"Woman can do anything."— Eileen Shura Brawijaya.
***
Achilles
Kamu dimana? Rumah kosong yah? Aku ke rumah tapi gak ada yang bukain.Senyum di bibirnya melebar ketika menerima pesan dari Achilles. Memang sekarang Eileen sedang ada urusan di luar rumah— belanja cemilan. Kedua orang tuanya beserta Edgar sedang pergi. Lalu Ameera juga sedang ada di tempat Claudia.
Sepertinya Achilles memang benar-benar sudah bucin padanya. Padahal tadi waktu di sekolah saja mereka bertemu tiap istirahat. Achilles sangat possessive dengan dirinya. Berapa kali mereka bertengkar hanya karena pendapat yang berbeda. Tapi tidak apa-apa juga, Eileen menyukai perdebatan kecil mereka.
Tidak berselang lama, ponselnya berdering. Achilles menelepon!
"Halo?"
"Kamu dimana? Kenapa chat aku cuma dibaca?"
Ya ampun! Baru beberapa detik lalu masuk, ini juga mau dibalas.
"Aku baru mau bales, kamu aja yang gak sabaran," ujar Eileen.
"Tapi lama."
"Kan baru masuk, Achilles ketua geng Pendragon!" jawabnya.
"Oke, kamu dimana sekarang adik ketua geng Claverat?" ujar Achilles mengikuti Eileen.
"Apaan sih?" Eileen tertawa mendengar suara lelaki di seberang teleponnya. "Lagi di minimarket, beli cemilan. Di rumah gak ada makanan."
"Kenapa gak bilang aku aja? Tau gitu aku beli tadi di jalan."
"Aku 'kan gak tau kamu mau ketemu aku, lagian ngapain kamu ke rumah? Nanti kalo ketemu sama bang Ed gimana?"
"Kenapa emangnya? Aku gak ada masalah apapun sama Edgar."
"Iya gak ada sih, tapi kan bang Ed temenan sama Jaguar." Eileen menggantungkan tas belanjaannya di setir motor.
"Jaguar bukan musuh aku lagi, El."
"Maksudnya?"
"Aku sama Athalla udah berdamai. Mulai sekarang kami gak akan bermusuhan lagi kaya sebelumnya."
Eileen menelan ludahnya, ia sendiri tidak tahu apakah ini berita baik atau buruk. Masalahnya Athalla masih belum bisa Eileen temui. Atau mungkin ia yang tidak ingin bertemu dengan lelaki itu. Kabar terakhir yang Eileen terima dari Athalla adalah saat dia mengabari jika hasil tes urinnya negatif narkoba.
Itupun sudah Eileen tahu tanpa harus diberikan kabar oleh Athalla. Sedetail itu ia mengetahui tentang pacar 4 tahunnya.
"Oh, bagus lah! Kalian gak akan berantem lagi." jawab Eileen netral.
"Minimarketnya dimana? Biar aku ke sana,"
"Gak perlu, aku pulang aja!"
"Biar aku yang kesana, kita makan malam bareng aja diluar. Kamu naik motor?"
"Iya, kalo gitu aku tunggu di sini."
"Oke, kirim lokasinya."
"Iya."
Setelah itu teleponnya ditutup, Eileen menghela nafasnya. Minggu ini, ia dan Athalla harus benar-benar berakhir. Eileen harus siap menghadapi lelaki itu nanti. Tidak peduli apa yang akan dilakukan Athalla, ia harus melakukannya.
Eileen menarik kunci kembali dari motor hitam besarnya. Kesempatan saat kedua orang tuanya pergi, ia bisa menggunakan motor hitam ini. Jika tidak, ia pasti akan berakhir dengan motor matic. Kedua orang tuanya terlalu khawatir sejak kecelakaannya terakhir kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Fiksi RemajaPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...