Ketidakadilan

9.1K 895 154
                                    

"Kata baik-baik saja sering disalahgunakan untuk kepentingan orang yang sedang tidak baik-baik saja."— Eileen Shura Brawijaya.

Ameera keluar dari bilik kamar mandi dan berhenti di depan wastafel. Ia membersihkan tangannya sembari melihat kaca besar di hadapannya. Melihat dirinya sendiri seperti ini justru membuat ia merasa malu. Sekeras apapun ia membersihkan diri, kenyataannya ia tetaplah kotor.

Ketika ia masih membersihkan tangan, pintu toilet tiba-tiba terbuka. Ameera membelalak ketika melihat siapa yang masuk ke dalam toilet. Lelaki yang pernah menjadi mantannya satu tahun lalu, Romi Kalingga.

"Romi?" gumam Ameera dengan perasaan takut akan tatapan lelaki itu.

"Hai, Ameera."

"Kenapa lo masuk ke sini? Gak bisa baca tulisan di depan kalo ini toilet cewek?"

"Ah, kebetulan mata gue lagi bermasalah jadi gak bisa baca tulisannya. Tapi gue lebih senang salah masuk toilet karena bisa ketemu lo di sini." Romi mendekat secara perlahan menyudutkan Ameera ke dinding.

"Gak usah bercanda deh, Rom. Minggir!" ujar Ameera.

"Kenapa? Kita udah lama gak ngobrol kan? Gue kangen sama lo, Mer."

Ameera menundukkan wajahnya saat tangan Romi terangkat untuk menyentuh pipinya. Mengerti akan situasinya, Ameera berusaha mendorong Romi agar bisa pergi. Namun lelaki itu justru semakin menahannya dengan semakin mendekat sangat dekat.

"Rom, lo tau kita di sekolah. Gue bisa teriak kalo lo sampai macam-macam ke gue!" ujar Ameera berusaha tenang walau hatinya gelisah.

"Apa lo inget, Mer?Waktu kita pacaran, lo gak pernah mau disentuh sama gue. Tapi sekarang, gue justru dengar lo jadi pelacur."

"Romi, please...." Ameera menahan air matanya sembari menggigit bibir bawahnya.

"Lo tau, gue nyesel udah buang waktu pacaran sama lo tapi gak dapet apapun dari lo!" Romi menyentuh pinggang Ameera membuat gadis itu berjengit terkejut. "Sekarang gue mau ambil hak gue dulu!"

"ROMI!!" bentak Ameera sembari memberontak. "Lepasin gue, Rom! Tolong!!"

Sekuat tenaga, Ameera berusaha terus menyingkirkan tangan Romi yang mencoba membuka jas sekolahnya. Suara tangisan Ameera bercampur dengan teriakan terus keluar. Sekarang jasnya sudah terlepas, dan jika Romi berhasil merobek kemejanya maka Ameera tidak tahu harus bagaimana melawan lelaki ini lagi.

"Tolong! Tolong gue!" Ameera mendorong Romi dan mencoba membuka pintu namun terkunci.

"Pelacur sialan!" umpat Romi.

Lelaki itu berdiri dengan emosi lalu menyambar tubuh Ameera dan menamparnya kuat. Sudut bibir Ameera mengeluarkan darah karena tamparannya. Tubuh Ameera terduduk di lantai dengan tangan mengepal karena benci akan dirinya yang tidak seperti Eileen. Jika dirinya menjadi seperti sahabatnya, mungkin ia bisa melawan Romi.

Pikiran itu membuatnya jadi teringat pada sahabatnya. "Tolong gue, El ..." gumamnya.

Brak!

Romi yang ingin kembali mendekat pada Ameera terhenti ketika pintu terbuka kencang sampai membentur dinding belakangnya. Sepertinya doa Ameera benar-benar terkabul. Orang yang membuka pintu adalah Eileen.

"Bajingan, berengsek!!" bentak Eileen.

Kejadian benar-benar cepat, Eileen langsung menyerang Romi dengan memukul wajah serta memberikan tendangan di perut sampai lelaki itu terjatuh. Melihat bagaimana kondisi Ameera saat ia masuk sungguh membuatnya emosi. Manusia macam apa yang berani berbuat hal menjijikan seperti itu?

Achilles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang