Part 22 - Saudara Tiri Menyebalkan

11.4K 1.1K 161
                                    

"Musuh adalah sahabat tersembunyi."— Eileen Shura Brawijaya.

Olahraga adalah salah satu hal yang mampu membuat orang lain menghilangkan sejenak beban pikiran mereka. Melakukan kegiatan agar bisa lupa akan masalahnya walau hanya sementara.

Itulah yang sering dilakukan oleh Athalla. Ia akan memilih olahraga saat sedang stress. Seperti malam ini, ia melakukan olahraga di ruang gym pribadi yang ada di rumah. Dengan mengenakan headphone, celana pendek, serta kaos hitam lengan pendek, ia melakukan treadmill dengan kecepatan lari cukup kencang.

Musik yang ia dengarkan seperti menambah semangatnya untuk terus berlari. Selama lebih dari satu jam, akhirnya Athalla menghentikan larinya. Ia mengambil handuk di meja  untuk mengelap keringat serta meminum air mineral yang sudah tersedia di atas meja.

Ting!

Bunyi pesan masuk di ponselnya mengalihkan perhatiannya. Ia mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.

Eileen 🐣
Al?

Apa?

Eileen 🐣
Ini malam Minggu loh

Udah tau

Eileen 🐣
Aku bukan ngasih tau, itu kode!

Aku ada acara sama Papa.

Eileen 🐣
Yaudah 😔

Lain kali, El.

Eileen 🐣
Iya, aku tau.

Maaf.

Eileen 🐣
Iya, miss you, Al ❤️😘

Iya.

Athalla menghela nafasnya setelah selesai mengirim pesan. Ia tidak berbohong soal itu, nyatanya malam ini Ayahnya mengajaknya ke pesta ulang tahun anak dari teman kerjanya yang juga sesama pengusaha. Sebenarnya ia ingin sekali menolak, tetapi resikonya nanti yang sangat ia benci. Ibunya yang akan menjadi korban jika ia tidak menurut.

Ayahnya memang pria tua yang sangat menyebalkan. Setelah beristirahat beberapa menit, ia keluar ruang gym dan berniat ke dapur untuk mengambil minuman lagi. Namun saat ia melewati ruang tengah keluarga, matanya melihat seseorang tengah duduk di sofa depan tv yang sedang fokus pada ponselnya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Athalla.

Pertanyaan itu mengalihkan perhatian lelaki yang ada di sofa. Dia menoleh dengan malas dan juga tatapan sinis.

"Kenapa? Ini rumah gue, asal lo tau." Achilles, lelaki yang mengenakan pakaian rapi dengan jas itu kembali fokus pada game di ponselnya.

"Jangan bilang lo mau pindah ke rumah ini?! Gue gak sudi tinggal serumah sama lo!" seru Athalla.

"Aishhh!!" Achilles membanting ponselnya ke pangkuannya lalu menatap saudara tirinya dengan kesal.

"Kalau lo gak sudi, tinggal pergi aja! Sana pergi! Lagian lo bukan pemilik rumah ini, bahkan kalo bokap gue mati, harta dan rumah ini sepenuhnya punya gua! Lo sama nyokap lo itu cuma numpang, anjir!" ujar Achilles.

Hal itu menyulut emosi Athalla, ia melangkah hendak mendekati Achilles. Selalu seperti ini, jika ia bertemu dengan Achilles pasti yang ada hanya perdebatan saling menyulut emosi masing-masing.

"Berhenti, Athalla!" Suara seorang wanita menghentikan langkah Athalla yang hendak menyerang Achilles. "Jangan membuat keributan di sini!"

"Tapi, Ma ...,"

Achilles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang