"Aku sudah merasakan rasanya diabaikan, karena itu aku tidak bisa mengabaikan orang lain."— Eileen Shura Brawijaya.
Dua koper besar hitam berada di ruang tengah seakan menarik perhatian orang yang lewat. Anehnya bukan hanya ada dua koper saja di sana, tetapi satu lelaki yang berdiri sembari bersedekap dengan gaya angkuhnya.
"Apaan nih?" tanya Athalla datar.
"Lo gak bisa liat, ini koper lah."
"Ngapain lo ke sini bawa-bawa koper?"
"Bokap belum kasih tau lo?" respon Achilles berpindah duduk di salah satu sofa. "Mulai hari ini, gue tinggal di sini."
"Lo bercanda?" tanya Athalla dengan dengusan tidak percaya.
"Gue bukan pelawak, dan gue gak suka bercanda sama lo." Achilles melirik sinis pada saudara tirinya.
Athalla yang tersulut emosi langsung mencengkram kerah baju Achilles sampai membuat lelaki itu berdiri. Ia menatap saudara tirinya dengan begitu mengerikan, seakan ia ingin menghabisinya saat itu juga. Belum lagi Achilles yang justru dengan santai menanggapinya dengan wajah datar tanpa ekspresi sama sekali. Hal itu semakin membuat Athalla meradang.
"Lo bilang gak sudi tinggal bareng sama anak haram kaya gue kan?! Ngapain lo tiba-tiba balik ke sini?!" bentak Athalla.
"Ini rumah gue, kenapa lo yang marah hah? Sadar diri, kalaupun ada yang harus keluar dari sini, itu lo sama nyokap lo," ujar Achilles.
Cengkeraman tangan Athalla semakin mengeras, namun tidak ada ekspresi kesakitan sama sekali di wajah Achilles. "Jangan buat gue jadi orang yang nekad, Achilles! Kalau lo berani nyakitin nyokap gue lagi, gue bakal habisin lo!"
Kali ini api kemarahan muncul di mata Achilles. Saudara tirinya ini masih mengira jika dia ingin menyakiti Ibunya karena ketidaksengajaan masa lalu. Ia akui jika ia memang sangat membenci wanita itu, tetapi tidak pernah terpikir sama sekali olehnya ingin membunuh dia.
Kecelakaan di tangga saat itu karena memang lantainya licin akibat tumpahan air oleh salah satu pelayan. Kebetulan ia sedang ada di rumah saat itu karena Ayahnya memanggilnya. Lalu saat di tangga, ia bertemu wanita itu ingin turun dan terpeleset. Sungguh, saat itu bahkan Achilles reflek ingin menolong tetapi justru terlambat.
"Gue udah bilang bukan gue yang dorong nyokap lo, sialan!" bentak Achilles mendorong Athalla dengan keras sampai menjauh beberapa langkah.
"Lo pikir gue harus percaya sama orang yang benci nyokap gue, hah?! Sekali lagi lo ngelakuin itu, gue bakal bales lo berkali lipat sakitnya dari nyokap gue!" ancam Athalla.
"Lo ngancam gue?!" tanya Achilles tersenyum sinis.
Saat ia ingin membalas Athalla lagi, Achilles melihat Ibu kandung lelaki itu datang tergesa dengan pelayan di belakangnya. Pasti dia sudah mendengar tentang putranya yang tengah beradu mulut dengan Achilles. Melihat kesempatan itu, membuat Achilles jadi ingin semakin menggila.
Dia mencekal leher Helena yang ingin menghampiri Athalla dengan sekali gerakan. Achilles mengampit leher wanita itu dengan lengannya. Tidak terlalu keras memang, hanya sebuah gerakan ringan tetapi itu membuat Athalla justru bereaksi seperti orang kesetanan.
"APA YANG LO LAKUIN, BERENGSEK! LEPASIN NYOKAP GUE!" bentak Athalla ingin menerjang Achilles, namun dengan cepat berhenti saat ia melihat vas bunga yang diambil Achilles dan ditodongkan ke kepala Ibunya.
"A-Achilles ...," ujar Helena ketakutan.
"Tuan muda, tolong jangan lakukan itu!" ujar pelayan yang ada di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/233628937-288-k268585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Fiksi RemajaPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...