"Semua terlihat baik-baik saja, awalnya ...."- Eileen Shura Brawijaya.
Hanna menggendong tas selempang di pundak kirinya sembari memasuki rumah megah milik Arestio. Pelayan menyambutnya seperti biasa, namun yang membuat Hanna bingung adalah rumah ini terlalu sepi. Ia tidak melihat ada lelaki menyebalkan itu malam ini.
"Hanna?"
"Oh, Tante? Astaga, aku pikir rumah gak ada orang sepi banget. Atha- eh gak, maksudnya Achilles sama Om Ares kemana, Tan?"
"Om Ares baru aja pergi, dia ada kerjaan di luar kota besok, makanya berangkat malam ini. Achilles juga pergi dari satu jam yang lalu," jawab Helena duduk di sofa sebelah Hanna.
"Terus, anak Tante yang nyebelin itu kemana?" tanya Hanna.
Helena tersenyum kecil melihat wajah acuh Hanna. "Dia juga pergi, katanya ke tempat pacarnya."
"Pacarnya? Ah, si Eileen itu?"
"Iya, ini kamu ke sini ada apa? Ada perlu sama Om Ares?"
"Oh enggak, Hanna cuma pengen main aja, Tan. Bosen di rumah terus, kan Papa sama Mama juga sibuk."
"Kamu kalo bosen harusnya gak main ke sini, Hanna. Di sini juga sama, sepi. Al sama Achilles lebih banyak diluar sama kaya Papanya."
"Oh gitu, kalo Tante sendiri gimana? Mama Hanna hampir tiap hari keluar, entah kerjaan atau kumpul sama temennya. Tante juga gitu gak?" tanya Hanna penasaran.
"Tante jarang keluar, Han." jawab Helena tersenyum paksa.
"Kenapa? Gak mungkin Om Ares batasin uang Tante kan? Uang Om Ares kan banyak, gak mungkin habis kalo Tante pake belanja setiap hari."
"Iya, Tante cuma ... gak terlalu suka belanja. Lagian kalo Tante keluar mau sama siapa? Tante gak punya temen," jawab Helena.
"Ya ampun, kalo gitu Tante gak usah khawatir. Karena berhubung ada Hanna di sini, jadi ayo malam ini kita keluar, Tan!" ajak Hanna.
"Eh?"
"Ayo kita jalan-jalan, Tan! Daripada Tante di rumah aja kan, bosen. Ayo, sekarang Tante ganti baju biar Hanna tunggu di sini!"
Hanna menarik tangan Helena lembut agar wanita itu berdiri dan mendorongnya pelan. Sementara Helena sendiri bingung harus menuruti Hanna atau tidak.
"Tapi, Hanna-"
"Ayo, Tante! Nanti keburu kemaleman, ganti baju dulu, terus dandan yang cantik. Hari ini kita jalan-jalan para cewek!"
Apa yang Hanna inginkan selalu ia dapatkan. Begitulah sifatnya, dan terkadang hal itu membuat orang di sekitarnya menjadi kewalahan menghadapinya. Termasuk Helena.
***
Suasananya benar-benar terasa canggung. Ini adalah pertama kalinya Eileen merasa begitu aneh saat bersama dengan Athalla. Ditambah dengan lelaki itu yang menggenggam tangannya terus sejak tadi. Jika ini terjadi dulu, mungkin Eileen tidak akan merasa aneh dan justru akan senang. Tetapi sekarang semua ini justru terasa asing baginya.
"Gak ada yang mau kamu tanyain ke aku?" tanya Athalla.
"Aku gak tau apa aku punya hak buat tanya tentang itu," jawab Eileen.
"Kamu punya, karena kamu pacar aku."
Eileen menghela nafasnya, angin malam di teras rumahnya membuat wajahnya semakin dingin. "Kamu selalu tertutup soal keluarga, bahkan sampai sekarang aku belum pernah ke rumah atau ketemu sama orang tua kamu."
"Karena aku gak mau kamu berubah pikiran saat tau tentang keluarga aku."
"Apa kamu pikir aku sejahat itu?" tanya Eileen tidak percaya dengan perkataan Athalla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Teen FictionPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...