Hai!
Udah lama gak pernah menyapa di awal. Kabar baik 'kan kalian?
Sebelum baca, kasih tau yuk kalian baca ini jam berapa dan dari mana? Pengen kenal pembaca aku juga dong 🥰
Enjoy!
***
"Nothing i can do."— Eileen Shura Brawijaya.
Dalam satu hari Martin menyerah. Lalu hari kemudian, Ares ditangkap polisi. Hari ketiga, Achilles kembali masuk ke rumah sakit untuk pemulihannya. Hari keempat, Athalla sudah keluar dari masa kritisnya. Hari kelima, keadaan keduanya semakin membaik. Hari keenam, Eliza mulai mengurus segala perusahaan serta bisnis yang ditinggalkan Ares.
Dan hari ini, Achilles sudah bisa keluar dari rumah sakit. Ia baru saja keluar dari kamar mandi berganti pakaian biasa. Achilles melihat Eliza sudah siap membereskan barang-barang miliknya.
"Kamu mau langsung pulang?" tanya Eliza.
"Alles mau ketemu Athalla dulu," jawab Achilles.
"Oh, Mama juga belum bertemu mereka. Kita pergi ke sana bareng aja."
"Ma, jangan sekarang. Biar Achilles yang bicara dulu sama Athalla. Mama ketemu mereka di rumah aja. Athalla juga gak lama lagi akan pulang."
"Oke, kalau itu yang kamu mau. Mama pulang lebih dulu, nanti Mama suruh Pak Hendri balik lagi ke sini jemput kamu."
Achilles mengangguk setuju tanpa membantah. Wanita di depannya tersenyum ke arahnya. "Rambut kamu udah panjang, Les. Kamu gak mau potong rambut?" tanya Eliza menyisir rambut putranya dengan tangan.
"Nanti, sekalian keberangkatan Achilles kuliah," jawab Achilles.
Eliza menghela nafasnya berat. "Kamu beneran jadi mau kuliah di sana?"
"Iya."
"Kita baru bisa kumpul dan berbaikan, tapi kalau memang itu mau kamu, Mama ikut aja."
Achilles mengangguk pelan, ia memeluk Eliza tanpa beban. "Gak perlu dipikirin, Ma. Achilles masih di sini sekarang."
"Iya, kamu masih di sini." ujar Eliza menghembuskan nafas pelan. "Udah, kamu harus pergi ketemu Athalla 'kan? Mama harus jemput Alena dari sekolah." lanjutnya melepaskan pelukan Achilles.
"Alena sekolah?"
"Dia yang maksa buat sekolah biasa. Mama tau dia masih sakit, tapi kalau Mama memperlakukan dia seperti orang penyakitan, kasihan Alena."
"Iya, Alles belum ketemu lagi sama dia. Terakhir, dia keliatan takut karena bentakan Alles."
"Gak apa-apa, Alena gak mungkin benci kamu karena itu."
"Semoga," ujar Achilles.
"Ya udah, Mama pergi dulu. Salam buat mereka dari Mama."
"Hm."
Achilles tersenyum kecil dengan penuh kelegaan. Tidak pernah sama sekali ia merasa selega ini sebelumnya. Achilles merasakan perbedaan sangat setelah berbaikan dengan Eliza dan terlepas dari Ares. Perasaannya terasa sangat ringan dan tidak lagi harus menahan saki hati sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Teen FictionPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...