Hai!
Jangan lupa buat vote dulu yaa, habis itu komen juga boleh :)
Enjoy!
***
"Bukan masa lalu yang kubenci, melainkan orang yang menyebabkan kenangan buruk itu." — Achilles Julian Mahendra.
Achilles tengah berbaring di kasurnya saat seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia yang tadi masih memegang ponsel langsung berdiri untuk membukakan pintunya.
Di depan sana terdapat asisten rumah tangganya atau bisa dibilang orang yang mengasuh Achilles sejak kecil. Ia juga memanggil wanita paruh baya itu dengan sebutan Ibu, jika dibanding dengan umur Ibu kandungnya, memang sebenarnya asisten rumah tangganya jauh lebih tua.
"Kenapa, Bu?" tanya Achilles dengan tubuh shirtless karena sudah terbiasa.
"Ada tamu, den."
"Tamu? Siapa?"
"Itu— Nyonya Eliza."
Seketika mata Achilles menyorot dengan begitu dingin. Mendengar nama wanita itu saja sudah membuat darah dalam dirinya seakan mendidih. Sudah dua tahun lebih wanita itu tidak pernah datang menemuinya, lalu sekarang dia datang kembali.
"Suruh dia pulang, Bu."
"Ibu udah suruh Nyonya Eliza masuk, sekarang ada di ruang tamu. Aden temui Nyonya dulu yah?"
"Ibu gak ingat terakhir kali dia Dateng ke sini apa yang terjadi? Dia ke sini cuma butuh uang!"
"Den, jangan begitu. Coba temui Nyonya dulu, jangan berburuk sangka."
"Bukan Achilles yang berburuk sangka, tapi Ibu yang selalu berpikir positif saat kenyataannya gak begitu!"
"Den, ayo! Temui Mama dulu," bujuk asisten rumah tangganya, Bu Darmi.
"Ibu selalu keras kepala,"
"Kita sama, Den."
Achilles menghela nafasnya, ia mengambil kaos dari dalam lemari sebelum kemudian turun untuk menemui wanita yang memberinya kehidupan tetapi juga memberikannya kesakitan.
Saat ia sampai di ruang tamu, wanita dengan pakaian modis serta gaya angkuh tengah duduk di sofa. Mata wanita itu terpejam sembari menghilangkan kedua tangan di depan dada. Melihat bagaimana caranya duduk, seperti ini adalah rumahnya. Jika saja bukan karena asistennya, sampai kapanpun ia tidak akan mengijinkan wanita ini masuk ke dalam rumahnya.
"Kamu gak mau memberi salam ke Mama?" ujar wanita bernama Eliza Dalton, yang sebelumnya adalah Eliza Mahendra.
"Ngapain lo ke sini?"
"Jaga bicaramu!"
"Jangan banyak bacot! Ngapain lo ke sini? Duit lagi?"
Eliza membuka matanya dan menatap putranya yang masih berdiri dengan tajam, "apa sesulit itu mengucapkan kata Mama?"
"Kata apa itu? Sejenis makhluk hidup atau benda mati?" ujar Achilles datar.
"Apa kamu lupa kalau Mama yang melahirkan kamu?! Gimana bisa kamu berbicara seperti itu saat dulu Mama mempertaruhkan nyawaku untuk—"
"Lo cuma melahirkan gue dan setelah itu membuang gue selama hampir seumur hidup gue! Berhenti dibalik kata mempertaruhkan nyawa, sialan!" bentak Achilles.
"JANGAN MEMBENTAKKU!!"
Teriakan itu benar-benar keras sampai Bu Darmi yang mendengarnya ikut khawatir melihat mereka dari kejauhan. Pertemuan pertama mereka setelah dua tahun ternyata sama saja seperti sebelum-sebelumnya, selalu berakhir dengan pertengkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles
Teen FictionPendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka bersiaplah bertemu dengan sang malaikat pencabut nyawa dari geng itu. Achilles Julian Mahendra, siswa...