"Terkadang, di mata masyarakat, kesalahan orang tua adalah kesalahan anak juga. Dunia yang begitu menyedihkan." — Achilles Julian Mahendra.
Pesawat kertas meluncur dengan tenang di udara saat tangan seseorang melemparkannya. Bergerak dengan stabil dan akhirnya mendarat di lantai tidak lama kemudian.
"Wuhuuu pesawat gue lebih lama tuh terbangnya!" seru Damar.
"Gak! Gak! Ulangi! Tadi lo lempar duluan, bangsat! Gue kan tadi bilang selesai hitungan ketiga, bukan pas hitungan ketiganya!" protes Martin.
"Dih, udah kalah gak mau ngaku! Gue tadi udah bener, bahlul!"
"Ulangi! Lo curang, sialan!"
"Sialan pala lo meleduk! Ogah, intinya gue menang dan lo traktir gue makan di kantin. Titik gak pake tanda tanya!"
Achilles menghembuskan nafas lelah melihat pertengkaran kedua temannya yang selalu tidak pernah ada habisnya. Seharusnya ia tidak pernah berteman bahkan bertemu mereka sekalipun.
"Instagram lo kena bajak, Les?" tanya Jagat sembari melihat layar ponselnya.
"Gak."
"Yakin?"
"Hm."
"Udah lo cek?"
"Apaan sih, bangsat?!" kesal Achilles.
"GUE LIAT FOLLOWING LO JADI SATU, ANJING! BIASANYA NOL, CEPET LIAT DULU!" ujar Jagat dengan suara keras.
"SUMPAH?! DEMI APA?! SIAPA YANG BERANI NGEBAJAK IG SI BOS?!" seru Martin berhenti bertengkar dengan Damar karena terkejut.
"CARI MATI TUH ORANG!" sahut Damar. "WOI! SIAPA YANG BERANI NGEBAJAK INSTAGRAM ACHILLES?!"
Melihat Damar berteriak membuat Achilles geram. Mulutnya terbuka hendak mencegah namun justru tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Alhasil hanya hembusan nafas lelah dengan tingkah memalukan mereka.
Apa harus seheboh itu dia mengikuti seseorang di instagram?
"NGAKU! LO KAN YANG NGEBAJAK INSTAGRAM SI BOS?!" Damar menarik kerah salah satu siswa berkacamata yang tengah duduk tenang.
"In-instaram?"
"Instagram, goblok!"
"Mataram?"
"INSTAGRAM!"
"Diagram?"
"LO BUDEK YAH?! GUE BILANG INSTAGRAM!!" kesal Damar.
"Se-sebentar, Dam." lelaki tadi mengangkat tangannya ke telinga melepaskan earphone yang ternyata menempel di sana sejak tadi. "Iya, kenapa tadi?"
"Lo punya mata buat apa, Dam?! Pajangan? Aksesoris? Bego!" ejek Jagat membuat temannya kikuk.
"Diem lo, Tin! Ketawa lagi, gue hajar lo!" ancam Damar saat melihat Martin tertawa dengan kencang.
"Gak ada yang bajak Instagram gue, jadi mending lo semua diem, sialan!" kesal Achilles.
"Huh? Serius? Gue aja yang mohon-mohon kagak di follback! Lo nge-follow siapa?"
"Eileen," jawab Leon yang sedari tadi hanya diam.
"Oh kesayangan si bos!" sahut Damar tanpa sadar. "Huh? Tunggu— Eileen?!"
"Tutup mulut lo, Dam! Jangan bikin gue emosi!" ujar Achilles.
"Ngapa lo diem? Tadi berisik banget kaya kucing mau kawin," ujar Jagat menatap Martin yang duduk di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Teen FictionPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...