72.Black Alpha.

11 4 4
                                    

"Hei, temui lah" Minhyuk menepuk pundak Dongmin dan duduk tepat di sampingnya.

"tidak Alpha, biar ia menemukan Matenya yang lain di sini" Dongmin menggeleng.

Menghela tipis, Minhyuk kembali mencoba "dia tak akan menemukan siapa pun selain dirimu. Bicaralah dan jika memang tidak bisa maka selesai malam ini, Delta kau bisa mengatur para Wariors dan sekarang waktunya mengatur hatimu sendiri"

Dongmin pun melangkah, ia merasa apa yang di katakan Minhyuk benar, tidak seharusnya ia terikat dan hilang kendali atas hatinya sendiri.

Kehadiran Dongmin di sambut senyum senang oleh Dogyung. Ia segeran menjabat tangan Delta yang terkenal jarang bicara itu.

"apa kabar Delta?" sapanya ramah.

"sangat baik Alpha, ku harap kalian pun baik-baik saja" balas Dongmin tak kalah ramah.

Dogyung lantas tersenyum pada Lunanya lalu kembali melihat Dongmin.

"bersenang-senanglah, mari Beta" Dogyung pergi di ikuti Lunanya dan seorang Pria yang tidak terlalu di kenali Dongmin.

"kau tidak ikut?" tanya Dongmin heran, bukankah tadi Lua juga di ajak.

"Dia hanya mengajak Luna dan Betanya" jawab Lua menimbulkan raut bingung namun setelah menyadari sesuatu Dongmin mundur selangkah.

"tunggu dulu" ia kembali mendekati Lua. "jadi kau melepasnya?" tanya Dongmin hati-hati.

"iya Delta, aku melepasnya" Lua mengangguk pasti.

"tidak, jangan seperti ini, kenapa semudah itu" Dongmin tak terima dan di sisi lain ia juga merasa bersalah.

Lua menggeleng "dia telah mengalahkan ku, juga telah lulus dalam berbagai ujian yang di buat Alpha" ucapnya menjelaskan.

"jadi jangan merasa bersalah" Lua meyakinkan.

Dongmin segera mendekap Lua erat, ada kepastian dan kejujuran dalam nada suara nya hingga ia tak perlu ragu lagi.

Cup..

"Astaga pipi sangat lembut dan manis" puji Dongmin ketika mencuri satu kecupan pada wajah Lua.

"Hei sejak kapan kau bisa seperti ini" Lua berucap jengkel sekaligus malu.

Dongmin tak menjawab dan kembali mendekap Lua, hanya ini yang ia butuhkan sekarang, menikamati kembang api yang akhirnya meletus di antar mereka.










****

"kau sengaja ya, hadir dengan cara deramatis seperti itu. Cari perhatian ha?" Suyeon berucap ketus.

Segera senyum Jinwoo mengembang, "kau camburu Nona, aku hanya ingin membuat mu terpana dan sepertinya aku berhasil" ucapnya yakin.

"jangan mengada-ada, aku tak terpengaruh apa pun" jawab Suyeon segera.

"Benarkah, padahal aku hendak mengajak mu pergi dari kurungan itu" Jinwoo menatap lekat Suyeon.

"iya Nona, tidak ada lagi jurang api di antara kita. Aku tidak akan terbakar saat berusaha menemui mu dan kau pun tidak akan hancur saat berusaha menggenggam tangan ku" Jinwoo mengelus lembut kepala Suyeon.

"benarkah? Apa yang ku mimpikan tidak akan terjadi" Suyeon membalas tetapkan Jinwoo, berusaha mencari ke bohongan di sana.

"tidak akan terjadi Nona, kini kita bisa berlari bersama" Ucapnya tegas.

Jinwoo menaikan tanganya "buktikanlah"

Perlahan Suyeon menyelipakan jarinya di antara sela jari Jinwoo, merasakan hangat yang perlahan menjalar ke kulit dinginya. Dan menatap Jinwoo, memastikan Pria itu tak merasakan sakit apa pun.

ALPHA [Complete]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora