"Terkadang sulit meninggalkan seseorang tanpa harus menyakitinya."- Eileen Shura Brawijaya.
Seorang siswi tersenyum lebar saat menatap pantulan dirinya di depan kaca. Ia mencuci tangannya yang lengket karena terkena lem. Menyerang dua sekaligus dalam waktu bersamaan akan sangat berguna. Ia sudah memiliki semua kelemahan kelimanya, hanya tinggal menunggu mengeluarkannya satu per satu.
Selesai memperbaiki penampilannya, ia segera keluar dari toilet. Hanya tinggal menunggu berita menyebar lalu ... bom akan segera meledak.
"Alda!"
"Oh astaga!" kejut gadis yang baru keluar dari toilet, Alda. "Lo ngapain di sini?"
"Lo yang pasang foto-foto itu di mading barusan kan?"
"Apa maksud lo?!" Alda menatap lelaki yang tengah bersender di dinding samping pintu toilet dengan gelisah.
"Gak usah pura-pura bego! Gue liat semua tadi,"
"Terus? Apa yang bakal lo lakuin? Laporin gue ke guru atau ke bos lo?!" tantang Alda berusaha menggertak.
"Gak, gue bakal tutup mulut. Tapi gue punya tawaran menarik buat lo,"
"Tawaran?"
"Achilles ... serang dia juga."
"Lo gila! Gue gak akan mau masuk ke kandang singa yang siap menerkam gue kapan aja! Bisa-bisa gue mati di tangan dia!" geram Alda.
"Gue bakal diem soal lo berusaha menyerang anak-anak BGS kalo lo mau bantu gue."
"Ini benar-benar gila! Lo mau ngejatuhin Achilles?! Sumpah, lo orang yang gak disangka bakal jadi pengkhianat mereka!" sindir Alda.
"Gak usah banyak komentar. Lo cuma tinggal ngelakuin apa yang gue suruh!"
Alda menatap lelaki di depannya dengan tatapan sinis. "Apa yang harus gue lakuin?!"
"Pilihan bagus, Alda." Lelaki itu menepuk pundak Alda pelan. "Gue perlu lo sebarin gosip, dan gue yakin lo ahlinya kan?"
Jujur saja, melihat tatapan penuh benci dari lelaki di depannya saat berbicara tentang Achilles membuat Alda sedikit meremang. Ini adalah pertama kalinya ia melihat ekspresi mengerikan di wajah lelaki yang tidak pernah ada dipikirannya jika dia adalah seorang pengkhianat yang licik.
***
"Sejak kapan si bos jadi aneh begitu?" tanya Martin saat melihat pada Achilles yang sejak tadi di kelas diam dan tidak heboh.
Sekarang lelaki itu justru keluar kelas dengan cepat saat mendengar bel istirahat berbunyi. Bahkan dia tidak melihat ke arah teman-temannya lagi dan langsung kabur begitu saja.
"Itu bukan aneh, bego! Justru si bos sekarang jadi kaya orang normal!" jawab Damar.
"Orang normal gimana?"
"Lo pikir aja sendiri, mana ada cowok yang gak pernah ngelirik cewek cantik? Masa dari dulu sampe sekarang dia gak pernah pacaran, wajar lah!"
"Bener kata Damar, harusnya lo bersyukur si bos kita normal! Coba kalo dia malah suka sama lo, kan gak lucu," ujar Jagat.
"Si bos emang gak pernah pacaran, tapi gituan sering kali," kekeh Martin.
"Mana ada! Dia paling mentok cuma ciuman sama raba doang, itu aja bentar abis itu langsung sadar. Ceweknya malah ditendang sama dia. Jadi inget Serafina terkahir kali, dia sampe nyungsep ke got gegara mau cium bos di tempat balap motor." ujar Damar.
"Anjing! Kenapa pake diingetin segala sih, kan gue ngakak!" ujar Martin sembari tertawa mengingatnya.
"Yon, diem-diem bae! Belum ngopi?" tanya Damar melihat Leon tidak berbicara sama sekali sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Fiksi RemajaPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...