41.

26 9 0
                                    

"jangan pernah serang kepalanya"















Minhyuk berjalan dalam keadaan bingung, ia masih belum paham untuk apa semua ini. Tidak ada yang menjelaskan secara terperinci tentang apa yang akan terjadi. Sambil berjalan ia melihat ke pinggir, pada Jurang dalam yang di dasarnya ada sungai deras.

"ah apa benar dia yang akan menantang Tuan Muda"

"lihat badannya saja lebih kecil dari Tuan Muda kita"

"aku tak yakin dia biasa jadi Alpha"

"tunggu dia itu tadi mengenakan anting perak"

"benar bagiamana bisa dia di tindik dengan perak"

"memang apa yang aneh dengan perak" gumam Minhyuk. Ia melirik ke sekeliling memperhatikan semua yang masih berbisik-bisik, hingga tanpa sadar ia telah sampai di tebing datar yang benar-benar terlihat seperti gelanggang bertarung.

Minhyuk mentap lurus pada pria yang lebih tinggi darinya dan sepertinya juga lebih tua.

Senyum tipis tercerak jelas di wajah Moonbin, ia diam-diam menelisik Minhyuk dari bawah hingga atas.

"Jadi dari mana kita mulai" ucap Moonbin, ia berjalan semakin dekat dan Minhyuk justru semakin mundur. Lagi-lagi Moonbin hanya tersenyum lalu menutup matanya dan seluruh tubuhnya bercahaya.

Mata Minhyuk menyipit, silau dengan cahaya Moonbin hingga ketika cahaya itu meredup seekor Wolf besar melompat ke arahanya.

Sraaak....

Moonbin yang mengambil bentuk Wolfnya dengan bulu sebersih salju dan mata sedingin es, menatap dalam iris gelab Minhyuk. Ia mengelilingi lalu menyerang bahu kanan Minhyuk.

Buk....

Hampir kena, jika Minhyuk tak dengan cepat memukul ulu hati Moonbin. Ia menghela kasar, saat merasakan nyeri dan dingin pada kepalan tangannya 'kaya mukul dinding es tebal' Minhyuk melihat dan benar saja, telapak tangannya sudah membeku.

Drap...

Drap...

Drap...

Bruk....

Moonbin berlari menerjang Minhyuk dan mengunci kedua bahunya. Kali ini, kali pertama Minhyuk merasa terintimidasi, cakar Moonbin semakin dalam menusuk bahu Minhyuk, ia mendesis merasakan tulang bahunya remuk.

Crak....

"Aaaksssssh!!!" Minhyuk berteriak ketika cengkraman pada bahu kannya di cabut paksa "sssthhh" sambil mendesis Minhyuk berusaha mencari sesuatu untuk di jadikan senjata.

Duk...

Kepala Moonbin di pukul batu membuat cengkraman pada bahu kiri Minhyuk terlepas. Ia bangkit, masih sempoyongan akibat rasa sakit di seluruh tulangnya.

"hah... ha... hahss" Minhyuk berusaha mengatur nafas dan menahan rasa sakitnya.

Duk...

Moonbin menerjang Minhyuk lagi lalu menghantamkan kepalanya ke batu 'sudah selesai' batin Moonbin ketika Minhyuk tak bergerak lagi.

Sampai asap hitam mengepul dari seluruh tubuh Minhyuk, menelan tubuh itu hingga tak lagi terlihat.

Moonbin menjauh dengan posisi siaga, ia paham yang terjadi saat ini bukan hal yang baik.

"aaaaaarrggghhhh!!"

Teriakan menggema, semua yang ada di sana terlonjak kaget dan tanpa sadar mengambil bentuk wolf mereka di sertai posisi menyerang.

Tap...

Tap...

Tap...

Minhyuk muncul dari balik asap dengan bentuk Wolf segelap malam dan iris bercahaya yang melebihi bulan, taringnya mencuat tajam dengan geraman amarah "berani sekali kau"

"selamat datang" sapa Moonbin.

Drap....

Drap....

Craak.....

Sangat cepat, Moonbin bahkan tak tau kapan Minhyuk mulai bergerak ke arahnya dengan cepat dan tanpa suara, punggungnya terasa terbakar bekas goresan cakar Minhyuk.

Minhyuk tersenyum tipis lalu berbalik menghadap Moonbin. Mereka mulai berlari dan saling menghantamkan kepalanya.

Duaaak.....

Trang....

Trang....

"Graaawngghhhh...."

"Geeer......."

"auuuunggghhh"

Cakar beradu, kedua Wolf itu saling menjatuhkan berusaha untuk mengunci tubuh lawannya, geraman provokasi terus keluar menyalurkan amarah dan harga diri yang selalu di junjung tinggi.

Buuaaam....

Minhyuk dan Moonbin sama-sama terpental menghantam pinggiran tebing saat sihir mereka bertemu, 'seimbang' itu yang di fikirkan para Wolf di sana, Wolf kesayangan dan yang di benci dewi bulan memiliki kemampuan yang hampir sama.

Moonbin bangkit lebih dulu di susul Minhyuk yang tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan cahaya bulan.

"aaaaungghhhh!" Minhyuk mengaum nyaring, tanda ada yang tidak beres di sekitarnya dangan kepala yang terus ia arahkan kesana kemari seolah tak bisa melihat apa-apa.















Jinwoo mengernyit bingung lalu melihat ke arah sekelompok tetua di tebing paling tinggi, ia mundur perlahan setelah menatap kedua orangtuanya juga sang kakek, kemudian mengambil bentuk Wolfnya dan menghilang.

TBC.













Hai....
Senin kemaren aku lupa up lagi hiks...
Maapinn....

Btw gimana mv one nyaa ekhe, sensasinya sedep" mantap wkwwkwkk
Bangga banget mereka bisa bawain warna baru dengan luar biasa, kaya tema mv itu udah sering di pake. Padahal baru pertama kali kaaan...

Semangat streming sama vote nya... kita kasi win buat Astro....

Ok terakhir aku doble up

Ok terakhir aku doble up

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Bonus...

Salam hangat Aroha Gina💜

ALPHA [Complete]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora